Peran Sistem Informasi Manajemen Dakwah terhadap Lembaga Dakwah
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Sistem
informasi merupakan suatu sistem yang mampu menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi penggunanya, atau sebuah sistem untuk menyediakan informasi
guna mendukung operasi, manajemen dalam suatu organisasi secara terintegrasi.
Pengembangan
dan pengelolaan sistem informasi dewasa ini membutuhkan keterlibatan banyak
pihak di dalam organisasi, jika dibandingkan peran dan keterlibatanya pada
periode-periode yang lalu. Begitu juga dengan sistem informasi manajemen dakwah
dalam organisasi dakwah yang sangat terikat dan menguntungkan. Sebagaimana
sudah disampaikan dengan meningkatnya kecenderungan organisasi berteknologi
digital, maka sistem informasi di dalam organisasi dapat meliputi jangkauan
yang semakin luas hingga kepada masyarakat, instansi pemerintahan lainnya, dan
bahkan informasi mengenai perkembangan politik terakhir.
Satu
alasan mengapa sistem informasi memainkan peran yang sangat besar dan
berpengaruh di dalam organisasi adalah karena semakin tingginya kemampuan
teknologi komputer dan semakin murahnya biaya pemanfaatan teknologi komputer
tersebut. Berikut ini akan dijelaskan peran sistem informasi manajemen dakwah
dalam lembaga dakwah.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.Apa
yang Dimaksud Sistem Informasi Manajemen Dakwah ?
2.Bagaimana
Peran Sistem Informasi Manajemen dalam Organisasi ?
3.Bagaimana
Peran Sistem Informasi Manajemen Dakwah dalam Lembaga Dakwah ?
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sistem Informasi Manajemen Dakwah
Berdasarkan
buku “Sistem Informasi untuk Manajemen Modern”, sistem informasi manajemen dakwah adalah
suatu kelompok orang, seperangkat pedoman dan petunjuk, peralatan pengolah data
(seperangkat elemen) memilih, menyimpan, mengolah dan mengambil kembali data
(mengoperasikan data dan barang) untuk mengurangi ketidakpastian pada
pengambilan keputusan (mencari tujuan bersama) dengan menghasilkan informasi
untuk manajer pada waktu mereka dapat menggunakannya dengan paling efisien
(menghasilkan informasi menurut waktu rujukan).
Syopiansyah
Jayaputra mendefinisikan sistem informasi manajemen sebagai kumpulan dari
sistem manajemen atau sistem yang menyediakan informasi yang bertujuan
mendukung operasi manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi
yang cenderung berhubungan dengan pengolahan informasi yang berbasis pada
computer dengan mempertimbangkan informasi apa, untuk siapa, dan kapan harus
disajikan.[1]
Sedangkan
definisi dari Gordon B. Davis, sistem informasi manajemen adalah sistem manusia
atau mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung operasi manajemen dan
fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi.
Berdasarkan
pengertian-pengertian diatas pengertian sistem informasi manajemen dakwah adalah
kumpulan komponen/subsistem informasi yang saling berhubungan dan
mendistribusikan informasi untuk mengambil keputusan untuk pengelolaan sebuah
organisasi/aktifitas dakwah. Sistem informasi manajemen dakwah juga dapat
didefinisikan sebagai sistem informasi dalam manajemen dakwah yang disusun
dengan mempergunakan prosedur-prosedur yang formal, dengan tujuan memberikan
informasi yang relevan kepada manajer baik itu informasi internal maupun
informasi eksternal pada seluruh fungsi organisasi yang bersangkutan, sehingga
pengambilan keputusan dapat dilakukan secara efektif.
B. Peran
Sistem Informasi Manajemen dalam Organisasi
Manajemen
tidak dapat mengabaikan sistem informasi karena sistem informasi memainkan
peran yang kritikal di dalam organisasi. Sistem informasi ini sangat
mempengaruhi secara langsung bagaimana manajemen mengambil keputusan, membuat
rencana, dan mengelola para pegawainya, serta meningkatkan sasaran kinerja yang
hendak dicapai, yaitu bagaimana menetapkan ukuran atau bobot setiap
tujuan/kegiatan, menetapkan standar pelayanan minimum, dan bagaimana menetapkan
standar dan prosedur pelayanan baku kepada masyarakat. Oleh karenanya, tanggung
jawab terhadap sistem informasi tidak dapat didelegasikan begitu saja kepada
sembarang pengambil keputusan. Semakin meningkat saling ketergantungan antara
rencana strategis instansi, peraturan dan prosedur di satu sisi dengan sistem
informasi (software, hardware, database, dan telekomunikasi) di sisi yang
lainnya.
Perubahan
di satu komponen akan mempengaruhi komponen lainnya. Hubungan ini menjadi
sangat kritikal manakala manajemen ingin membuat rencana ke depan. Aktivitas
apa yang akan dilakukan lima tahun ke depan biasanya juga sangat tergantung
kepada sistem apa yang tersedia untuk dapat melaksanakannya. Sebagai contoh,
peningkatan produktivitas kerja para pegawai sangat tergantung pada jenis dan
kualitas dari sistem informasi organisasi. Perubahan lain dalam hubungan sistem
informasi dengan organisasi adalah semakin meningkatnya cakupan dan ruang
lingkup dari sistem informasi dan aplikasinya.[2]
Peran baru sistem informasi manajemen dalam organisasi dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Inisiasi
dan perancangan sistem informasi strategis.
2. Perencanaan,
pengembangan dan pengendalian infrastruktur.
3. Menggabungkan
internet dan e-commerce kedalam bisnis.
4. Mengelola
integrasi sistem, termasuk internet, intranet dan extranet.
5. Kerjasama
dengan tingkat eksekutif dalam menjalankan bisnis.
6. Mengelola
outsourcing.
7. Secara
proaktif menggunakan pengetahuan bisnis dan teknologi untuk menggali ideide
inovatif tentang TI.
8. Menciptakan
aliansi bisnis dengan vendor dan IS Department dalam organisasi lain.
9. Menyediakan
lingkungan komputasi yang baru.
10. Sebagai
tambahan dari fungsi tradisioanl : pengelolaan keamanan sistem, pengembangan
dan perawatan, operasional komputer.[3]
Kemampuan
ini dapat digunakan untuk mendesain ulang dan mempertajam organisasi, mentransfer
struktur organisasi, ruang lingkup organisasi, melaporkan dan mengendalikan
mekanisme, praktik-praktik kerja, arus kerja, serta produk dan jasa. Pada
akhirnya, proses bisnis yang dilakukan secara elektronis membawa organisasi
lebih dikelola secara digital, yang membawa dampak pada hal-hal sebagai
berikut:
a. Organisasi
semakin ramping. Organisasi yang gemuk dan birokratis lebih sulit untuk
mengikuti perubahan yang pesat dewasa ini, kurang efisien, dan tidak dapat
kompetitif. Oleh karenanya, banyak model organisasi ini sekarang dirampingkan,
termasuk jumlah pegawainya dan tingkatan hirarkis manajemennya.
b. Pemisahan
pekerjaan dari lokasi. Teknologi komunikasi telah mengeliminasi jarak sebagai
satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam pekerjaan.[4]
C. Peran
Sistem Informasi Manajemen Dakwah dalam Lembaga Dakwah
Berdasarkan
peran sistem informasi manajemen dalam organisasi diatas, hal ini membuktikan
bahwa keberadaan sistem informasi membawa dampak positif bagi kemajuan atau
perkembangan dakwah. Kegiatan dakwah
kini tidak hanya dilakukan oleh perorangan, tetapi juga dengan berjamaah,
dengan maraknya organisasi dakwah, maka dapat dipastikan bahwa da’i sangat memerlukan akan adanya sistem informasi dakwah. Dengan adanya sistem
informasi manajemen dakwah, kegiatan
dakwah akan lebih terarah dan terukur keberhasilannya.[5]
Melihat pemakaian teknologi dari umat, seperti
penggunaan telepon selular dan internet, kegiatan dakwah juga harus
mampu memaksilakan media-media tersebut. Para da’i dan lembaga dakwah harus mampu merencanakan, menjalankan, mengontrol, dan mengevaluasi kegiatan dakwahnya yang berbasis teknologi informasi.
Dengan adanya sistem informasi, kita dapat
melaksanakan komputasi numerik, bervolume besar, dan dengan kecepatan yang
tinggi, menyediakan komunikasi dalam dan antar organisasi, menyimpan organisasi
yang mudah diakses, meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Dakwah
yang dulu hanya bisa disampaikan melalui tabligh, seiring dengan kemajuan
teknologi kini berkembang bahwa dakwah tidak terbatas sampai dunia tabligh ,
tetapi bisa disampaikan melalui media internet walaupun satu ayat. Oleh karena
itu, sistem informasi manajemen dakwah memiliki peran yang sangat penting,
yaitu :
1.
Sistem informasi manajemen dakwah merupakan
sarana dan alat untuk menggambarkan secara faktual mengenai kondisi dan situasi
internal maupun eksternal lembaga dakwah.
2.
Sistem informasi manajemen dakwah, membantu
untuk memaksimalkan setiap fungsi-fungsi atau bidang manajemen
lembaga dakwah.
3.
Sistem informasi manajemen dakwah
dapat membantu lembaga dakwah untuk melaksanakan kegiatan dakwah yang
objektif dan tentunya agar dawah tidak monoton dan kaku.
4.
Dakwah perlu
penyiaran, maka dari itu dalam
menyiarkan risalah keagamaan tidak cukup dengan khutbah di atas panggung.
Mengingat masyarakat yang sudah mengenal teknologi. Maka dalam berdakwahpun
harus menggunakan komputer sebagai pusat informasi.
5.
Dengan
adanya sistem Informasi manajemen dakwah ,
lembaga dakwah menjadi sarana komunikasi yang
efektif. Dakwah merupakan kegiatan komunikasi, sehingga ketika dalam berdakwah
akan lebih efektif jika melibatkan komputer dan teknologi informasi.
Semakin
berkembangnya sistem informasi manajemen dakwah telah menghasilkan jaringan
komunikasi yang kuat yang dapat digunakan lembaga dakwah untuk melakukan akses
informasi dengan cepat dari berbagai penjuru dunia serta untuk mengendalikan
aktivitas yang tidak terbatas pada ruang dan waktu. Jaringan-jaringan ini telah
mentransformasikan ketajaman dan bentuk aktivitas lembaga, menciptakan
dasar-dasar dakwah untuk memasuki era digital. Jaringan yang terluas dan
terbesar yang digunakan adalah internet. Hampir setiap orang di seluruh dunia
ini, baik yang bekerja di dunia sains, pendidikan, pemerintah, maupun kalangan
pebisnis menggunakan jaringan internet untuk bertukar informasi atau melakukan
transaksi bisnis dengan orang atau organisasi lain di seluruh dunia. Internet
menciptakan platform teknologi baru yang universal. Teknologi internet ini
mampu mempertajam cara bagaimana sistem informasi digunakan dalam bisnis dalam
kehidupan sehari-hari khususnya lemabaga dakwah.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem
Informasi Manajemen Dakwah ialah kumpulan komponen/subsistem informasi yang
saling berhubungan dan mendistribusikan informasi untuk mengambil keputusan
untuk pengelolaan sebuah organisasi/aktifitas dakwah.
Sistem
informasi sangat mempengaruhi secara langsung bagaimana manajemen mengambil
keputusan, membuat rencana, dan mengelola para pegawainya, serta meningkatkan
sasaran kinerja yang hendak dicapai, yaitu bagaimana menetapkan ukuran atau
bobot setiap tujuan/kegiatan, menetapkan standar pelayanan minimum, dan
bagaimana menetapkan standar dan prosedur pelayanan baku kepada masyarakat
Sistem
informasi sangatlah tepat jika dijadikan media untuk mengembangkan misi dakwah.
Karena dengan tidak melakukan tabligh akbar pun kita bisa menyebarluaskan
dakwah ini kepada masyarakat dunia. Oleh karenanya, sistem informasi manajemen
berbasis dakwah akan sesuai digunakan dalam lembaga dakwah. Dengan adanya sistem
Informasi manajemen dakwah ,
lembaga dakwah menjadi sarana komunikasi yang
efektif. Dakwah merupakan kegiatan komunikasi, sehingga ketika dalam berdakwah
akan lebih efektif jika melibatkan komputer dan teknologi informasi
B. SARAN
Penulis
berharap dengan adanya makalah ini, dapat memenuhi mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen Dakwah dengan baik dan benar. Di sisi ain, penulis berharap makalah
ini dapat dijadikan bahan bacaan yang barmutu, baik bagi kalangan mahasiswa
maupun kalangan akademika pada umumnya sebagai motivasi atau inspirasi dalam
mengembangkan kreatifitasnya.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk lebih
menyempurnakan makalah ini dan seterusnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
“Sistem Informasi Manajemen”. 2012. http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/02/Makalah-SIM-kel-2-kelas-C.pdf,
diakses pada tanggal 23 april 2015.
Pratiwi, Agita. “Ruang Lingkup dan
Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Dakwah”. 2014. http://agitapratiwimda2011.blogspot.com/2014/01/ruang-lingkup-dan-perkembangan-sistem.html.
diakses pada tanggal 23 april 2015.
Putra, Syopiansyah Jaya &
Subiyakto, Aang. Pengantar
Sistem Informasi. (Jakarta,
UIN Jakarta Press, 2006).
Stutono, Djoko. “Sistem Informasi
Manajemen”. 2007. http://www.perpustakaan.kemenkeu.go.id/FOLDERDOKUMEN/KT_SIM.pdf
, diakses pada tanggal 23 april 2015.
[1]
Syopiansyah Jaya Putra, Aang Subiyakto. Pengantar
Sistem Informasi. (Jakarta,
UIN Jakarta Press, 2006), hal. 82
[2] Djoko
Sutono, Ak, “Sistem Informasi Manajemen”, diakses dari http://www.perpustakaan.kemenkeu.go.id/FOLDERDOKUMEN/KT_SIM.pdf ,pada tanggal 23 april 2015
pukul 20:24.
[3] Anonim, “Sistem Informasi Manajemen”, diakses dari http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/02/Makalah-SIM-kel-2-kelas-C.pdf, pada tanggal
23 april 20:37.
[4] Djoko Sutono, Ak, “Sistem Informasi
Manajemen”, diakses dari http://www.perpustakaan.kemenkeu.go.id/FOLDERDOKUMEN/KT_SIM.pdf ,pada tanggal 23 april 2015
pukul 20:24.
[5] Agita
Pratiwi, “Ruang Lingkup dan Perkembangan Sistem Informasi Manajemen Dakwah”,
diakses dari http://agitapratiwimda2011.blogspot.com/2014/01/ruang-lingkup-dan-perkembangan-sistem.html,
pada tanggal 23 april 2015 pukul 20:44.
0 komentar:
Post a Comment