October 24, 2014

Dakwah Muhammad Periode Makkah

SIRAH NABAWIYAH
DAKWAH NABI MUHAMMAD PERIODE MAKKAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sirah Nabawiyah
Dosen Pengampu : Agus Riyadi, S.Sos.I,M.S.I.
Disusun Oleh :
Latifatun Istiqomah       131311102
Gabriella                        131311103
Septiana Nuri S.A.                  131311104
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.         LATAR BELAKANG
Jarak antara wahyu pertama dan kedua Rasulullah yang cukup lama yaitu kurang lebih dua setengah tahun lamanya, membuat Rasulullah diliputi perasaan cemas dan khawatir. Akan tetapi ditetapkan hatinya dan beliau terus bertahan menunggu di Gua Hira. Suatu ketika, tiba-tiba terdengar suara dari langit, kemudian beliau menengadah dan tampaklah Malaikat Jibril a.s. yang duduk disebuah kursi, menggantung antara langit dan bumi sehingga beliau menggigil ketakutan dan pulang kerumah. Sesampainya dirumah, beliau meminta Siti Khadijah agar menyelimutinya. Dalam keadaan berselimut itulah Malaikat Jibril datang dan menyampaikan wahyu Allah yang kedua yang berbunyi :
يا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ(1) قُمْ فَأَنْذِرْ (2) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (3) وَثِيابَكَ فَطَهِّرْ (4) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ (5) وَلا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (6) وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ (7)
Artinya : 1). Hai orang yang berselimut 2). Bangunlah, lalu berilah peringatan! 3). Dan Tuhanmu agungkanlah! 4). Dan pakaianmu bersihkanlah, 5). Dan perbuatan dosa tinggalkanlah, 6). Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. 7). Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah .
(QS.Al-Mudatsir-1-7)
Setelah turunnya wahyu ini, tugas Rasulullah jelas adalah untuk mengajak umat manusia menyembah Allah SWT.[1] Pada masa Rasulullah, masyarakat kota Makkah masih menyembah berhala-berhala yang disucikan dan peribadatan terhadap Ka’bah.  Hal ini membuat dakwah Rasulullah terbagi menjadi beberapa periode.
1.2.    RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana strategi dakwah Rasulullah di Kota Makkah ?
2.      Apa materi dakwah Rasulullah di Kota Makkah ?
3.      Bagaimana dakwah Rasulullah periode rumah tangga ?
4.      Bagaimana dakwah Rasulullah periode keluarga ?
5.      Bagaimana dakwah Rasulullah periode konfrontasi ?
6.      Bagaimana dakwah Rasulullah periode kekuatan ?
7.      Bagaimana dakwah Rasulullah periode kesedihan ?
8.      Bagaimana reaksi kaum Quraisy terhadap dakwah Rasulullah ?

1.3.    TUJUAN MASALAH
1.      Untuk mengetahui strategi apa saja yang terbagi dalam dakwah Rasulullah di Kota Makkah.
2.      Untuk mengetahui materi dakwah Rasulullah di Kota Makkah.
3.      Untuk mengetahui dakwah Rasulullah periode rumah tangga.
4.      Untuk mengetahui dakwah Rasulullah periode keluarga.
5.      Untuk mengetahui dakwah Rasulullah periode konfrontasi.
6.      Untuk mengetahui dakwah Rasulullah periode kekuatan.
7.      Untuk mengetahui dakwah Rasulullah periode kesedihan.
8.      Untuk mengetahui reaksi kaum Quraisy terhadap dakwah Rasulullah.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1.         STRATEGI DAKWAH PERIODE MAKKAH
Setiap periode memiliki tahapan tersendiri dan kekhususan masing-masing. Kita bisa membagi dakwah Rasulullah di Kota Makkah menjadi 2 periode menurut strateginya, yaitu :
·         Dakwah secara sembunyi-sembunyi.
·         Dakwah secara terang-terangan.
A.    Tahapan dakwah secara sembunyi-sembunyi.
Tahapan dakwah ini berlangsung selama 3–4 tahun. Mengingat Kota Makkah sudah memiliki keyakinan dan adat yang kental dalam masyarakat mereka yang sudah berlangsung secara turun menurun, tentu tidaklah mudah bagi Rasulullah untuk memperbaiki keadaan mereka.  Dalam kondisi seperti ini, tindakan yang paling bijaksana adalah memulai dakwah secara sembunyi-sembunyi, agar penduduk Makkah tidak kaget  menghadapi sesuatu yang mengganggu mereka. Selain itu, dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, untuk menghindari tindakan buruk orang-orang Quraisy.
Awal dari dakwahnya, beliau menyerukan dakwah kepada keluarga satu atap dahulu yaitu Siti Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah. Kemudian sahabat karibnya Abu Bakar Ash-Siddiq. Dan dengan perantara Abu Bakar, banyak orang-orang yang memeluk agama Islam yang diberi gelar As Saabiquunal awwalun.[2] Orang-orang tersebut antara lain : Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdurrahman bin ‘Auf, Thalhah bin ‘Ubaidillah, Abu ‘Ubaidillah bin Jarrah, Arqam bin Abil Arqam, Fatimah binti Khaththab (adik Umar bin Khaththab r.a.) beserta suaminya Said bin Zaid Al ‘Adawi dan beberapa penduduk Makkah lainnnya dari kabilah Quraisy.[3]
Mereka mendapatkan ajaran agama Islam dirumah Arqam bin Abil Arqam dalam Kota Makkah ketika orang yang menganut Islam lebih dari tiga puluh lelaki dan wanita yang kemudian bertambah menjadi sekitar empat puluhan orang. Wahyu diturunkan sedikit demi sedikit lalu berhenti setelah turunnya awal surat Al-Muddatstsir. Diantara wahyu yang pertama-tama turun adalah perintah shalat.
Ibnu Hajar menuturkan bahwa sebelum Isra’, Rasulullah dan sahabat sudah pernah shalat. Tetapi ada perbedaan pendapat, adakah shalat yang diwajibkan sebelum ada kewajiban shalat lima waktu atau tidak? Ada yang berpendapat, yang diwajibkan pada masa itu adalah shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya matahari. Al-Harits bin Usamah meriwayatkan bahwa pada awalnya, Jibril mendatangi Rasulullah dan mengajarkan wudhu’ kepada beliau. Selesai wudhu’ , beliau mengambil seciduk air lalu memercikkan ke kemaluan. Dan hal itu termasuk kewajiban yang pertama diturunkan.[4]

B.     Tahapan dakwah secara terang-terangan.
Tahapan dakwah ini dimulai pada tahun keempat setelah nubuwah[5] hingga akhir tahun kesepuluh. Wahyu pertama dalam masalah ini adalah firman Allah, yaitu :
  (٢١٤)الأَقْرَبِينَ وَ أَنذِرْ عَشِيرَتَك
Artinya : “Dan, berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat” (Asy-Syu’ara’ : 214)


Langkah Rasulullah dalam strategi ini adalah :
1.      Mengundang Bani Hasyim
Rasulullah mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
2.      Mengumpulkan orang di Bukit Shafa
Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah, terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di Bukit Shafa. Maka suatu hari beliau berdiri di atas Bukit Shafa, dan berseru “Wahai semua orang !” Maka semua suku Quraisy berkumpul, dan beliau kemudian mengajak mereka tauhid dan iman kepada risalah dan akhirat.

3.      Menyampaikan kebenaran dan menentang tindakan orang musyrik
Seruan beliau semakin meluas di Kota Makkah, dan kemudian turun ayat,
    (٩٤)الْمُشْرِكِينَ عَنِ وَأَعْرِضْ تُؤْمَرُ بِمَا فَاصْدَعْ
Artinya :          “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik” (Al-Hijr : 94).[6]
Dengan seruan yang berlangsung secara terang-terangan ini, berita Nabi Muhammad s.a.w. yang membawa agama Islam tersebar ke penjuru Kota Makkah. Pada awalnya, mereka menganggap perbuatan Rasulullah tidak mempunyai dasar dan tujuan dan meremehkan ajaran Rasulullah. Namun, lambat laun, pengikut beliau bertambah banyak dan semakin banyak. Hal ini mengundang reaksi dari kaum Quraisy.
2.2.         
          ISI MATERI DAKWAH RASUL DI KOTA MAKKAH
Untuk membimbing umat agar menjadi umat yang berakhlak mulia, Rasulullah memulai dakwahnya tentang ajaran tauhid. Pernyataan ini didukung oleh ayat-ayat Makiyyah yang merupakan materi dakwah Rasulullah.
Materi yang disampaikan Rasulullah antara lain :
a.    Tauhid.
b.    Iman kepada hari kiamat.
c.    Pembersihan jiwa, dengan cara menjauhi kemungkaran dan kekejian.
d.   Tawakal.

2.3.            DAKWAH RASULULLAH PERIODE RUMAH TANGGA

Segera setelah Rasulullah menerima wahyu yang kedua, mulailah Rasulullah mengajak keluarga dalam rumah tangganya untuk meninggalkan agama berhala dan menyembah hanya kepada Allah Yang Maha Esa. Dimulai dari isterinya sendiri Siti Khadijah disusul oleh keponakannya Ali bin Abi Thalib kemudian budak yang menjadi anak angkat beliau Zaid bin Haritsah, sahabat karibnya Abu Bakar Ash-Siddiq.[7] Dalam tahapan ini, dakwah Rasulullah masuk dalam periode secara sembunyi-sembunyi.

2.4.            DAKWAH RASULULLAH PERIODE KELUARGA
Dalam dakwah beliau yang secara terang-terangan, hal yang dilakukan Rasulullah adalah mengundang keluarga  dekat, yaitu Bani Hasyim. Orang-orang yang menghadiri undangan itu adalah beberapa dari Bani Al-Muthalib bin Abdi Manaf. Namun pada pertemuaan yang pertama, suasana di rusak oleh Abu Lahab, paman beliau dan Rasulullah hanya diam sama sekali dalam pertemuan itu.
Kemudian, Rasulullah mengundang mereka untuk yang kedua kali dan bersabda “Segala puji bagi Allah dan aku memuji-Nya, memohon pertolongan, percaya dan tawakal kepada-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya” . Dalam dakwah-dakwah Rasulullah di pertemuan itu, Abu Thalib berjanji bahwa dia akan menjaga dan melindungi Rasulullah dalam dakwahnya. Namun berbeda dengan Abu Thalib, Abu Lahab menjadi tambah ingkar dan tidak mau mengikuti ajaran Rasulullah.

2.5.            DAKWAH RASULULLAH PERIODE KONFRONTASI
Pembebasan Mekkah ( Fathu Makkah) merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 H, dimana Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan kemudian menguasai Mekkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikitpun, sekaligus menghancurkan berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka'bah.
Penaklukan Kota Mekah/Fath al-Makkah (8 H) Fath al-Makkah terjadi di sekitar kota Mekah. Latar belakang peristiwa ini adalah adanya anggapan kaum Quraisy bahwa kekuatan kaum muslim telah hancur akibat kalah perang di Mu’tah. Kaum Quraisy beranggapan Perjanjian Hudaibiyah (6 H)[8] tidak penting lagi .10 tahun gencatan senjata dirusak oleh Quraisy, dengan sekutunya Bani Bakr, menyerang Bani Khuza'ah yang merupakan sekutu Muslim. Pada saat itu musyrikin Quraisy ikut membantu Bani Bakr, padahal berdasarkan kesepakatan damai dalam perjanjian tersebut dimana Bani Khuza'ah telah bergabung ikut dengan Nabi Muhammad dan sejumlah dari mereka telah memeluk islam, sedangkan Bani Bakr bergabung dengan musyrikin Quraisy.
Abu Sufyan, kepala suku Quraisy di Mekkah, pergi ke Madinah untuk memperbaiki perjanjian yang telah dirusak itu, tetapi Muhammad menolak, Abu Sufyan pun pulang dengan tangan kosong. Sekitar 10.000 orang pasukan Muslim pergi ke Mekkah yang segera menyerah dengan damai. Muhammad bermurah hati kepada pihak Mekkah, dan memerintahkan untuk menghancurkan berhala di sekitar dan di dalam Ka'bah. Selain itu hukuman mati juga ditetapkan atas 17 orang Mekkah atas kejahatan mereka terhadap orang Muslim, meskipun pada akhirnya beberapa di antaranya diampuni.

2.6.            DAKWAH RASULULLAH PERIODE KEKUATAN

Pasukan Islam berjalan ke kampung halaman, sehingga menebarkan rasa gentar di hati musuh pada setiap lembah dan kampung yang mereka lalui. Mereka berjalan sampai lembah Dzi Thuwa sampai akhirnya memasuki Makkah yang sunyi, lenggang. Rasulullah SAW menunggang untanya dengan memakai penutup kepala hitam dan merendahkan kepalanya sehingga jenggotnya menyentuh pelana unta, sebagai bentuk tawadhu' kepada Allah SWT. Dahulu beliau diusir dan diburu oleh kaum musyrik Quraisy untuk dibantai. Sekarang, 8 tahun sesuadah semua kejahatan itu, beliau kembali dengan kekuatan besar untuk menaklukkan kampung halaman.
 
Allah Yang Maha Esa berfirman:

"Sesungguhnya (Allah) Yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. Katakanlah: "Rabbku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata." (QS. Al-Qashash (28): 85)
Tak ada kesombongan sedikit pun di dalam diri beliau, justru beliau menunjukkan kerendahan hati dan ketundukan di hadapan Allah Yang Maha Besar lagi Maha Perkasa. Beliau tidak melakukan pembakaran, perusakan, dan pembantaian, seperti yang biasa dilakukan oleh para pemenang perang.
Rasulullah kemudian mengumumkan jaminan keamanan bagi penduduk Makkah, seperti yang sudah diumumkan oleh Abu Sufyan sebelumnya. Rasa aman menyelimuti seluruh penduduk Makkah. Negeri yang dahulu diwarnai penindasan kaum musyrik terhadap kaum muslimin kini sudah menjadi negeri yang aman dan penuh kedamaian. Rasa aman itu disusul oleh menjalarnya keislaman dan keimanan ke sanubari penduduk Makkah. Mereka pun masuk Islam secara sukarela dengan berbondong-bondong. Inilah kemenangan sejati.

2.7.            DAKWAH RASULULLAH PERIODE KESEDIHAN
Musibah terjadi pada tahun kesepuluh dari kenabian yang disebut tahun “Aamul huzni” yang artinya tahun kesedihan. Kesedihan yang terjadi akibat pemboikotan umum yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy ternyata masih disusul dengan musibah besar yaitu meninggalnya Abu Thalib yang berusia 87 tahun dan Siti Khadijah. Abu Thalib adalah paman beliau yang menjaga dan melindungi Rasulullah dari orang-orang jahat yang akan menyakitinya. Sedangkan Siti Khadijah adalah istri beliau yang memberi dukungan material dan moral kepada Rasulullah dalam dakwahnya. Kedua orang yang disayang dan berhaga bagi beliau meninggal pada saat permusuhan dengan kaum Quraisy sedang gencar. Dan pasca meninggalnya Abu Thalib, kaum Quraisy sudah berani menyakiti badan Rasulullah. Melihat Kota Makkah sudah tidak bisa menjadi pusat dakwah Islam, Rasulullah pergi keluar Makkah yaitu Tha’if dan Tsaqif untuk mengajak mereka ke jalan Islam. Namun ajakan beliau dibalas dengan olok-olok dan ejekan.


2.8.            REAKSI KAUM QURAISY TERHADAP DAKWAH RASULULLAH
Melihat agama dan berhala-berhala mereka di salahkan dan dibodoh-bodohkan, orang-orang Quraisy menjadi marah dan menyiksa para pengikut Nabi. 
Faktor yang mendorong orang Quraisy menentang ajaran Islam :
a.       Persaingan berebut kekuasaan
Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Bagi mereka yang telah menjalani tradisi berdasarkan golongan-golongan menganggap bahwa tunduk kepada Nabi Muhammad s.a.w. sama dengan menyerahkan semua kekuasaan mereka.
b.      Persamaan hak dan martabat
Orang kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
c.       Taqlid dengan tradisi
Orang kafir Quraisy menolak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan tradisi hidup bermasyarakat warisan leluhur mereka.
d.      Azab
Orang kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
Usaha yang dilakukan untuk menghadang dakwah Rasulullah :
a.       Memberi beberapa penawaran untuk mempertemukan Islam dan Jahiliyah di satu jalan, dalam firman Allah :
“Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu)” (Al-Qalam : 9)
Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar  permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kaum kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
b.      Penghinaan dan ejekan terhadap orang-orang Muslim oleh kaum kafir Quraisy yang dimaksudkan untuk menciutkan mental orang-orang Muslim. Mereka bahkan menyebut Rasulullah gila (Al-Hijr : 6). Menyebut Rasulullah sebagai penyihir yang berdusta (Shad : 4). Menjelek-jelekkan beliau dengan amarah (Al-Qalam : 51).
c.       Menjelek-jelekkan Al-Qur’an dan menyebarkan isu yang membangkitkan keraguan seperti :
“Dongengan-dongengan orang terdahulu, dimintakan supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang”
(Al-Furqan : 5)
Dan masih banyak lagi dalam Al-Furqan ayat 4, 5 dan 7.
d.      Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.
e.       Pemboikotan umum terhadap Bani Hasyim dan Bani Muththalib dengan memutuskan hubungan perkawinan, jual beli, ziarah menziarahi dan lain-lain. Dan keputusan mereka ditulis diatas kertas dan digantungkan di Ka’bah. Sehingga selama 3 tahun, mereka dan pengikut Rasulullah lainnya menderita kemiskinan dan kelaparan.

BAB III
PENUTUP
3.1.         KESIMPULAN
Kesimpulan yang bisa kita ambil adalah berfikirlah secara terbuka untuk mencari kebenaran dan kebaikan berdasarkan sumber yang ada untuk kita sendiri dan janganlah mengukuhkan pendapat kita dan menutup telinga karena sifat itu akan menyesatkan kita. Seperti pada SQ Al-Baqarah ayat 170 :
Apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah peraturan-peraturan yang diturunkan Allah."
Mereka menjawab: "Kami tidak akan mengikutinya; kami hanya akan mengikuti peraturan-peraturan yang kami pusakai dari nenek moyang kami."
“Apakah mereka akan mengikuti juga walaupun nenek moyang mereka tidak mengetahui apapun dan tidak mendapat petunjuk?”

3.2.         SARAN

Makalah ini disusun agar para pembaca dapat mengetahui perjalanan dakwah Nabi di Kota Makkah. Disarankan agar pembaca bisa mencari tahu lebih lanjut dari sumber-sumber yang ada agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Demikianlah makalah ini kami buat semoga bermanfaat bagi kita semua. Kami mengucapkan mohon maaf atas kekurangan kami dan kami mohon kepada pembaca untuk membenarkannya.


DAFTAR PUSTAKA
Al-Mubarakfury, Syaikh Shafiyyur-Rahman. (1997). Sirah Nabawiyah, Jakarta Timur : Pustaka Al-Kautsar.
Lings, Martin. (1991). Muhammad, Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta.
Ramadhan, Muhammad Sa’id. (1977). Sirah Nabawiyah, Jakarta : Robbani Presss.
Al-Qur’an dan Terjemahnya, waqaf dari Pelayan Dua Tanah Suci & Raja Abdullah bin Abdul Aziz Ali Sa’ud (1427 H)




[1] Ayat ini bertujuan untuk memberi peringatan, mengagungkan Rabb, meninggalkan perbuatan dosa, membersihkan jiwa dan bertawakal. Penjelasan lebih rinci bisa dilihat di Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury, hal 97-99.
[2] Artinya : Orang-orang yang terdahulu yang pertama-tama masuk agama Islam
[3] Al-Qur’an dan Terjemahnya, Abdullah bin Abdul Aziz Ali Sa’ud ( Raja Kerajaan Arab Saudi ) , hal 57.
[4] Diringkas dari Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury, hal 105.
[5] Artinya : Pengangkatan menjadi Nabi
[6] Ayat ini, dalam Al-Qur’an dan Terjemahnya, Abdullah bin Abdul Aziz Ali Sa’ud ( Raja Kerajaan Arab Saudi ) hal 57 muncul sebelum Rasulullah memulai dakwah secara terang-terangan. Karena beliau baru memulai dakwah secara terang-terangan karena ayat ini.
[7]  Orang-orang yang disebutkan diatas adalah orang yang masuk Islam dihari pertama dakwah Rasul.
[8] Isi perjanjian : "Dengan nama Tuhan. Ini perjanjian antara Muhammad (SAW) dan Suhail bin 'Amru, perwakilan Quraisy. Tidak ada peperangan dalam jangka waktu sepuluh tahun. Siapapun yang ingin mengikuti Muhammad (SAW), diperbolehkan secara bebas. Dan siapapun yang ingin mengikuti Quraisy, diperbolehkan secara bebas. Seorang pemuda, yang masih berayah atau berpenjaga, jika mengikuti Muhammad (SAW) tanpa izin, maka akan dikembalikan lagi ke ayahnya dan penjaganya. Bila seorang mengikuti Quraisy, maka ia tidak akan dikembalikan. Tahun ini Muhammad (SAW) akan kembali ke Madinah. Tapi tahun depan, mereka dapat masuk ke Mekkah, untuk melakukan tawaf disana selama tiga hari. Selama tiga hari itu, penduduk Quraisy akan mundur ke bukit-bukit. Mereka haruslah tidak bersenjata saat memasuki Mekkah"

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2015 Baca Online dan Seputar Blog
| Distributed By Gooyaabi Templates