Motivasi Dakwah
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Agama ialah sistem norma yang mengatur manusia dengan yang lainnya,
sebuah sistem nilai- yang memuat norma-noma tertentu. Secara umum norma-norma
tersebut menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku. Pengaruh
agama dalam kehidupan individu memberi kemantaapan batin, rasa bahagia, rasa
terlindung, rasa puas, dalam hali ini agama dalam kehidupan individu selain
menjadi motivasi juga merupakan harapan. Psikologi Dakwah merupakan ilmu yang
mengkaji tentang gejala-gejala yang berhubungan dengan interaksi sosial
kemasyarakatan antara da’i dan mad’u. Oleh karena itu dalam diri manusia selalu
terdapat beberapa elemen yang layak untuk kita ketahui bersama, guna
mempermudah kita sebagai makhluk sosial dalam bermasyarakat dalam hal ini
motivasi dakwah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan motivasi dakwah ?
2.
Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi perilaku
bermotivasi ?
3.
Apa saja bentuk-bentuk motivasi dakwah ?
4.
Bagaimana proses munculnya tingkah laku bermotivasi ?
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Motivasi Dakwah
Terdapat banyak
pendapat tentang pengertian motivasi, berikut adalah beberapa pengertian
motivasi menurut para ahli, diantaranya:
a.
Indriyo Giitosudarmo dan Nyoman Sudita berpendapat yang
dimaksud dengan motivasi adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang
yang menggerakkan, mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tugas tertentu.
b.
Robbins dan Coulter berpendapat motivasi adalah
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan
individu tertentu.[1]
c.
Robert Heller menyatakan bahwa motivasi adalah
keinginan untuk bertindak.
d.
McShane dan Von Glinow mengatakan motivasi sebagai
kekuatan dalam diri orang yang memengaruhi arah (direction), intensitas
(intensity), dan ketekunan (persistence) perilaku suka rela.
Berdasarkan uraian
diatas maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu adalah suatu kebutuhan yang
mendorong seseorang untuk berbuat “sesuatu”. Adanya kebutuhan ini menyebabkan
orang bertingkah laku tertentu dalam usahanya mencapai suatu tujuan.[2]
Berikut
adalah pengertian istilah dakwah menurut para ahli :
a. Prof.
Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai upaya mengajak umat
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan
untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.
b. Syaikh
Ali Makhfudz memberikan definisi dakwah yaitu mendorong manusia agar berbat
kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyeru mereka berbuat kebaikan dan mencegah
kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
c. Prof.
Dr. Hamka berpendapat bahwa dakwah adalah seruan panggilan untuk menganut suatu
pendirian yang pada dasarnya berkonotasi positif dengan substansi terletak pada
aktivitas yang memerintahkan amar ma’ruf nahi munkar.[3]
Dari
penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
motivasi dakwah adalah dorongan dalam diri seseorang dalam usahanya untuk
memenuhi keinginan, maksud dan tujuan dalam mengajak manusia dengan cara yang
bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT untuk
kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan juga di akhirat. Jika dalam
proses dakwah jaminan rasa aman dapat direalisasikan dalam bentuk situasi dan
kondisi kehidupan di lingkungan masyarakat dimana dakwah sedang dilangsungkan,
maka masyarakat dengan mudah akan terdorong untuk menerima bahkan menaruh
simpati serta mengaktualisasikan ke dalam perilaku pribadinya. Akan tetapi
sebaliknya jika malah menimbulkan atau mengundang ancaman dari luar, maka sudah
pasti mereka akan menolak bahkan antipati terhadap kegiatan dakwah. Dan seorang
da’i diharapkan mampu menggerakkan atau menimbulkan kekuatan dalam diri mad’u
dan memimpin mad’u untuk bertindak sesuai dengan ajaran-ajaran agama yang
disampaikan.
B. Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Perilaku Bermotivasi
Motivasi
seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
1. Faktor
Internal, faktor yang berasal dari dalam diri individu terdiri atas:
a. Persepsi
individu mengenai diri sendiri
Seseorang
termotivasi atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses
kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan
mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak.
b. Harga diri
dan prestasi
Faktor ini
mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi
pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status
tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk
berprestasi.
c. Harapan
Adanya
harapan-harapan akan masa depan yang merupakan informasi objektif dari
lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan
merupakan tujuan dari perilaku.
d. Kebutuhan
Manusia
dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi
secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan
mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan
dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
e. Kepuasan
kerja
Lebih
merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai
goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
2. Faktor
Eksternal, faktor yang berasal dari luar diri individu terdiri atas:
a.
Jenis dan sifat pekerjaan
Dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan
tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu
untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini
juga dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek
pekerjaan dimaksud.
b.
Kelompok kerja dimana individu bergabung
Hal ini mendorong atau mengarahkan perilaku individu
dalam mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi
ini dapat membantu individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran,
kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan
dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.
c.
Situasi lingkungan pada umumnya
Setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan
rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya.
d.
Sistem imbalan yang diterima
Imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari
objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi
atau dapat mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang
mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian imbalan dapat
mendorong individu untuk berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang
sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.[4]
C. Bentuk-Bentuk
Motivasi Dakwah
Handari
Nawawi membedakan dua bentuk motivasi kerja, kedua bentuk tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Motivasi
intrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja
yang bersumber dari dalam diri pekerja sebagai individu, berupa kesadaran
mengenai pentingnya atau manfaat akan pekerjaan yang dilaksanakannya. Dengan
kata lain motivasi ini bersumber dari pekerjaan yang dikerjakan, baik karena
mampu memenuhi kebutuhan atau menyenangkan, atau memungkinkan mencapai suatu
tujuan, maupun karena memberikan harapan tertentu yang positif dimasa depan.
Misalnya pekerja yang bekerja secara berdedikasi semata-mata karena merasa
memperoleh kesempatan untuk mengaktualisasikan atau mewujudkan dirinya secara
maksimal.
2.
Motivasi ekstrinsik
Motivasi ini adalah pendorong kerja
yang bersumber dari luar diri pekerja sebagai individu berupa suatu kondisi
yang mengharuskannya melaksanakan pekerjaan secara maksimal. Misalnya
berdedikasi tinggi dalam bekerja karena upah yang tinggi, jabatan yang terhormat
atau memiliki kekuasaan yang besar, pujian, hukuman dan lain-lain. Di
lingkungan suatu organisasi terlihat kecenderungan penggunaan motivasi
ekstrinsik lebih dominan daripada motivasi intrinsik. Kondisi itu terutama di
sebabkan tidak mudah untuk menumbuhkan kesadaran dari dalam diri pekerja,
sementara kondisi kerja disekitar lebih banyak mengiringinya daripada
mendapatkan kepuasan kerja yang hanya dapat dipenuhi dari luar dirinya. Dalam
kondisi seperti tersebut di atas maka diperlukan usaha-usaha mengintegrasikan
teori-teori motivasi, untuk dipergunakan secara operasional di lingkungan
organisasi. Bagi para manajer yang penting adalah memberikan makna semua teori,
agar dapat di pergunakan secara praktis dalam memotivasi para bawahannya.[5]
D. Proses
Munculnya Tingkah Laku Bermotivasi
Menurut
Winardi proses motivasi diawali dengan timbulnya keinginan, adanya kebutuhan
dan munculnya berbagai harapan atau expectancy. Hal ini akan mengakibatkan
timbulnya ketegangan-ketegangan (tensi) pada diri individu yang dianggap kurang
menyenangkan. Dengan anggapan bahwa perilaku tertentu dapat menghilangkan
ketegangan-ketegangan yang dirasakan sehingga orang yang bersangkutan melakukan
suatu perilaku. Perilaku tersebut diarahkan kepada tujuan untuk mengurangi
kondisi ketegangan yang dirasakan. Dimulainya perilaku tersebut menyebabkan
timbulnya petunjuk-petunjuk yang memberikan umpan balik (informasi) kepada
orang yang bersangkutan tentang dampak perilakunya. Hal ini dapat dilihat lebih
jelas pada gambar berikut.[6]
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi
dakwah adalah dorongan dalam diri seseorang dalam usahanya untuk memenuhi
keinginan, maksud dan tujuan dalam mengajak manusia dengan cara yang bijaksana
kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah SWT untuk kemaslahatan dan
kebahagiaan mereka di dunia dan juga di akhirat.
B. Saran
Penulis
berharap dengan adanya makalah ini, dapat memenuhi mata kuliah Psikologi Dakwah
dengan baik dan benar. Di sisi lain, penulis juga berharap dengan adanya
makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat baik bagi mahasiswa
maupun kalangan akademika pada khususnya.
Kami
menyadari dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang konstruktif sangat saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dan berikutnya agar dapat menjadi yang lebih baik lagi.
[1] Komang
Ardana, dkk, Perilaku
Keorganisasian, Edisi kedua,
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, hlm.30
[2] Wibowo, Perilaku dalam Organisasi, Edisi 1 cet.1, Jakarta: Rajawali
Pers, 2013, hlm.109-110
[3] Dr.
Wahidin Saputra, M.A., Pengantar Ilmu
Dakwah, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.1.
[4] Anonim, Faktor-Faktor yang Memengaruhi Motivasi, (14
April 2013), Sumber : http://rumahkemuning.com/2013/04/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-motivasi/
diakses pada tanggal 23 Oktober pukul 19:27.
[5] Nanang
Budianas, Pengertian Motivasi dan Bentuk
Motivas,i (4 Februari 2013), Sumber
: http://nanangbudianas.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-motivasi-dan-bentuk-motivasi.html
diakses pada tanggal 23 Oktober 2015 pukul 14:20.
[6] http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24783/4/Chapter%20II.pdf
0 komentar:
Post a Comment