Sejarah Islam Abu Bakar
Setelah
resminya Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasulullah, penyebaran agama Islam di
jazirah Arab dengan cara sembunyi-sembunyi. Ketika
pengikut agama Islam telah banyak dari keluarga
terdekat Nabi dan sahabat, maka turun perintah Allah untuk menyebarkan Islam secara terang-terangan. Namun dalam penyebarannya tidak berjalan
mulus, Rasulullah dalam menyebarkan Islam mendapatkan tantangan dari
suku Quraisy.
Sepeninggal
Rasulullah, kepemimpinan Islam dipegang oleh khulafa’ al-rasyidin.
Pada masa ini Islam mengalami kemajuan yang
sangat pesat, bahkan telah meluas ke seluruh wilayah arab. Meskipun Islam telah berkembang pada masa ini, namun juga banyak mendapat tantangan
dari luar dan dalam Islam sendiri. Di dalam makalah ini akan membahas lebih jauh bagaimana dakwah khalifah Abu
Bakar as-Shiddiq pada masa
pemerintahannya.
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana biografi singkat Abu Bakar ?
2. Bagaimana kekhalifahan Abu Bakar ?
3. Bagaimana perluasan wilayah pada masa Abu Bakar ?
4. Bagaimana gerakan pengumpulan
Al-Qur’an pada masa Abu Bakar ?
PEMBAHASAN
A.
Biografi Singkat Abu Bakar
Nama Abu Bakar
ialah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Tayyim bin
Murah.[1]
Ia lahir di Mekkah dua tahun beberapa bulan setelah tahun Gajah. Rasulullah
SAW. menyifatinya dengan “atiq min an nar”
(orang yang terbebas dari neraka), sehingga dia lebih dikenal dengan nama “Atiq’.
Sedangkan gelar ‘Shiddiq beliau peroleh setelah peristiwa Isra’ Mi’raj
Rasulullah, ketika beliau tanpa ragu-ragu membenarkan kejadian tersebut di saat
orang lain mendustakan dan menganggapnya sebagai hal yang mengada-ada.[2]
Pada masa
jahiliah beliau dikenal sebagai orang yang berakhlak mulia, pandai bergaul,
tidak minum khamr, dan memiliki ilmu
tentang nasab dan berita orang Arab. Setelah Islam tiba, beliau termasuk dalam
deretan orang-orang pertama yang masuk Islam. Beliau memiliki saham besar bagi
perkembangan Islam. Banyak sahabat-sahabat besar masuk Islam karena beliau,
seperti Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin
Ubaidillah.
Abu Bakar
menemani Nabi ketikka hijrah ke Madinah. Beliau tidak pernah absen ikut serta
dalam berperang bersama Nabi SAW. Pada masa mudanya beliau adalah seorang
pedagang. Ketika masuk Islam, modal
besar beliau sebesar empat puluh ribu dirham. Beliau banyak menginfakkan
hartanya untuk kepentingan dakwah, terutama untuk membebaskan orang-orang
tertindak dan budak-budak Muslim. Ketika hijrah, sisa uangnya tinggal lima ribu
dirham, beliau membawanya saat berhijrah dan beliau serahkan pengelolaannya
kepada Rasulullah SAW.
Rasulullah
SAW. mengabarkan berita gembira bahwa tempat Abu Bakar adalah surga. Beliau
adalah teman diskusi Rasulullah, mertua Rasulullah, beliau meriwayatkan hadis
sebanyak 142 hadis. Abu Bakar meninggal dunia pada bulan Jumadil akhir tahun
ke-13 H, dalam usia 63 tahun.
Terdapat
banyak keutamaan Abu Bakar yang terdapat dalam beberapa kitab, beberapa contoh
di antaranya:[3]
1.
Beliau adalah
sahabat Rasulullah di gua dan ketika hijrah
2.
Abu Bakar ialah
sahabat yang paling banyak ilmunya
3.
Kedudukan Abu Bakar
di sisi Rasulullah
4.
Abu Bakar yang
terlebih dahulu masuk Islam dan selalu mendampingi Rasulullah
5.
Iman dan keyakinan
yang tuat
6.
Keberkahan Abu
Bakar dan keluarganya
7.
Berita gembira
untuk Abu Bakar sebagai penghuni surga.
B.
Kekhalifahan
Abu Bakar
Abu Bakar memerintah selama dua setengah tahun, tepatnya dua tahun tiga bulan dua
puluh hari. Dipandang dari hitunngan waktu, memang masa pemerintahan beliau
sangat singkat, tetapi apa yang dicatat Abu Bakar jauh melampaui masa yang
tersedia. Masa-masa pemerintahan Abu Bakar sarat dengan amal dan jihad serta
meninggalkan untuk kita buah yang sangat bermanfaat.
Kekhalifahan Abu Bakar saat memimpin umat Islam dengan menggunakan
prinsip demokrasi.[4]
Demokrasi ialah sistem pemerintahan yang mengakui hak setiap masyarakatnya. Selain
itu, Abu Bakar juga memerintah dengan tegas dan keras kepada orang-orang yang
menyekutukan Allah serta Rasul-Nya.
Di saat amanah pemerintahan baru saja diembankan kepada beliau, tiba-tiba
Madinah dikejutkan dengan gerakan yang menggerogoti sistem Islam yang meluas
hampir ke seluruh Semenanjung Arabia. Bentuk gerakan itu dapat diklasifikasikan
dalam tiga pola:
1. Murtad dari Agama
Mereka ialah orang-orang yang lemah imannya dan masuk Islam hanya sebagai
formalitas. Dimungkinkan mereka merupakan kelompok munafik pada zaman Nabi.
Setiap ada kesempatan menghancurkan kaum muslimin, mereka melakukan gerakan
sebagaimana yang terjadi pada Perang Tabuk dan Bani al-Musthaliq. Mereka tidak
berani terang-terangan melakukan permurtadan diri pada masa Nabi. Hal ini
dikarenakan kuatnya Islam pada masa itu. Oleh karena itu, adanya perahilan
kekuasaan dari Nabi ke Abu Bakar mereka anggap saat yang tepat untuk melakukan
gerakan ini.
2. Gerakan Nabi Palsu
Sebagian
fenomena ini sudah muncul pada masa Nabi, tetapi wafatnya Nabi mereka anggap
sebagai kesempatan untuk tampil terang-terangan. Cukup banyak orang yang bergabung dengan mereka. Di antara isu
yang mereka bawa ialah penolakan kekuasaan di tangan Quraisy dan isu fanatik
kesukuan. Adapun nabi palsu tersebut seperti Musailamah al Kazzab dari Bani
Hanifah, al Aswad al ‘Insi dari Yaman,
Thalhah bin Khuwailid dari Bani Asad dan Sajjah dari Bani Tamim.[5]
3. Pembangkang Zakat
Kelompok ini beranggapan bahwa zakat itu diberikan kepada Nabi SAW.
dengan dalil khitab (objek informasi) dalam ayat tentang zakat
dikhususkan kepada Nabi. Oleh sebab itu, setelah Nabi meninggal hukum tentang
zakat tidak berlaku lagi.[6]
Abu Bakar mempelajari fenomena tersebut dengan saksama dan sampai kepada
kesimpulan bahwa ketiga fenomena tersebut bermaksud untuk menghancurkan Islam
dari akarnya. Akhirnya Abu Bakar memutuskan untuk menghadapi semuua gerakan
tersebut dengan sikap tegas.
C.
Perluasan
Wilayah pada Masa Abu Bakar
Adapun gerakan dakwah yang dirancang Abu Bakar hingga ke luar Jazirah,
yang terbagi:[7]
1.
Bahrain Dan Qatar
Orang Arab mengenal Bahrain sebagai kawasan
yang memanjang dari pantai teluk Arabia di antara Basyrah dan Oman. Sekarang
kawasan Bahrain meliputi negara Kuait, Ihsa, Qatardan Bahrain. Islam masuk
dikawasan ini pada zaman Nabi dengan cara damai, hasil dakwah nabi SAW. Melalui
suratnya kepada raja Mundzir bin Saw’i, penguasa Bahrain saat itu, surat nabi
tersebut dibawa oleh al-‘ala’ bin hadhrami. Adapun isi dari surat tersebut
sebagai berikut:
Dari Muhammad Rasulullah
kepada Al-Mundzir bin Sawi’, salam atas orang yang mengikuti hidayah. amma
baa’d: Sesungguhnya aku mengajak kamu untuk masuk islam. Mari masuk Islam
niscaya kamu akan mendapatkan keselamatan, dan Allah akan memberikan buatmu
pahala masuk islamnya orang-orang yang ada dibawah kekuasaanmu. Dan ketahuilah
bahwa agama yang aku bawa akan sampai ke sesmua orang.”[8]
Mundzir bin Sawi’ lansung masuk islam setelah
menerima surat Rasullah SAW. Yang di ikuti juga oleh sebagian rakyatnya. Bagi
yang belum masuk islam, di minta kepada mereka untuk membayar jizyah.
Rasulullah SAW,juga menulis surat kepada
penduduk Isha’, dan Yamamah, mengajak seluruh penduduk untuk masuk Islam.
Banyak riwayat yang menyebutkan bahwa mayoritas penduduk Arab disana masuk Islam.
Datang pula dua utusan ke kawasan ini menyatakan kedudukannya kepada Rasulullah
SAW, pertama utusan Al-a’sad di bawah pimpinan Amr bin Qois, dan yang kedua utusan
Abdul Qois di bawah pimpinan Jarud al-A’bdi.
Pada masa Abu bakar fitnah riddah juga sampai ke negeri
Bahrain. Abu Bakar mengirim Al-ala’ bin Hadhrami yang memiliki ikatan historis
dengan negri ini untuk memadamkan fitnah riddah (gerakan murtad massal)
di bantu oleh pemimpin Abdul Qois, Jarud al-A’bdi. Hingga pada akhirnya negeri
ini kembali ke penguasaan Islam.
2.
Kuait
Abu Bakar mengutus Kahlid bin Walid untuk
bergerak ke Iraq dan dimulai dari kawasan Iraq yang paling atas, yaitu Ablah
yang terletak di teluk Persia. Beliau berpesan agar bebuat baik dengan penduduk
dan mengajak mereka untuk msuk Islam.
Pasukan bergerak menuju kawasan utara ke arah
selatan negeri Persia dibawah pimpinan Khalid bin Walid dan Mudsanna bin Haritsah
yang telah berangkat sebelum Khalid. Abu bakar mengirim surat kepadanya agar
taat kepada Khalid. Panglima perang yang bergabung dalam pasukan tersebut
adalah Iyad bin Ghanam, Madz’ur bin ‘adi al-‘ijli dan ‘Adi bin hatim.
Penguasa wilayah selatan Iraq yang tunduk
dibawah imperium Persia adalah Hurmus. Khalid bin walid menulis surat kepadnya:
amma ba’ad:” mari masuk islam niscaya kamu akan selamat, atau jika tidak
yakinlah bahwa kamu dan kaummu menjadi ahlu zimmah dan berkewajiban membayar jizyah.
jika kamu menolak ke duanya, maka jangan salahkan kecuali dirimu. Aku telah
membawa sebuah pasukan yang kecintaanya dengan mati sama dengan semangatnya
untuk hidup. Hurmus tidak mengindahkan surat Khalid bahkan bersiap-siap untuk
memerangi kaum muslimin.
Pertempuran dzat
as salasil terjadi di daerah yang sekarang yang dinamakan Kuait dan berakhir
dengan kemenangan dipihak kaum muslimin dan terbunuhnya Hurnus. Akhirnya Islam
memasuki negeri Kuait dan darinya Islam menyebar ke Iraq dan Iran.
3.
Iraq
Selesai menaklukkan Yamamah, Abu Bakar ash-Shiddiq memerintahkan Khalid
bin Walid berjalan menuju Iraq dan memulai penaklukan selat Hindia (Faraj
al-Hindi) yaitu yang populer dengan nama Al-ubullah, kemudian barulah menyisir
Irak dari bawah.
Abu Bakar menginstruksikan kepada Khalid untuk
menarik hati masyarakat dan mendakwahi mereka kepada Islam. Jika mereka tidak
menerima maka ambillah dari mereka jizyah
(pajak perkepala). Dan jika mereka menolak jizyah maka perangilah mereka. Abu bakar berpesan kepada Khalid
agar tidak memaksa seorangpun untuk ikut bersamanya. Dan jangan sampai Khalid
meminta bantuan kepada kaum murtad.
Bersama Mutsni bin
Haritsah Asy Syabani, Khalid bin Walid menaklukkan banyak negeri kembali dengan
membawa kemenangan dan barang rampasan.[9]
4.
Syam
Sebelum wafat, Rasulullah mempersiapkan sebuah
pasukan yang dipimpin oleh Ussamah bin zaid ke Mu’tah dan lokasi terbunuh
bapaknya. Nabi berkata kepadanya:”Bergeraklah kamu dimana bapakmu terbunuh,
tancapkan kaki kuda ke daerah mereka, dan aku mengamanahkan kepadamu untuk
memimpin pasukan ini.”
Tetapi pasukan yang telah dipersiapkan nabi ini
tidak jadi berangkat karena nabi sakit yang mengantarkan beliau menghembuskan
nafas terakhir. Ketika Abu bakar menjadi khalifah, beliau meneruskan rencana
Rasulullah tersebut. Pasukan bergerak ke arah syam dan pulang ke Madinah
setelah kurang lebuh sebulan melakukan manuver-manuver diwilayah Syam.
Barang kali yang membuat
nabi betul-betul bersikeras untuk mengutus Ussamah adalah isyarat dari beliau
untuk mengarahkan kaum muslimin agar menyebarkan dakwah keluar jazirah Arabiah.
Abu Bakar mengerti betul dengan isyarat dari Rasulullah tersebut, sehingga
beliau bergerak cepat mengirim Amr bin Ash, Yazid bin Abi Sufyan, Abu Ubaidah
bin Jarrah dan Syurahbil bin Hasanah besereta pasukan untuk menuju ke berbagai
penjuru negeri Syam, seperti Palestina, Surya, Yordania, dan Libanon. Pada serangan
pertama kaum muslimin tidak mampu menghadapi pasukan romawi yang memilki
perlengkapan dan pasukan yang amat besar. Abu bakar yang selalu mengikuti
perkembangan pertempuran memutuskan untuk memanggil Khalid bin walid yang saat
itu masih berada di wilayah Iraq untuk membantu pasukan yang sudah berada di
Syam.
D.
Gerakan
Pengumpulan Al-Qur’an pada Masa Abu Bakar
Selama peperangan riddah, banyak qari
(penghafal al-quran) yang tewas. karena orang-orang ini merupakan penghafal bagian-bagian
al-quran, Umar cemas jika bertambah lagi angka kematian itu, yang berarti
beberapa bagian lagi dari Al-quran akan musnah.
Karena itu menasehati Abu bakar untuk membuat suatu kumpulan Al-quran. Mulanya khalifah agak ragu
untuk melakukan tugas ini karena tidak menerima otoritas dari nabi, tetapi
kemudian ia memberikan persetujuan dan menugaskan Zaid bin sabit. Dan ini di
riwayatkan juga oleh imam Bukhari dalam sahihnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Buthi,Muhammad Sa’id Ramadhan. Sirah Nabawiyah dari Sejarah Singkat Khilafah Rasyidah. Jakarta:
Rabbani Press. 1997.
Ilahi, Wahyu dan Harjani Hefni.Pengantar Sejarah Dakwah. Jakarta: Kencana. 2007.
Katsir, Ibnu. Al-Bidayah
Wan Nihayah Masa Khulafaur Rasyidin.Jakarta: Darul Haq. 2004.
Syuhada, Harjan, dkk. Sejarah
Kebudayaan Islam. Banten: Bumi Aksara.
2008.
Albar, Jovy. http://kumpulanmakalah2012.blogspot.co.id/2014/12/makalah-strategi-dakwah-abu-bakar. html. Diakses pada tanggal 24 Oktober 2015 pukul 07.30 WIB.
Al-Fakir, Rudi. Makalah
Sejarah Peradaban Islam tentang Abu Bakar. http://rudisiswoyoalfatih.blogspot.co.id/2012/02/makalah-sejarah-peradaban-islam-tentang_05.html. Diakses pada tanggal 23 Oktober pukul 11:02 WIB.
Rohim, Abdur. Makalah
Abu Bakar Ash-Shiddiq. http://rohimzoom.blogspot.co.id/2014/01/
makalah-abu-bakar-ash-shiddiq.html. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2015 pukul 10:35 WIB.
[1]Abdur Rohim,
Makalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, http://rohimzoom.blogspot.co.id/2014/01/makalah-abu-bakar-ash-shiddiq.html , diakses pada tanggal
23
Oktober 2015 pukul 10:35 WIB.
[2]Wahyu Ilahi
dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah
Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 84.
[3]Ibnu Katsir,
Al-Bidayah Wan Nihayah Masa Khulafaur
Rasyidin, (Jakarta: Darul Haq, 2004), hlm. 13-24.
[4]Harjan
Syuhada, dkk, Sejarah Kebudayaan Islam,(Banten:
Bumi Aksara, 2008), hlm. 36.
[5]Rudi
Al-Fakir, Makalah Sejarah Peradaban Islam
tentang Abu Bakar, http://rudisiswoyoalfatih. blogspot.co.id/2012/02/makalah-sejarah-peradaban-islam-tentang_05.html, diakses
pada tanggal 23 Oktober pukul 11:02 WIB.
[6]Wahyu Ilahi
dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah
Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 85.
[7]Wahyu Ilahi
dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah
Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 87-86.
[8]Jovy Albar, http://kumpulanmakalah2012.blogspot.co.id/2014/12/makalah-strategi-dakwah-abu-bakar. html, diakses
pada tanggal 24 Oktober 2015 pukul 07.30 WIB.
[9]Muhammad
Ssa’id Ramadhan al-Buthi, Sirah Nabawiyah
dari Sejarah Singkat Khilafah Rasyidah, (Jakarta: Rabbani Press, 1997),
hlm. 358.
0 komentar:
Post a Comment