Perilaku Kelompok dalam Organisasi
A. PENDAHULUAN
Berbicara mengenai perilaku organisasi berarti
membahas tentang perilaku manusia. Manusia adalah pendukung utama setiap
organisasi apapun bentuknya. Perilaku manusia yang berada dalam suatu kelompok
atau organisasi adalah awal dari perilaku organisasi itu.
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap
hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok
merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Hampir pada umumnya manusia yang
menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat
kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu.
Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat
kerja, seringnya berjumpa, adanya kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah
kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam organisasi.
Perilaku di dalam organisasi berasal dari dua sumber
yaitu individu dan kelompok. Perilaku kelompok adalah semua kegiatan yang
dilakukan dua atau lebih manusia yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan
saling bergantung untuk menghasilkan prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan
diri. Dalam pembahasan kali ini pemakalah akan menjelaskan berbagai materi dalam
perilaku kelompok, yaitu ciri-ciri kelompok, pengertian kelompok dari berbagai
perspektif dan tahap-tahap perkembangan kelompok.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
pengertian perilaku kelompok?
2.
Bagaimana
pengertian kelompok dari berbagai perspektif?
3.
Apa
saja bentuk-bentuk kelompok?
4.
Bagaimana
tahap-tahap perkembangan kelompok?
C. PEMBAHASAN
1. Pengertian Perilaku Kelompok
Perilaku merupakan suatu fungsi dari interaksi antara
individu dengan lingkungannya.[1]
Sedangkan kelompok merupakan dua individu atau lebih yang berinteraksi dan
saling bergantung, bergabung untuk mencapai sasaran tertentu (Robbins, 2003:
292).
Perilaku adalah semua yang dilakukan seseorang. Bentuk
perilaku seseorang adalah semua yang aktifitas, perbuatan dan penampilan diri
sepanjang hidupnya. Bentuk perilaku manusia adalah aktifitas individu dengan
relasinya dalam lingkungannya.
Jadi, definisi dari pengertian perilaku kelompok
adalah suatu aktifitas yang dilakukakan oleh seorang individu dengan yang
lainnya untuk mendapatkan aspirasi anggota, berinteraksi dari setiap individu
dan saling bergabung untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
2. Pengertian
Kelompok dari Berbagai Perspektif
Menurut Greenberg
dan Baron, perilaku kelompok merupakan kumpulan dari dua individu atau
lebih yang berinteraksi yang memelihara pola hubungan yang stabil, berbagai
tujuan bersaama, dan merasakan diri mereka adalah sebuah kelompok.
Menurut Robbins
dan Judge, perilaku kelompok merupakan sebagai dua atau lebih individu,
berinteraksi dan saling bergantung yang datang bersama untuk mencapai sasaran
tertentu.
Menurut Gibson,
Invencenvich, Donnelly dan Konopaske, perilaku kelompok adalah dua atau
lebih pekerja yang berinteraksi satu sama lain dengan cara yang perilaku dan
atau kinerja anggota yang dipengaruhi oleh perilaku dan atau kinerja anggota
lain. [2]
Dari beberapa pandangan diatas, kesimpulan definisi
dari kelompok adalah dua orang atau lebih individu yang saling berinteraksi
untuk mencapai tujuan bersama, yang dipengaruhi oleh perilaku atau kinerja
orang lain.
3. Bentuk-bentuk Kelompok
Kelompok dapat berbentuk kelompok formal atau formal group, ataupun merupakan kelompok
informal atau informal group.
Kelompok formal dibentuk organisasi, sedangkan kelompok informal dibentuk oleh
kawan atau mereka yang mempunyai kepentingan bersama.[3]
Kelompok formal (formal
group) dapat diartikan sebagai kelompok yang diciptakan oleh keputusan
manajerial untuk mencapai tujuan organisasi. Kelompok ini terdiri dari kelompok
komando dan kelompok tugas. Kelompok komando (command group) yaitu adanya rantai komando dari pimpinan ke yang
dipimpin, maka perintah pemimpin haruslah dikerjakan. Sedangkan kelompok tugas (task group) bersifat komunal dan
kebersamaan dalam menyelesaikan tugas secara bersama-sama.[4]
Kelompok informal (informal
group) terbentuk secara alamiah dalam lingkungan kerja yang muncul sebagai
tanggapan atas kebutuhan akan kontak sosial. Tipe interaksi diantara individu
secara informal sangat mempengaruhi perilaku dan kinerja mereka (Robbins dan
Judge, 2011: 310). Kelompok informal dibagi menjadi dua, yaitu kelompok minat
dan kelompok persahabatan. Kelompok minat (interest
group) yaitu beberapa individu sengaja berkelompok karena mempunyai
kesamaan minat dan kepentingan. Sedangkan kelompok persahabatan (friendship group) yaitu beberapa
individu berkelompok karena terdapat kecocokan dan itu menimbulkan kesenangan
dan kegembiraan sehingga mendorong orang untuk mengulangi dengan membuat
kelompok.
4. Tahap-tahap Perkembangan Kelompok
Pengembangan kelompok bisa berjalan dalam 2 arah
positif dan negatif. Kita mempelajari perilaku kelompok ini dengan tujuan untuk
dapat mengembangkan kelompok ke arah yang positif dan menghindari arah
pengembangan yang negatif.
Pengembangan kelompok juga dalam mendirikan dan
membesarkan kelompok, ada 5 tahap pengembangan yang dikemukakan oleh Bruce W.
Tuckman, dalam jurnal Pycological
Bulletin, June 1965, yaitu:
a) Tahap Forming (pembentukan). Tahap ini merupakan tahap awal pengembangan
kelompok, dimana tindakan awal atau percobaan para anggota mulai menciptakan
pola-pola hubungan dengan pimpinan, rekan kerja, aturan permainan dan
norma-norma kelompok. Secara singkat pada tahap inilah mulai diletakkan pola
dasar perilaku kelompok.[5]
b) Tahap Storming (keributan). Pada tahap kedua ini, kelompok mengalami konflik,
dimana perbedaan pendapat dalam mencapai tujuan terjadi. Tiap anggota mulai
menunjukkan pribadinya masing-masing, menunjukkan ketidakpuasan terhadap
keadaan kelompok dan bahkan tugas-tugas mulai terbengkalai.
c) Tahap Norming (pengaturan norma). Setelah keributan terjadi, akan mendorong terbentuknya
aturan dan tata tertib. Struktur kelompok akan semakin solid dan
akrab karena norma bahkan budaya yang
telah disepakati bersama.
d) Tahap Performing (melaksanakan). Tahap ini memperlihatkan fungsi kelompok berjalan
dengan baik dan optimal. Peranan seseorang anggota menjadi lebih luwes dan
fungsional, maksudnya keinginan anggota untuk saling membantu anggota lain,
sementara masing-masing tetap berusaha melaksanakan tugasnya sebaik-baiknya.
e) Tahap Adjourning (pengakhiran). Pada tahap terakhir ini seluruh anggota kelompok
berusaha mempertahankan kondisi yang ada, karena anggota anggota merasa nyaman
dengan kondisi yang ada.[6]
5.
Ciri-ciri kelompok
Dewasa
ini orang makin yakin bahwa dinamika kelompok memainkan peranan penting dalam
performa keoraganisasaian. Akibatnya adalah timbul suatu gerakan aktif dalam bidang
manajemen. Tujuannya adalah untuk menerapkan pengetahuan behavioral guna
membentuk proses-proses kelompok dan hubungan-hubungan antar kelompok demikian
rupa hingga mereka membantu mempertinggi efektifitas keorganisasian
Adapun ciri-ciri
kelompok yang efektif sebagai berikut :
1.
Para anggota kelompok trsebut sangat
tertarik pada kelompok, dan mereka bersikap loyal terhadap anggota-anggotanya
dan termasuk didalamnya pihak pimpinan kelompok.
2.
Para anggota dan pemimpin kelompok
tersebut memiliki kepercayaan dan keyakinan tinggi pada diri mereka masing-masing.
3.
Nilai-nilai dan tujuan-tujuan kelompok
merupakan suatau integrasi da ekspresi dari nilai-nilai relevan dan
kebutuhan-kebutuhan anggotanya.
4.
Seluruh aktivitas interaksi, pemecahan
masalah, pengambilan keputusan kelompok tersebut berlangsung dalam suasana
saling bantu membantu. Saran-saran, komentar, ide-ide, informasi kritik
semuanya disajikan dengan tujuan saling membantu kelompok.
5.
Kelompok yang bersangkutan amat
bergairah untuk mengembangkan potensi penuh para anggotanya.
6.
Kelompok tersebut memahami nilai
konformitas yang bersifat konstruktif dan diketahui kapan hal itu akan
digunakan untuk maksud tertentu.
7.
Terdapat motivasi kuat diantara
masing-masing anggota kelompok untuk berkomunikasi penuh dan jujur, sehubungan
dengan informasi yang bersifat relevan dan bernilai bagi aktivitas-aktivitas
kelompok tersebut.
8.
Para anggota memiliki perasaan pasti
dalam pengambilan keputusan yang oleh mereka dianggap tepat.[7]
D. KESIMPULAN
Pengertian kelompok adalah dua individu atau lebih
yang berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai
tujuan tertentu.
Sedangkan perilaku merupakan suatu fungsi dari
interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Sedangkan definisi dari Perilaku kelompok adalah semua
kegiatan yang dilakukan dua atau lebih manusia yang berinteraksi dan saling
mempengaruhi dan saling bergantung untuk menghasilkan prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan
diri.
Pengembangan kelompok ada 5 tahap pengembangan yang
dikemukakan oleh Bruce W. Tuckman, dalam jurnal Pycological Bulletin, June 1965.
a. Tahap Forming (pembentukan).
b. Tahap Storming (keributan).
c. Tahap Norming (pengaturan norma).
d. Tahap Performing (melaksanakan).
e. Tahap Adjourning (pengakhiran).
E. PENUTUP
Dengan
mengucap Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Penulis telah
berusaha keras demi terwujudnya tugas
yang sempurna, namun demikian kelemahan di sana sini tentulah masih ada. Oleh
karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran konstruktif
dari para pembaca, sehingga terjadi suatu sinergi yang pada akhirnya
membuat pikiran ini bisa lebih disempurnakan lagi di masa yang akan datang. Dan
semoga tugas
ini dapat bermanfaat dan menambah khazanah keilmuan kita.
Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Iwa Garniwa , Herman Sofyandi, Perilaku Organisasional. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007).
J. Wenardi. Manajemen Perilaku Organisasi.(Jakarta:
Kencana, 2009)
Thoha, Miftah. Perilaku
Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007)
Wibowo, Perilaku dalam Organisasi,
PT. RajaGrafido Persada, (Jakarta: 2013).
Wahjono Imam Sentot, Perilaku Organisasi. (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2010).
[1]
Miftah Thoha. Perilaku Organisasi
Konsep Dasar dan Aplikasinya. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007).
Hlm 34
[2]
Prof. Dr. Wibowo, S.E., M.Phii., Perilaku
dalam Organisasi, PT. RajaGrafido Persada, (Jakarta: 2013. Hlm 163-164
[5] Herman
Sofyandi dan Iwa Garniwa. Perilaku
Organisasional. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007). Hlm 131
0 komentar:
Post a Comment