December 16, 2014

Oposisi dalam Logika

OPOSISI
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah : Logika
Dosen pengampu : Dedi Susanto S.Sos.I,M.Si
Disusun Oleh :
Zahrotu Millah            (131311117)


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015

I.                   LATAR BELAKANG
Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat. Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur .Ilmu di sini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal[1]. Setelah kita mempelajari proposisi kini kita telah sampai pada permasalahan kedua dalam oposisi yaitu dua pernyataan yang berlawanan ke duanya menginformasikan permasalahan yang sama .

II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian oposisi?
2.      Apa saja macam-macam oposisi?
PEMBAHASAN
    1.   Pengertian Oposisi
Oposisi dalam ilmu logika  diartikan dengan pertentangan antara dua pernyataan atas dasar pengolahan term yang sama. Pertentangan disini diartikan juga dengan hubungan logis, yaitu hubungan yang didalamnya terkandung adanya suatu penilaian benar salah terhadap dua pernyataan yang diperbandingkan.
Adapun dua pernyataan yang diperbandingkan atau dihubungkan itu dapat juga keduanya berbentuk pernyataan yang terdiri dari satu term, dan dapat juga keduanya berbentuk pernyataan yang terdiri dua trem sebagai subyek dan predikat yang disebut dengan proposisi kategoris[2].

    2.    Macam-macam Oposisi
Oposisi dibedakan menjadi dua macam. Yaitu oposisi satu term (oposisi sederhana) dan dua term (oposisi kompleks)
a.       Oposisi sederhana
Oposisi yang berupa hubungan  logis antara dua pernyataan tunggal atas dasar term yang sama. Tetapi perbedaan dalam kualitas dan kuantitas. Term satu-satunya disini merupakan predikat.
Contoh:     Semua adalah membaca
                  Ada sebagian yang tidak membaca
Kata membaca sebagai predikat yang tidak mempunyai term sebagai subyek yang saling dihubungkan secara logis dengan bentuk pernyataan yang berbeda. Namun berbeda kualitas dan kuantitas. Kemudian oposisi sederhana ini dibedakan menjadi empat macam yaitu:
1.      Oposisi kontraris yaitu pertentangan antara dua pernyataan universal atas dasar satu term yang sama. Akan tetapi berbeda dalam kualitasnya.
Hukumnya:  a. Bila pernyataan yang satu benar, yang lain pasti salah
  b.Bila pernyataan yang satu salah, maka yang lain dapat juga   benar dan dapat juga salah.
Contoh:  Semuanya adalah menulis
        Semuanya tidak ada yang menulis.
2.      Oposisi Subkontraris yaitu pertentangan antara dua pernyataan particular atas dasar term yang sama, tetapi berbeda dalam kualitasnya.
Hukumnya: a. Bila pernyataan yang satu salah maka yang lain dapat diakui   benar.
b. jika pernyataan yang satu benar maka yang lain dapat benar dan juga dapat salah[3]
Contoh:  Sebagian adalah sarjana Teknik
        Sebagian bukan sarjana Teknik
3.      Oposisi Kontradiktoris yaitu dimana ynag satu menyengkal apa yang diakui oleh yang lain.
Contoh: Semua manusia berfikir
 Beberapa manusia tidak berfikir
Proposisi yang satu memakai “semua” yang lain memakai “beberapa” dan memakai “ada” yang lain “tidak ada” karena itu dalam kontradiktoris yang berbeda ada pada kuantitas (semua, beberapa) dan dalam kualitas (ada, tidak ada). Dalam oposisi ini mempunyai tabiat bila satu salah, yang lain benar. Dan bila yang satu benar yang lain harus salah, tidak mungkin benar keduanya atau salah keduanya.[4]

4.      Oposisi Subalternasi yaitu pertentangan antara dua pernyataan atas dasar satu term yang sama dan berkualitas sama tapi berbeda dalam kuantitasnya. Subalternasi ini dibagi dua yaitu :
§    Sub implikasi, yaitu hubungan logis pernyataan particular terhadap pernyataan universal atas dasar term yang sama serta kualitas sama.
Hukumnya : a. Bila pernyataan particular salah, maka pernyataan universal pasti salah.
b. Bila pernyataan particular benar, maka yang universal tidak dapat diketahui benar atau salah.
Contoh : Sebagian adalah seniman
                                                 Semuanya adalah seniman.
§    Super implikasi, yaitu hubungan logis pernyataan universal terhadap pernyataan particular atas dasar term yang sama serta kualitas yang sama
Hukumnya :a.  Bila pernyataan universal benar, maka yang particular pasti benar
b.  Bila pernyataan universal salah, maka yang particular tidak dapat diketahiu benar atau salah.
Contoh : Semua adalah pemberontak
                                                 Ada sebagian yang memberontak[5]
b.          Oposisi kompleks
Oposisi yang berupa hubungan logis antara dua pernyataan atas dasar dua term yang sama sebagai subyek dan predikat, tetapi berbeda dalam kuantitas atau kualitasnya atau berbeda kedua-duanya atau pertentangan antara dua proposisi kategoris dengan term yang sama dan berbeda dalam satu hal. 
Contoh : Semua peserta bimbingan tes  ingin masuk Perguruan Tinggi Negeri
Ada peserta bimbingan tes yang tidak ingin masuk Perguruan Tinggi Negeri
      Oposisi ini dibagi menjadi tiga, yaitu oposisi parallel, oposisi kontradiktoris, dan eksklusif. Kenapa disebut oposisi parallel, karena proposisi yang satu sejajar dan mengandaikan adanya opossi yang lain. Sedang oposisi kontradiktofis, karena antara proposisi yang satu dengan yang lain saling bertentangan penuh dan dinamakan oposisi eksklusif karena antara dua proposisi yang bertentangan itu saling menyisihkan.
1.       Oposisi Paralel : merupakan hubungan antara dua pernyataan particular dengan dua term yang sama tapi berbeda daam kualitasnya. Dalam pertentangan dua pernyataan particular ini, obyek dari kedua pernyataan itu adalah satu himpunan yang dibagi dua kelompok, yang satu dengan predikat positif (afirmatif) dan yang lain dengan predikat negative. Oleh karena itu pernyataan yang satu mengandalkan adanya pernyataan yang lain.
Hukumnya : a. kebenaran bagi yang satu berarti kebenaran bagi yang lain,     demikian juga kesalahan bagi yang satu berarti kesalahan yang lain.
Contoh :  Ada sebagian pejabat pemerintah yang korupsi
    Ada sebagian pejabat pemerintah yang tidak korupsi
2.      Oposisi kontradiktoris, yaitu merupakan pertentangan antara dua pernyataan kategoris dengan term yang sama. Namun berbeda kuantitas dan kualitasnya. Oposisi kontradiksi disini sama juga dengan oposisi kontradiktoris dan dibahas dalam oposisi sederhana . hukumnya pun sama.
Hukumnya : a. kebenaran bagi yang satu berarti kesalahan bagi yang lain.
b.Demikian sebaliknya, kesalahan bagi yang satu berarti kebenaran bagi yang lain.

Contoh :     Semua Bangsa Indonesia berketuhana YME
    Ada Bangsa Indonesia yang tidak berketuhanan YME
3.         Oposisi eksklusif : merupakan pertentangan antara dua pernyatan universal kategoris ang berbeda kualitas, atas pertentangan dua pernyataan yang berkualitas sama tapi bebeda kuantitas.
Dalam pertentangan-pertentangan pernyataan di atas antara yang satu dengan yang lain saling menyisihkan. Dalam arti tidak mungkin kduanya benar dsan kemungkinan ke-3 jika keduanya salah.
Hukumnya : kebenaran bagi yang satu berarti kesalahan bagi yang lain.  Namun kedua-duanya dapat juga salah.
Contoh :  Semua jaksa adalah sarjana hukum
     Sebagian jaksa adalah sarjana hukum
Bentuk penalaran lain yang ada hubungannya denga oposisi kompleks ialah negasi kontradiksi, dan penyimpulan implikasi. Negasi kontradisi merupakan kelanjutan pertentangan berbentuk kontradiksi yang diingkari, sedangkan penyimplan implikasi merupakan hubungan antara keseluruhan dan bagian yang tidak bertenangan.
a.      Negasi kontradiksi, dua pernyataan yang kontradiksi jika salah satu diingkari akan mewujudkan suatu persamaan arti. Negasi kontradisi dapat juga dinyatakan sebagai bentuk penatanan obverse, yakni penyimpulan langsung dengan jalan menegasikan suatu pernyataan yang berbeda kualitasnya.
Contoh  : “Setiap warga Negara mempunyai kedudukan sama dalam bidang hukum dan pemerintahan.”
Yang sama artinya dengan “tidak ada satupun warga negara yang tidak mendapat kedudukan sama dalam bidang hukum dan pemerintah.”
Dalam contoh diatas kata “tidak ada satupun” berarti “semua”
b.      Penyimpulan implikasi, jika suatu keseluruhan mempunyai sifat tertentu maka bagian dari keseluruhan itu juga mempunyai sifat tersebutdan jika mengingkari maka bagiannyapun mengingkari.
Contoh :  Jika “semua peserta ujian logika dapat nilai baik “maka”, sebagian dari peserta ujian logika dapat nilai baik.
 Perlu diperhatikan, penyimpulan ini bukan untuk dipetentangkan sebagai mana oposisi eksklusif tetapi bagian dari simpulan keseluruhan[6].

PENUTUP
    A.     KESIMPULAN
Oposisi adalah pertentangan antara dua pernyataan atas dasar pengolahan term yang sama. Pertentangan disini diartikan juga dengan hubungan logis, yaitu hubungan yang didalamnya terkandung adanya suatu penilaian benar salah terhadap dua pernyataan yang diperbandingkan.
Oposisi dibedakan menjadi dua macam. Yaitu oposisi satu term (oposisi sederhana) dan dua term (oposisi kompleks). Dalam oposisi sederhana dibedakan menjadi empat yaitu: oposisi kontraris, oposisi sub kontraris, oposisi kontradiktoris, oposisi subalternasi. Sedangkan oposisi kompleks dibagi menjadi tiga yaitu: oposisi pararel, oposisi kontradiktoris, dan oposisi eksklusif.

   B.     SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami susun. Kami sangat sadar makalah kami kurang dari kata sempurna. Kritik dan saran sangat kami nantikan, agar semakin baik dalam penyusunan makalah kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Bakry,Noor Ms. Logika Praktis, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,1986.
Mundiri, Logika, Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
http://id.wikipedia.org/wiki/logika diakses pada tanggal 05 mei 2015 pukul 15.07.

[1] http://id.wikipedia.org/wiki/logika diakses pada tanggal 05 mei 2015 pukul 15.07.
[2] Noor Ms Bakry, Logika Praktis, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,1986, hal. 64.
[3] Noor Ms Bakry, Logika Praktis, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,1986, hal. 66-67.
[4] Mundiri, Logika, Jakarta: Rajawali Pers, 2014, hal.75.
[5] Noor Ms Bakry, Logika Praktis, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,1986, hal. 68-70.
[6] Noor Ms Bakry, Logika Praktis, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,1986, hal. 77-80.

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2015 Baca Online dan Seputar Blog
| Distributed By Gooyaabi Templates