January 01, 2016

Definisi dalam Logika

PENDAHULUAN
       A.    Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan ini setiap individu memiliki pemikiran dan pemahaman yang berbeda. Supaya tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami sesuatu maka setiap orang menbutuhkan definisi untuk menjelaskan suatu istilah. Seperti halnya seorang ilmuwan yang dituntut untuk mampu membuat suatu definisi dari setiap konsep dan mampu bernalar dengan baik.Meskipun disadari, definisi belum mampu menampilkan  sesuatu dengan sempurna sesuai dengan pengertian yang dikandungnya.
Definisi merupakan unsur atau bagian dari ilmu pengetahuan yang merumuskan dengan singkat dan tepat mengenai objek atau masalah. Definisi sangat penting bagi seseorang yang menginginkan untuk sangkup berfikir dengan baik, membuat definisi terlebih dahulu bukanlah hal yang memperpanjang persoalan tetapi justru membuktikan pendidikan seseorang bahwa ia tahu kerangka masalahnya.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai apa itu definisi, bagaimana cara membuat definisi yang baik, apa saja pembagian definisi dan apa tujuan dari pembuatan definisi tersebut.
         B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini antara lain adalah:
  1. Apa yang dimaksud dengan definisi dan apa unsur-unsur nya?
  2. Bagaimana patokan-patokan dalam membuat definisi?
  3. Apa saja yang termasuk dalam macam-macam definisi?
  4. Untuk apa tujuan pembuatan definisi?

PEMBAHASAN
       I.            Pengertian dan Unsur-unsur Definisi
Kata definisi berasal dari bahasa Latin yaitu definere, yang berarti “mengurung dalam lingkup batas-batas tertentu” atau “membatasi”. Dengan demikian definisi adalah penetapan batas-batas pengertian sebuah konsep, secara singkat, tepat, jelas, padat, dan lengkap sehingga konsep yang hendak dirumuskan itu dapat dimengerti secara jelas dan dapat di bedakan dari konsep yang lain.[1]
Definisi juga dapat dikatakan sebagai sebuah pernyataan yang memuat penjelasan tentang arti suatu term (istilah). Definisi terdiri dari: bagian pangkal (definiendum) yaitu sebuah istilah yang harus diberi penjelasan, dan bagian pembatas (definiens) yaitu sebuah uraian mengenai arti dari bagian pangkal. Contoh : Manusia adalah makhluk berakal, dalam definisi tersebut manusia adalah definiendum dan makhluk berakal adalah definiens.[2]
Definisi yang baik harus mencerminkan rumusan yang jelas, singkat, dan lengkap.  Definisi harus mencakup semua unsur mengenai semua soal yang akan didefinisikan. Selain itu, karena definisi bertugas membatasi suatu pengertian secara jelas, singkat, dan padat maka definisi itu mau tidak mau harus mampu membedakan sebuah pengertian dan pengertian yang lainnya.[3]
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa definisi adalah perumusan dari suatu onjek atau suatu hal yang singkat, padat, jelas dan tepat, yang mampu menerangkan apa sebenarnya pengertian dari sesuatu atau objek tersebut, sehingga daat dimengerti dan dibedakan dengan jelas dari semua hal yang lainnya.   


       II.            Patokan Membuat Definisi
Agar pembuatan definisi terhindar dari kekeliruan perlu kita perhatikan patokan berikut :
a.       Definisi tidak boleh lebih luas atau lebih sempit dari konotasi kata yang didefinisikan. Contoh definisi yang luas : merpati adalah burung yang dapat terbang cepat. (Banyak burung yang dapat terbang cepat selain merpati). Contoh definisi yang terlalu sempit : kursi adalah tempat duduk yang terbuat dari kayu, bersandaran dan berkaki. (Banyak juga kursi yang tidak terbuat dari kayu).
b.      Definisi tidak boleh menggunakan kata yang didefinisikan. Definisi yang melanggar patokan ini disebut definisi sirkuler, berputar atau tautologi, atau tahsilul hasil seperti:
i. Wajib adalah perbuatan yang harus dikejakan oleh setiap orang.
ii. Kafir adalah orang yang ingkar.
Perlu kita ketahui bahwa tidak semua pengulangan melanggar patokan ini. Pengulangan seperti dibawah ini diperbolehkan.
i. Amalan wajib adalah perbuatan yang diberi pahala bila dikerjakan dan mendapat siksa bila ditinggalkan.
ii. Hukum waris adalah hukum yang mengatur pembagian harta kekayaan dari seseorang yang telah meninggal.
c.       Definisi tidak boleh memakai penjelasan yang justru membingungkan. Definisi yang melanggar patokan ini disebut definisi obscurum per obscurius artinya menjelaskan sesuatu dengan keterangan yang justru tidak jelas.
d.      Defini tidak boleh menggunakan bentuk negatif. Misal  benar adalah sesuatu yang tidak salah. Tidak semua yang negatif tidak boleh digunakan akan tetapi ada keadaan yang tidak mungkin dihindari bentuk negatif. Misalnya orang buta adalah orang yang indera penglihatannya tidak berfungsi.[4]

       III.            Macam-macam Definisi
Secara garis besar definisi dibedakan menjadi tiga macam, antara lain :
A.    Definisi Nominalis
Definisi nominalis adalah menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lbih umum dimengerti. Jadi sekedar menjelaskan kata sebagai tanda, bukan menjelaskan hal yang ditandai, misalnya nirwana adalah surga. Definisi nominalis terutama dipakai pada permulaan sesuatu pembicaraan, diskusi, perdebatan, dengan mkasud menunjukkan apa yang menjadi pokok pembicaraan, diskusi maupun perdebatan. Definisi nominalis ini dibagi menjadi enam macam yaitu :
1.      Definisi Sinonim
Definisi sinonim yaitu penjelasan dengan memberikan persamaan kata atau memberikan penjelasan dengan kata yang lebih dimengerti, misalnya : dampak adalah pengaruh yang membawa akibat, arca adalah patung. Definisi ini adalah definisi yang paling singkat dan yang digunakan didalam kamus.
2.      Definisi Simbolis
Definisi simbolik adalah penjelasan dengan memberikan persamaan pernyataan berbentuk simbol-simbol. Definisi ini digunakan dalam bidang matematika termasuk juga logika untuk memberikan penjelasan secara simbolis, misal :
(P => Q) ó (-P V Q)
3.      Definisi Etimologis
Definisi etimologis yaitupenjelasan dengan memberikan asal-usulnya kata, misalnya : demokratis dari asal kata “demos” berarti rakyat, “kratos/kratein” berarti kekuasaan/ berkuasa, jadi demokrasi pemerintahan rakyat atau rakyat yang berkuasa.
4.      Definisi Sematis
Definisi sematis yaitu penjelasan tanda dengan suatu arti yang telah dikenal, misalnya: tanda
=>   berarti : jika ............ maka ...........
<=> berarti : bila dan hanya bila
5.      Definisi Stipulatif
Definisi stipulatif adalah penjelasan dengan cara memberikan nama atas dasar kesepakatan bersama. Misal: planet tertentu disebut “mars”. Definisi seperti ini banyak digunakan dalam lapangan ilmu pengetahuan, terutama dalam penemuan hal-hal baru, misal pemberian nama lembah-lembah yang ada di bulan, pemberian nama tumbuh-tumbuhan baru hasil perkembangan.
6.      Definisi Denotatif
Definisi denotatif yaitu penjelasan term dengan cara menunjukkan atau memberikan contoh suatu benda atau yang termasuk dalam cakupan term, misal: tanaman adalah seperti jagung, padi, kedelai, dan sebangsanya. Definisi seperti ini ada dau macam yakni:
a.       Definisi Ostentik, yakni memberikan batasan sesuatu dengan memberikan contoh, misalnya mendefinisikan apakah itu batu krikil, dengan mengambil batu krikil dan kemudian berkata “inilah batu krikil”.
b.      Definisi Enumeratif, yakni memberikan batasan sesuatu term dengan memberikan perincian satu demi satu secara lengkap mengenai hal-hal yang termasuk dalam cakupan term tersebut, misalnya : Propinsi di Indonesia adalah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, dan seterusnya sampai terakhir Timor Timur.
 Dalam Membuat definisi Nominalis ada tiga syarat yang perlu diperhatikan ialah: (1) Apabila sesuatu kata sesuatu kata hanya memiliki sesuatu arti tertentu, hal ini harus selalu dipegang. Juga kata-kata yang sangat biasa diketahui umum, hendaknya dipakai juga menurut arti dan pengertiannya yang sangat biasa. (2) jangan menggunakan kata untuk mendefinisikan jika tidak tahu artinya secara tepat dan terrumus jelas. (3) apabila arti dan pengertian suatu term menjadi suatu objek pembicaraan, definisi nominalis atau definisi taraf pertamanya harus sedemikian rupa sehingga dapat secara tetap diakui oleh kedua pihak yang berdebat.
B.     Definisi Realis
Definisi realis adalah menjelaskan tentang hal-hal yang ditandai oleh suatu term. Jadi bukan sekedar menjelaskan term, tetapi menjelaskan isi yang terkandung dalam term. Definisi realis banyak digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan serta hal-hal yang bersifat teknis. Definisi ini dibagi menjadi dua macam :
1.      Definisi esensia, yakni menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian yang menusun suatu hal. Definisi ini dibedakan menjadi dua yaitu :
a.       Definisi analitis, yakni menunjukkan bagian-bagian sesuatu benda yang mewujudkan esensinya. Definisiini disebut juga definisi esensia fisik, karena dengan cara analisis fisik. Misalnya “manusia” dapat didefinisikan : suatu subtansi yang terdiri dari badan dan jiwa. Air adalah H2O.
b.      Definisi konotatif, yakni menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri dari jenus dan deferensia. Definisi ini juga disebut definisi essensial metefisik, memberikan jawaban yang berdasarkan dengan menunjukkan predikable subtansinya, misal : manusia adalah hewan yang berakal. Definisi konotatifdicapai melalui tiga langkah :
                                                                    i.            Membandingkan hal yang hendak didefinisikan dengan semua hal-hal lain.
                                                                  ii.            Menunjukkan jenis atau golongan yang memuat hal tadi.
                                                                iii.            Menunjukkan ciri-ciri yang memperbedakan hal tadi dari semua hal-hal lain yang termasuk golongan yang sama.
2.      Definisi deskriptif
Definisi deskriptif yaitu penjelasan dengan cara menunjukkan sifat-sifat yang dimiliki oleh hal yang didefinisikan. Definisi ini dibedakan menjadi dua yaitu :
a.       Definisi Aksidental, yaitu penjelasan dengan cara menunjukkan jenis dari halnya dengan sifat-sifat khusus yang menyertai hal tersebut. Misal manusia adalah makhluk sosial.
b.      Definisi Kausal, yaitu penjelasan dengan cara menyatakan bagaimana sesuatu hal terjadi atau terwujud. Misal murtad adalah orang yang berpindah dari suatu agama ke agama lain.
C.     Definisi Praktis
Definisi praktis yaitu penjelasan tentang hal sesuatu ditinjau dari segi penggunaan dan tujuannya yang sederhana. Definisi ini merupakan gabungan dari definisi nomonalis dan definisi realis, namun tidak dapat dimasukkan dalam salah satu diantara keduanya. Misal : filsafat adalah berfikir ilmiah mencari kebenaran hakiki. Definisi ini dibedakan menjadi tiga macam yaitu:
a.       Definisi operasional, yaitu penjelasan suatu term dengan cara menegaskan langkah-langkah pengujian khusus yang harus dilaksanakan atau dengan metodepengukuran serta menunjukkan bagaimana hasil yang dapat dialamati. Definisi ini dibagi menjadi dua macam yaitu :
                                                        i.            Kualitatif : berdasarkan isi dan kekuatan, misal : magnit adalah logam yang dapat menarik gugus besi, emas adalah logam jika diuji secara fisis dan kimiawi ternyata mengandung unsur yang bernilai.
                                                      ii.            Kuantitatif : berdasarkan banyaknya. Misal : panjang adalah jumlah kali ukuran standard memenuhi jarak.
b.      Definisi persuasip, yakni penjelasan dengan cara merumuskan suatu pernyataan yang dapat mempengaruhi orang lain, misal tepat waktu adalah keutamaan dari orang-orang modern. Definisi ini pada hakikatnya merupakan alat untuk membujuk dilakukannya perbuatan tertentu atau untuk membangkitkan emosi seseorang.
c.       Definisi fungsional, yakni penjelasan sesuatu berdasarkan guna atau tujuan, misal :  bahasa adalah pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi.[5]
        IV.             Tujuan Pembuatan Definisi
Menurut Ihromi (1987) ada lima tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang yang membuat definisi. Tujuan itu antara lain adalah:
a.       Tujuan untuk meningkatkan kosa kata
Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali menemukan kata-kata yang tidak lazim sehingga kita tidak mengerti artinya. Dalam hal ini definisi berperan untuk menyelami arti pengertian kata-kata tersebut. Disini jelas bahwa membuat definisi untuk kata-kata tersebut memerlukan penguasaan kosa kata yang sempurna agar apa yang didefinisikan itu menjadi jelas, singkat, dan lengkap. Dengan demikian jelas bahwa dalam membuat definisi tampak kaitannya dengan usaha untuk meningkatkan kosa kata.
b.      Menghilangkan anbiguitas
Kita sering menemukan  beberapa kata yang sama dalam sebuah bahasa yang memiliki arti yang berbeda. Untuk memperjelas arti itu kita membutuhkan definisi.


c.       Memperjelas arti
Memperjelas arti disini berbeda dengan ambigu. Sebuah kata akan dianggap ambigu dalam sebuah konteks tertentu , bila ia memiliki dua arti yang berbeda dan konteks itu tidak dapat membedakan secara jelas arti mana yang dimaksud. Sebaliknya, sebuah kata dianggap tidak jelas bila didalamnya terkandung garis pembatas yang menyulitkan penentuan apakah kata itu dapat digunakan atau tidak.
d.      Memberikan penjelasan sacara teoritis
Dalam hal ini defininisi dapat membuat rumusan yang  epat secara teoritis atau secara ilmiah, untuk menentukan sifat-sifat obyek yang dipelajari. Contoh, seorang ahli fisika mendefinisikan ‘kekuatan’ sebagai hasil dari massa dan akselerasi. Disini jelas bahwa definisi tidak dimaksudkan untuk memperjelas art, melainkan semata-mata untuk menyatakan hukum mekanika Newton kedalam arti kata ‘kekuatan’.
e.       Memengaruhi sikap orang lain
Dalam kehidupan sehari-hari definisi dimaksudkan untuk mempengaruhu sikap orang lain, hal ini dapat kita jumpai dalam berbagai kegiatan. Contoh, pengertian ‘keadilan’ dapat didefinisikan oleh orang-orang tertentu sesuai dengan orientasi polotik danpemikirannya. Keadlan bisa saja diartikan secara politis sebagai ‘sama rasa sama rata’ atau dengan definisi lain sesuai dengan keinginan yang membuat definisi itu sendiri agar orang lain yakin terhadap kpnsep-konsep politiknya.[6]



PENUTUP
    A.    Kesimpulan
Definisi adalah perumusan yang singkat, padat, jelas dan tepat yang mampu menerangkan apa sebenarnya pengertian dari suatu hal itu sehingga dapat dimengerti dan dibedakan dengan jelas dari semua hal lain.
Patokan-patokan yang harus diperhatikan dalam membuat definisi antara lain adalah : (1) definisi tidak boleh terlalu luas atau terlalu sempit dari konotasi kata yang didefinisikan, (2) definisi tidak boleh menggunakan kata yang  didefinisikan, (3) definisi tidak boleh memakai penjelasan yang membingungkan. (4) definisi tidak boleh menggunakan kbentuk negatif.
Secara garis besar definisi dibedakan menjadi tiga yaitu : (1) definisi nominalis (menurut kata atau nama), (2) definisi realis (berdasarkan kenyataan), (3)  definisi praktis ( berdasarkan penggunaan dan tujuannya).
Tujuan pembuatan definisi  adalah untuk meningkatkan kosa kata, untuk menghilangkan ambiguitas, untuk memperjelas arti, untuk memberikan penjelasan secara teoritis, dan untuk memengaruhi sikap orang lain.

    B.     Saran
Dengan adanya makalah ini penulis berharap dapat memenuhi tugas mata kuliah Logika dengan baik. Penulis berharap makalah ini bisa menjadi bacaan dan inspirasi yang baik khususnya mahasiswa dan kalangan akademika. Penulis menyadari makalah ini banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran penulis harapkan untuk memperbaiki makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA
Bakry,Noor Ms.Logika Praktis. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.1986.
Karomani.Logika.Yogyakarta:GRAHA ILMU.2012.
Molan,Benyamin.Logika:Ilmu dan Seni Berpikir Kritis. Jakarta Barat:PT INDEKS.2014.
Mundiri.Logika. Jakarta: Rajawali Pers. 2014.
Surajiyo.Filsafat Ilmu dan Perkembangan di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2010.



[1] Benyamin Molan, Logika: Ilmu dan Seni Berpikir Kritis, Jakarta Barat:PT INDEKS, 2014, hlm.101
[2] Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangan di Indonesia, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010, hlm. 108
[3] Karomani, Logika, Yogyakarta:GRAHA ILMU, 2012, hlm.37
[4]  Mundiri, Logika, Jakarta: Rajawali Pers, 2014, hlm,39-42.
[5] Noor Ms Bakry, Logika Praktis, Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,1986, hlm.32-37
[6] Karomani,Logika, Yogyakarta:GRAHA ILMU, 2012,hlm.40-41

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2015 Baca Online dan Seputar Blog
| Distributed By Gooyaabi Templates