June 20, 2015

Perencanaan Manajemen Dakwah

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kerja dakwah dengan segala ciri-cirinya merupakan sarana utama mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil'alamin. Kesempurnaan Islam dan kemanfaatan Islam bagi hidup ini, hanya akan dirasakan apabila mereka yang berada di dalam Islam memahami Islam secara sempurna yang utuh. Hal ini pun menuntut syarat lain, yaitu adanya sekelompok manusia yang bergerak membimbing dan menyebarkan risalah untuk seluruh manusia. Dan semua itu memerlukan perencanaan, organisasi dan pengurusan yang tinggi.
Untuk itu dalam pelaksanaan pengelolaan organisasi dakwah tidak bisa pula kita lepas dari kajian manajemen yang lebih difokuskan lagi kedalam fungsi-fungsi manajemen dalam pelaksanaan dakwah, karena fungsi manajemen merupakan suatu hal yang pokok yang harus dilakukan oleh seseorang dalam pelaksanaan pengelolaan organisasi dakwah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan dalam dakwah islam bukan merupakan sesuatu yang baru, akan tetapi aktivitas dakwah diera modern membutuhkan sebuah perencanaan yang baik dan mejadi agenda yang harus dilakukan sebelum melangkah panjang dalam dakwah selanjutnya. Jadi, dalam makalah ini akan dicoba untuk memaparkan salah satu dari empat fungsi manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan organisasi atau lembaga dakwah yaitu Fungsi Perencanaan Dakwah.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah :
a.       Apa pengertian perencanaan dakwah?
b.      Apa manfaat dari perencanaan dakwah?
c.       Apa saja jenis-jenis perencanaan dakwah?
d.      Apa sasaran dasar sebuah perencanaan?


PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perencanaan Dakwah
Perencanaan dakwah terdiri dari dua kata, yaitu Perencanaan dan Dakwah yang berbeda artinya. Perencanaan  merupakan tugas utama yang harus dilakukan dalam pengelolaan dakwah. Adapun beberapa pengertian Perencanaan menurut Para Ahli, di antaranya:
1.      Menurut Robin, Planning is the proses of determine objectif and assesing the way these objective can best be achived. Artinya, perencanaan adalah proses menentukan tujuan dan menetapkan cara-cara yang terbaik dalam mencapai tujuan.
2.      Menurut G.R Terry, perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang di perlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.[1]
3.      Menurut Sondang, perencanaan adalah usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah di perhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dilakukan dimasa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian perencanaan, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu proses pemikiran terhadap penentuan pekerjaan yang akan dikerjakan untuk waktu kedepannya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kata dakwah ditinjau dari segi bahasa dapat diartikan sebagai panggilan, seruan, atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa arab disebut sebagai mashdar. Sedangkan dari segi istilah terdapat berbagai pendapat yang disimpulkan, bahwa da’wah adalah proses penyelenggaraan usaha atau aktivitas yang dilakukan dengan sadar dan sengaja.[2]
Jadi jika pengertian perencanaan dihubungkan dengan pengertian dakwah, maka dapat diketahui bahwa perencanaan dakwah adalah suatu proses menetapkan tujuan dan menentukan strategi untuk mencapainya dalam dunia dakwah. Atau dengan kata lain, perencanaan dakwah yaitu proses pembuatan strategi guna mencapai tujuan dalam dakwah dan pengembangan rencana aktivitas kerja suatu organisasi dakwah. 
B.     Manfaat Perencanaan Dakwah
Secara umum perencanaan membantu untuk menghindari penundaan-penundaan yang disebabkan oleh kegagalan dalam melaksanakan suatu tindakan, dan untuk mengambil langkah tindakan sedini mungkin atas kegagalan. Jadi, perencanan merupakan sesuatu yang sangat urgen dan dapat memberi manfaat bagi keberhasilan suatu aktivitas dakwah. Adapun manfaat dari perencanaan dakwah antara lain:
1.      Membantu organisasi untuk mengembangkan “fokus” kemudian mengontrol proses. Sebuah organisasi yang memiliki fokus tentu mengetahui apa yang terbaik untuk dilakukan, mengetahui kebutuhan para langganan, mengetahui bagaimana menberi servis terhadap mereka.
2.      Mengembangkan fleksibilitas, membuat menyadari peruabahan apa yang perlu dilakukan, sebuah organisasi yang memiliki fleksibilitas, akan berjalan secara dinamis dengan pandangan ke depan. Ia sanggup mengadakan perubahan dalam rangka meresponsi dan mengantipasi problema-problema dan peluang yang sedang muncul.
3.      Memberikan peluang terhadap pengembangan koordinasi di dalam organisasi di dalam organisasi, sehingga jelas siapa berbuat apa. Semua sub sistem yang ada dengan aneka ragam tujuan objektivitasnya dapat ditata dan dikoordinir sehingga satu sama lain saling menunjang dan membantu sekaligus tidak saling menghalangi.[3]
4.      Dapat memberikan batasan tujuan dakwah sehingga mampu mengarahkan para da’i secara tepat dan maksimal.
5.      Dapat melakukan prediksi dan antisipasi mengenai berbagai problema dan merupakan sebuah persiapan dini untuk memberikan solusi dari setiap problem dakwah.
6.      Dapat melakukan perorganisasian dan penghematan waktu dan pengelolanya secara baik.
7.      Dapat melakukan pengawasan sesuai dengan ukuran-ukuran objektif.[4]
8.      Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.
9.      Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepat.
10.  Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi.[5]
Dengan perencanaan yang matang, maka dapat memantapkan aktivitas dakwah yang terakomodasi. Perencanaan akan mengurangi ketidakpastian dengan mendorong pada da’i untuk melihat ke depan, mengatisipasi perubahan kondisi umat, mempertimbangkan feedback-nya yang kemudian menyusun tanggapan-tanggapan yang tepat.
C.    Jenis-jenis Perencanaan Dakwah
Jenis-jenis perencanaan dakwah meliputi:
1.      Rencana Strategis vs Rencana Opersional
Rencana strategis merupakan rencana yang berlaku bagiseluruh organisasi, yaitu menentukan sasaran umum organisasi dan berusaha menempatkan organisasi tersebut kedalam lingkungannya. Sedangkan rencana operasional adalah rencana yangmenempatkan rincian tentang cara mencapai keseluruhan rencana organisasi.
Letak perbedaan kedua rencana tersebut terletak pada kerangka waktu jangkauan dan mencantumkan rangkaian sasaran organisasi yang telah ditentukan. Posisi dakwah dalam rencana ini adalah mencakup sudut pandang yang lebih luas karena mencakup segala aspek kehidupan. Pada akhirnya, rencana strategis mencakup perumusan sasaran, sementara perencanaan operasional mengasumsikan adanya sasaran. Jadi, rencana operasional merumuskan cara-cara untuk mencapai sasaran tersebut.
2.      Rencana Jangka Pendek vs Rencana Jangka Panjang
Rencana jangka pendek adalah rencana dengan asumsi kerangka waktu paling tidak selama satu tahun. Sedangkan rencana jangka panjang adalah rencana dengan kerangka batas waktu tiga tahun keatas. Untuk jangka menengah adalah periode waktu diatara keduanya. Dalam program organisasi dkwah klasifikasi waktu ni bisa berlangsung sangat fleksibel, disesuaikan dengan kebutuhan umat atau kondisi yang berlaku. Dalam hal ini sebuah organisasi dapat merancang batas waktu berapa saja yang diinginkan untuk tujuan-tujuan perencanaan.
3.      Rencana yang Mengarahkan (directional) vs Rencana Khusus
Rencana khusus adalah sebuah rencana yang dirumuskan denga jelas serta tidak meyediakan ruang bagi interpretasi. Misalnya, seorang manajer dakwah berusaha untuk lebih gencar menggalakkan program dakwahnya, karena melihat kondisi masyarakat tertentu yang mengkhwatirkan. Langkah yang harus dilaksanakan oleh sang manajer tadi dalam menyusun sebuah rencana dengan menetukan prosedurprosedur tertentu, mengalokasikan anggaran, dan menjadwalkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut. inilah yang dimaksud dengan rencana khusus ini terdapat beberapa kekurangan, karena dalam rencana-rencana khusus ini dibutuhkan kemampuan memprediksi tentang segala hal. Oleh karenanya, sebuah manajemen harus fleksibel dalam menanggapi perubahan-perubahan yang sifatnya tak terduga.
Sedangkan pada rencana directional lebih menekankan pengidentifikasian garis-garis pedoman umum. Rencana-rencana itu memberikan fokus, tetapi tidak mengunci para manajer kedalam sasaran khusus atau berupa rangkaian tindakan. Jadi, rencana directional adalah rencana yang fleksibel yang menetapkan pada pedoman umum. Namun perlu diingat sisi negatif dari rencana directional adalah hilangnya kejelasan pada rencana khusus.
4.      Rencana Sekali Pakai
Rencana sekali pakai atau yang biasa disebut dengan “frekuensi penggunaan” adalah rencana yang digunakan sekali saja yang secara khusus dirancang untuk memenuhi kebtuhan-kebutuhan situasi khusus dan diciptakan sebagai respons terhadap keputusan-keputusan yang tidak terprogram yang diambil oleh para manajer. Kebalikan rencana ini adalah rencana tetap, yaitu rencana-rencana tetap ada memberikan bimbingan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam organisasi.[6]



D.    Sasaran Dasar Perencanaan Dakwah
Secara general tugas dari perencanaan yang paling utama dalah menentukan sasaran. Menentukan sasaran yang ingin di capai serta pembagiannya menjadi sasaran-sasaran yang bersifat temporal dan sektoral serta menentukan skala prioritas pelaksanaannya, dapat menjamin hal-hal lain yang tak kalah pentingnya.
Hasil-hasil yang diharapkan dapat dicapai oleh penyelenggaraan dakwah dalam setiap tahapan itulah yang disebut sasaran atau target dakwah. Peranan sasaran bagi penyelenggaraan dakwah adalah penting, maka sasaran yang hendak dicapai haruslah dirumuskan dengan jelas sehingga mudah dipahami oleh setiap orang terutama para pelaku dakwah. Perumusan sasaran dakwah yang tidak jelas dapat berakibat timbulnya kekaburan, penafsiran yang bermacam-macam dan sebagainya. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan kesimpangsiuran dan kekacauan.
Selanjutnya sesuai dengan pentingnya peranan sasaran bagi seluruh tindakan dakwah yang akan dilakukan, maka haruslah diusahakan agar sasaran yang ditetapkan dapat dirumuskan itu benar-benar efektif. Untuk itu ada beberapa faktor yang diperhatikan, yaitu :
1.      Tujuan dakwah
2.      Masalah-masalah yang dihadapi masyarakat
3.      Hasil penyelenggaraan dakwah di masa lampau
Dalam perencanaan dakwah, tujuan yang dimaksud adalah suatu hasil akhir atau titik akhir yang akan dicapai yaitu terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhoi Allah SWT. Sedangkan sasaran yang dimaksud yaitu hasil yang dicapai dari setiap kegiatan-kegiatan untuk mendukung terwujudnya tujuan dakwah. Yang menjadi sasaran dakwah disini adalah manusia yang di dalam dunia dakwah yang disebut mad’u.
Dengan perencanaan yang mantap dan matang dalam pelaksanaan dakwah islam, maka dakwah islamiyah akan berlangsung secara efektif dan efisien. Untuk itu perlu adanya sususan mengenai langkah-langkah perencanaan dakwah, baik untuk masa kini dan masa yang akan datang, baik tentang perumusan sasaran target pencapaian tujuan dakwah, mengenai tindakan dakwah dan prioritas pelaksanaannya, mengenai metode, penjadwalan waktu dan lain lain.



















PENUTUP
A.    Kesimpulan
Perencanaan merupakan sebuah proses yang menentukan cara mengimplementasikan sebuah strategi atau melaksanakan sebuah proyek dengan cara yang efektif. Dengan perencanaan, penyelenggaraan dakwah dapat berjalan secara lebih terarah dan teratur rapi.hal ini dapatlah dapat dipertimbangkan kegiatan-kegiatan apa yang harus mendapat prioritas dan didahulukan dan mana kegiatan-kegiatan yang harus dikemudiankan. Perencanaan dakwah juga diperlukan untuk menentukan mana dipilihnya tindakan-tindakan yang tepat, sesuai situasi dan kondisi.
Perencanaan dakwah mutlak diperlukan. Sehingga pesan-pesan dakwah yang disampaikan para pelaku dapat diterima, bahkan bukan hal mustahil diaplikasikan oleh Mad’unya. Karenanya pula, kegiatan dakwah dapat berjalan efektif dan efisien.
B.     Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat memenuhi mata kuliah Manajemen Dakwah dengan baik dan benar. Di sisi lain, penulis juga berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat baik bagi mahasiswa maupun kalangan akademika pada khususnya.
Saya menyadari dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya.





DAFTAR PUSTAKA
Hani, Handoko T. Manajemen,(Yogyakarta: BPFE,1995).
Hasibuan, Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009).
Prof. Dr. Azhar Arsyad, NA. Pokok-pokok Manajemen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003).
Redi Putra. Manajemen Dakwah Perencanaan Dakwah, http://an-des-gu.blogspot.com/2011/10/v-behaviourldefaultvmlo.html di akses pada 21/03/2015 pada pukul 13.51
Shaleh, A. Rosyid. Manajemen Dakwah Islam, (Yogyakarta: Bilah Bintang, 1977).
Wahidin Saputra. Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012).




[1] Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara), 2009, hlm:249
[2] Shaleh, A. Rosyid, Manajemen Dakwah Islam, (Yogyakarta: Bilah Bintang), 1977, hlm.19
[3] Prof. Dr. Azhar Arsyad, NA. Pokok-pokok Manajemen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 2003, hal 38- 39.
[4] Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), 2012, hlm:291
[5] Handoko, T. Hani, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE), 1995, hlm:81
[6] Shaleh, A. Rosyid, op.cit,hlm:73

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2015 Baca Online dan Seputar Blog
| Distributed By Gooyaabi Templates