Resolusi Konflik[ Understanding Conflict, Conflict Resolution and Conflict Analysis ]
RESOLUSI KONFLIK
POKOK BAHASAN I: UNDERSTANDING CONFLICT AND CONFLICT RESOLUTION
Oleh:
Training Team
Walisongo Mediation Centre
TESIS :
Indonesia akan damai jika:
a.
Para
pemimpin agama menyebarkan dialog dan toleransi , or
b.
Hak
suku bangsa minoritas semakin terlindungi dengan lebih baik , or
c.
Generasi
muda memperoleh pendidikan dan peluang kerja yang lebih baik
PERSEPSI DAN KONFLIK
Perbedaan dalam titik pandang yang dibentuk
oleh sejarah kehidupan, karakter pribadi, cara hidup dan nilai yang dianut
menyebabkan orang memiliki penilaian yang berbeda-beda dalam memandang sesuatu.
Perbedaan dalam memandang sesuatu
yang menyebabkan orang memiliki tujuan yang saling bertabrakan dan bertentangan
itulah yang disebut konflik.
KONFLIK DAN KEKERASAN:
Konflik:
Hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki,
atau dipandang memiliki tujuan yang saling bertentangan
Kekerasan: meliputi struktur atau
sistem tindakan, kata-kata, sikap yang menyebabkan kerusakan lingkungan, fisik,
psikis, dan sosial dan/atau menutup kemungkinan orang untuk mencapai potensi
diri sepenuhnya sebagai manusia.
Kekerasan:
meliputi struktur atau sistem tindakan, kata-kata, sikap yang menyebabkan
kerusakan lingkungan, fisik, psikis, dan sosial dan/atau menutup kemungkinan
orang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya sebagai manusia
TIPE KONFLIK :
1. Kondisi
tanpa konflik (no conflict):Kondisi masyarakat yang penuh kedamaian, hidup dan dinamis, menyatukan
konflik tingkah laku dan tujuan, dan mengatasinya secara kreatif
2. Konflik
latent (latent conflict): Konflik tersembunyi, di bawah permukaan sehingga perlu dimunculkan ke
permukaan untuk penanganan secara efektif
3. Konflik terbuka (open
conflict): Konflik ini mengakar dan tampak di permukaan sehingga
dibutuhkan tindakan yang mengarah pada pengatasan konflik yang mengakar dan
yang ada di permukaan
4. Konflik Permukaan (surface conflict): Konflik yang akarnya
dangkal atau tidak berakar yang penyebabnya hanya kesalahpahaman mengenai
tujuan; dapat diatasi dengan perbaikan komunikasi
LEVEL KONFLIK:
1.
Peperangan
skala internasional
2.
Intra-state
conflict
3.
Community
conflict
4.
Interpersonal
conflict
UNSUR-UNSUR KONFLIK
1. Triggers (pencetus): Peristiwa yang
mencetuskan sebuah konflik namun tidak diperlukan dan tidak cukup untuk
menjelaskan konflik itu sendiri
2. Pivotal
factors or root causes (faktor inti atau penyebab dasar):terletak pada akar konflik dan perlu
untuk ditangani untuk pada akhirnya mengatasi konflik
3. Mobilizing
factors (faktor yang memobilisasi): masalah-masalah yang memobilisasi kelompok untuk melakukan tindakan
kekerasan
4. Aggravating factors (faktor yang memperburuk): faktor yang
memberikan tambahan pada mobilizing factors dan pivotal factors, namun
tidak cukup untuk dapat menimbulkan konflik itu sendiri
PENDEKATAN DALAM
PENANGANAN KONFLIK
1. Conflict
Prevention:Pencegahan
pecahnya konflik kekerasan
2. Conflict
Settlement:
Bertujuan untuk mengakhiri tingkah laku kekerasan dengan cara mencapai
kesepakatan damai
3. Conflict Management:Bertujuan untuk membatasi dan menghindari
kekerasan yang bakal terjadi dengan cara mendukung perubahan tingkah laku
positif di antara pihak yang terlibat dalam konflik
4.
Conflict Resolution:
Menunjukan pada
berbagai penyebab konflik dan mengupayakan untuk membangun hubungan baru dan
abadi antar kelompok-kelompok yang bermusuhan
5. Conflict Transformation:Menujukan pada sumber sosial dan
politik yang lebih luas atas sebuah konflik serta upaya untuk melakukan
transformasi energi negatif peperangan menjadi perubahan sosial dan politik
yang bersifat positif
PENDEKATAN THD KONFLIK
TEORI PENYEBAB KONFLIK:
1. Community
Relation Theory:
Konflik disebabkan oleh polarisasi, ketidakpercayaan, dan permusuhan antar kelompok
dalam suatu komunitas
2. Principled
Negotiation Theory:
Konflik disebabkan oleh posisi bertentangan dan pandangan ‘zero-sum’ (Winner
take all/win loss) mengenai konflik yang dipegang oleh pihak yang berkonflik
3. Human Need Theory: Konflik yang mengakar disebabkan karena
kebutuhan dasar manusia ---fisik, psikologis, dan sosial---tidak terpenuhi atau
terhalangi
4. Identity Theory: Konflik disebabkan oleh perasaan bahwa identitas
seseorang atau kelompok terancam
5. Intercultural Misunderstanding Theory: Konflik disebabkan oleh
pertentangan antar gaya komunikasi budaya yang berbeda
6. Conflict Transformation Theory: Konflik disebabkan oleh
permasalahan nyata berupa ketidakadilan dan ketimpangan yang terekspresi oleh
persaingan dalam kerangka kerja sosial, ekonomi dan budaya
SASARAN
KERJA RESOLUSI KONFLIK BERDASARKAN
TEORI PENYEBAB KONFLIK
TEORI PENYEBAB KONFLIK
1.
Community Relation Theory:
·
Untuk
memperbaiki komunikasi dan pemahaman di antara kelompok yang bertentangan.
·
Untuk
mendukung toleransi yang lebih besar dan penerimaan keragaman dalam masyarakat.
2. Principled
Negotiation Theory:
·
Membantu
kelompok-kelompok yang bertentangan untuk memisahkan pribadi dari masalah dan
persoalan, dan untuk mampu melakukan negosiasi atas dasar kepentingan mereka
dan bukan atas dasar posisi mereka.
·
Memfasilitasi
kesepakatan yang menawarkan keuntungan bersama bagi kedua atau semua kelompok.
3. Human Need Theory:
·
Membantu
pihak-pihak yang berkonflik untuk mengidentifikasi, dan menyampaikan kebutuhan
yang tidak terpenuhi, dan memunculkan berbagai pilihan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
·
Bagi
pihak-pihak tersebut agar mencapai kesepakatan tentang kebutuhan identitas
penting dari semua pihak.
4. Identity Theory:
·
Workshop
dan dialog yang difasilitasi bagi pihak-pihak yang berkonflik untuk tujuan
mengidentifikasi ancaman dan ketakutan yang mereka rasakan serta untuk
membangun empati dan rekonsiliasi di antara mereka.
·
Bersama-sama
mencapai kesepakatan untuk mengenai kebutuhan identitas semua pihak.
5. Intercultural
Misunderstanding Theory:
·
Meningkatkan
pengetahuan masing-masing pihak yang terlibat konflik mengenai budaya
masing-masing.
·
Memperlemah
stereotype negatif dari masing-masing pihak
·
Meningkatkan
komunikasi antar budaya yang efektif
KEDAMAIAN
a.
Damai Negatif: Minimalnya kekerasan yang terjadi di masyarakat
dan mulai menghilangnya sumber-sumber kekerasan.
b.
Damai Positif: Bekerjanya sistim sosial-ekonomi-politik dan
pertahanan yang optimal, yang menghormati sepenuhnya HAM, terwujudnya prinsip
keadilan pada semua sistem, terbukanya secara maksimal ruang partisipasi
masyarakat
PEACE BUILDING
UPAYA UNTUK MELAKSANAKAN BERBAGAI
PROGRAM YANG DIDESAIN UNTUK MEMBAHAS TENTANG BERBAGAI PENYEBAB KONFLIK DAN
KELUHAN MASA LALU, SERTA UNTUK MENDUKUNG STABILITAS DAN KEADILAN JANGKA PANJANG
CONFLICT
ANALYSIS
Walisongo Mediation Center (WMC)
Analisis Konflik :
a.
Proses praktis untuk mengkaji dan memahami
realitas konflik dari berbagai perspektif
yang beragam
b.
Dasar pijakan dalam pengembangann strategi dan
rencana aksi
Kegunaan Analisis Konflik :
1. Memberikan
pemahaman tentang latar belakang dan sejarah situasi konflik dan peristiwa
konflik terkini
2. Mengidentifikasi
semua kelompok yang relevan
3. Memahami
perspektif dari semua kelompok atau pihak yang berbeda dan untuk mengetahui lebih luas hubungan
mereka satu sama lain
4. Mengidentifikasi
faktor dan kecenderungan yang menopang konflik itu
5. Belajar
dari keberhasilan dan kegagalan
Mengapa dengan Analisis Konflik
Orang yang bekerja dengan konflik
harus memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai dinamika, hubungan, dan
issu terkait dengan situasi yang bisa membantu mereka untuk merencanakan dan
menemukan tindakan atau strategi yang lebih baik
10 Alat Analisis
Konflik
• Conflict Mapping
• The Onion
• The Conflict Tree
• Timelines
• Stages of Conflict
• The ABC (Attitude, Behaviour,
Context) Triangle
• Force-Field Analysis
• Pillars
• The Pyramid
• Sun
Flower
1. CONFLICT MAPPING
Teknik
visual untuk menunjukkan hubungan antar kelompok dalam konflik
Tujuan:
a.
Memahami
situasi secara lebih baik
b.
Melihat
secara lebih jelas hubungan antar pihak dalam konflik
c.
Memperjelas
di mana letak kekuatan
d.
Melihat
siapa yang menjadi sekutu atau potensial menjadi sekutu
e.
Mengenali
kemungkinan intervensi atau aksi
f.
Mengevaluasi
apa yang sudah dilakukan
Penggunaan:
a. Awal
dalam proses, bersama dengan alat analisis yang lain
b.
Dalam proses lanjut, untuk mengidentifikasi
entry point yang memungkinkan untuk aksi atau untuk membantu proses pembangunan
strategi
Macam Conflict Mapping
·
Geographical Maps : menggambarkan wilayah dan pihak-pihak yang
terlibat
·
Mapping of Issue : menggambarkan
masalah yang diperselisihkan
·
Mapping of Power Alignments : menggambarkan peta kekuatan para pihak
·
Mapping of Needs and Fears : menggambarkan apa yang diinginkan
dan dihindari oleh para pihak
Pertanyaan Praktis dalam Pemetaan
Konflik
1.
Siapa
pihak utama dalam konflik?
2.
Adakah
pihak lain yang terlibat atau berhubungan dengan konflik, termasuk kelompok
atau orang luar?
3.
Bagaimana
hubungan pihak-pihak tersebut, dan bagaimana hal itu dihadirkan dalam peta?
(aliansi, hubungan baik, hubungan tidak baik/”bentik”, atau konfrontasi)?
4.
Adakah
“isu kunci” diantara para pihak yang bisa dimasukkan dalam peta?
5.
Di
mana posisi anda dan organisasi anda dalam kaitannya dengan para pihak, adakah
hubungan khusus yang mungkin anda jadikan pintu masuk untuk bisa “bekerja”
dengan situasi konflik tersebut?
2. ONION
Cara
menganalisis tentang apa yang dikatakan oleh masing-masing kelompok mengenai
konflik
Tujuan:
a. Masuk
wilayah di atas posisi bersama dari
masing-masing konflik dan memahami interest dan kebutuhan masing-masing
kelompok
b.
Menemukan kesamaan antar kelompok untuk menjadi
dasar diskusi selanjutnya
Penggunaan:
a.
Sebagai bagian dari analisis untuk memahami
dinamika situasi konflik
b.
Persiapan untuk fasilitasi dialog antar kelompok
yang berkonflik
c.
Sebagai bagian dari proses mediasi dan negosiasi
3. CONFLICT TRE
Alat grafis, dengan menggunakan
gambar pohon untuk memilih issu-issu konflik penting
Tujuan:
a. Menstimulir
diskusi tentang penyebab dan efek konflik
b. Membantu
suatu kelompok memahami inti masalah
c. Membantu
kelompok untuk membuat keputusan tentang prioritas untuk membahan masalah
konflik
d. Menghubungkan
sebab dan akibat satu sama lain dan memfokus pada organisasi
Penggunaan:
a. Dengan
kelompok yang menghadapi kesulitan dalam menyepakati masalah inti dalam suatu
kondisi
b. Dengan
team yang perlu memutuskan tentang masalah konflik mana yang harus diatasi
4. TIMELINE
Grafik yang
menunjukkan event-event yang dipetakan
di atas skala waktu tertentu
Tujuan:
a.
Menunjukkan pandangan-pandangan yang baru
mengenai sejarah dalam suatu konflik
b.
Menjelaskan dan memahami persepsi masing-masing
pihak mengenai berbagai peristiwa
c.
Mengidentifikasi event yang paling penting pada
masing-masing pihak
Penggunaan:
a. Awal
dalam proses, bersama dengan alat analisis lain
b.
Dalam proses lanjut, untuk membantu pembangunan
strategi
c.
Ketika orang tidak setuju dengan berbagai event,
dan tidak mengetahui sejarah masing-masing
d.
Salah satu cara untuk membantu orang menerima
bahwa perspektifnya hanya bagian dari kebenaran
0 komentar:
Post a Comment