Komunikasi Sebagai Dakwah
Dilihat
dari segi bahasa kata dakwah mengandung arti proses penyampaian pesan-pesan
tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi
ajakan tersebut.Di dalam prakteknya dakwah tidak dapat dipisahkan dengan
komunikasi, bahkan dakwah merupakan proses komunikasi.
Secara
umum komunikasi memiliki kecenderungan menyampaikan pesan-pesan yang sifatnya
lebih umum, baik tentang informasi yang sifatnya ilmiah ataupun yang
lainnya..Kecenderungan umum keilmuan komunikasi pada dasarnya dilatarbelakangi
oleh sifat komunikasi yang bisa masuk dalam setiap keilmuan serta kebutuhan
keilmuan-keilmuan lain tersebut dengan pengetahuan komunikasi.Sehingga adanya
keterkaitan komunikasi dengan dakwah yang merupakan proses atau kegiatan
mengajak ( menyampaikan pesan) hanya kepada Allah penting serta aspek- aspek
yang ada didalamnya penting untuk dikaji.
A.
PENGERTIAN KOMUNIKASI DAKWAH
Komunikasi
dakwah adalah komunikasi yang unsur-unsurnya disesuaikan visi dan misi dakwah.
Menurut Toto Tasmara, bahwa komunikasi dakwah adalah suatu bentuk komunikasi
yang khas dimana seseorang komunikator menyampaikan pesan-pesan yang bersumber
atau sesuai dengan ajaran al Qur’an dan Sunnah, dengan tujuan agar orang lain
dapat berbuat amal shaleh sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan.
Jadi
dari segi proses komunikasi dakwah hampir sama dengan komunikasi pada umumnya,
tetapi yang membedakan hanya pada cara dan tujuan yang akan dicapai. Adapun
tujuan komunikasi pada umumnya yaitu mengharapkan partisipasi dari komunikan
atas ide-ide atau pesan-pesan yang disampikan oleh pihak komunikator sehingga
pesan-pesan yang disampaikan tersebut terjadilah perubahan sikap dan tingkah
laku yang diharapkan, sedangkan tujuan komunikasi dakwah yaitu mengharapkan
terjadi nya perubahan atau pembentukan sikap atau tingkah laku sesuai dengan
ajaran agama Islam.
Harold
D. Lasswell pernah mengungkapkan suatu pertanyaan untuk terpenuhinya suatu komunikasi
melalui kata-kata bersayab, yaitu:who
says what to whom in what channel with what effect.
Apabila
pertanyaan tersebut diatas dapat kita jawab, maka komunikasi dapat kita jawab,
komunikasi dakwahpun dapat memenuhi criteria tersebut:
Who
: Setiap pribadi muslim
Says
what
: Kepada manusia pada ?
In what Channel : Memakai
media atau saluran dakwah apa saja yang
syah secara hokum?
With what
Effect : Terjadinya perubahan
dalam pengetahuan
pemahaman dan tingkah laku atau perbuatan (amal shaleh) sesuai
dengan pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikasi.
Dengan demikian unsur-unsur serta proses komunikasi
dakwah hampir sama dengan unsur-unsur dan proses komunikasi pada umumnya.
B. DASAR DAN HUKUM KOMUNIKASI DAKWAH
Pelaksanaan
komunikasi dakwah didasarkan pada ajaran agama Islam yaitu: alqur’an dan
hadist. Adapun ayat yang menjadi dasar pelaksanaan komunikasi dakwah didalam
lingkup mahasiswa adalah:
ولتكن منكم امة يدعون إلىالخير ويأ مرون بالمعروف
وينهون عن المنكر و أولئك هم المفلحون{الامران 104}
Artinya: “dan hendaklah diantara kamu ada sebagian umat yang menyeru kepada
kebajikan dan mencegah kemunkaran, merekalah orang-orang yang beruntung”.
(Q.S Ali-Imron:104)
منرأمنكم منكراﻓﻠﻳﻐﻴﺮﻩﺑﻴﺩﻩﻓﺄنلم يستطع فبلسا نه
ﻓﺄن لم ﻳﺴﺘﻃﻊﻓﺒﻘﻠﺒﻪسوﺫﻟﻚﺍﺿﻌﻑﺍﻻﻳﻣﺎﻥ
Artinya: “ barang siapa diantara kamu melihat kemunkaran, maka hendaklah ia
mengubahnya (mencegahnya) dengan tangannya, apabila ia tidak sanggup, maka
dengan hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman” (H.R. Bukhari)
C.
HUBUNGAN PROSES KOMUNIKASI DENGAN PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH
Proses penyampaian pesan dakwah
berkaitan erat dengan proses komunikasi. Sebagai ahli dibidang komunikasi dan
praktisi dakwah, Jalaluddin Rakhmat memandang kemajuan dibidang ilmu moderen
harus disambut oleh para juru dakwah dalam mengembangkan Islam. Dalam proses
penyampaian pesan dakwah melalui media baik cetak maupun elektronik, seorang
juru dakwah harus mampu menyesuaikan kedudukannnya sebagai komunikator yang
berhadapan dengan sekian banyak audiens dan dengan latar belakang pendidikan,
usia, profesi yang berbeda.
Dalam penyampaian pesan dakwah
secara lisan atau langsuang, juru dakwah akan berhadapan dengan kelompok
audiens yang mempunyai kecenderungan sama. Sehingga para juru dakwah dapat
menampilkan penyampaian pesan dakwah yang sesuai dengan kebutuhan.
Baik penyampaian dakwah secara langsung atau tidak langsuang, jelas
mempunyai perhubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan proses komunikasi
mengingat komunikasi mempunyai sifat baik secara langsung atau tidak langsung.
D.
TUJUAN KOMUNIKASI DAKWAH
Islam adalah agama
yang berorientasi kepada amal shaleh, dan menghindarkan pemeluknya maupun bukan
pemeluknya dari perbuatan atau amal yang munkar. Amal shaleh yang dimaksudkan
sudah barang tentu semua tingkah laku yang selaras sesuai dengan
pedoman-pedoman dasar agama,yaitu al Qur’an dan Sunnah Rosulullah
Salah satu tugas
Rosulullah Muhammad SAW adalah membawa amanah suci berupa menyempurnakan akhlak
yang mulia kepada manusia. Dan akhlak yang mulia ini tidak lain adalah Al
Qur’anul karim itu sendiri sebab hanya kepada Qur’an sajalah setiap pribadi
muslim itu berpedoman.tujuan dakwah dalam arti luas adalah menegakkan ajaran
agama Islam pada setiap insan baik individu maupun masyarakat. Allah berfirman:
والله يدعو الى الجنة والمغفرة باذنه ويبين ايته
للناس لعلهم يتذكرون (البقرة: 221)
Artinya: “Dan
Allah menyeru kepada jalan ke surga dan ampunan dengan izin-Nya, dan dia
menerangkan ayat-ayatnya kepada manusia agar manusia memperoleh pelajaran.” (Q.S
Al-Baqarah: 221)
Firman Allah
tersebut secara tegas mengajak manusia agar senantiasa beramak shaleh yang
menyebabkannya dapat memasuki surga Allah.Disamping itu, Allah juga mengajak
manusia menuju kepada ampunan-Nya, jangan menyekutukan-Nya serta jangan
memenuhi hawa nafsu.
Terwujudnya Islam
sebagai Rahmatan lil ‘alamin bagi
seluruh alam, tidak lepas dari usaha aktivitas dakwah itu sendiri dari segi
hirarki, tujuan dakwah dapat dibagi menjadi dua macam yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum dakwah adalah merupakan sesuatu yang hendak dicapai
dalam seluruh aktivatas dakwah. Sedangkan tujuan khususnya yaitu agar seluruh
pelaksanaan komunikasi dakwah dapat jelas diketahui kemana arahnya ataupun
jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan kepada siapa berdakwah dengan cara
bagaimana dan sebagainya secara terperinci sehingga tidak terjadi overlapping antara juru dakwah yang satu
dengan yang lain yang hanya disebabkan masih umumnya tujuan yang hendak
dicapai.
Dalam konteks ini,
dakwah tidak hanya sekedar berkhotbah di masjid,tetapi dakwah merupakan suatu
aktivitas pribadi muslim dalam segala aspeknya. Dakwah dapat menyorot semua
bidang.
Dengan demikian,
secara sederhana dapat disimpulkan bahwa tujuan dari komunikasi dakwah itu
adalah:
1. Bagi
setiap pribadi muslim: dengan melakukan dakwah berarti
bertujuan untuk melaksanakan salah satu kewajiban agamanya, yaitu Islam
2.
Tujuan daripada komunikasi dakwah ini, adalah terjadinya perubahan
tingkah laku, sikap atau perbuatan yang sesuai dengan pesan-pesan (risalah)
Alqur’an dan sunnah.
E.
UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI DAKWAH
Kalau diperhatikan
secara seksama dan mendalam, maka pengertian dari pada dakwah itu tidak lain
adalah komunikasi. Hanya saja yang secara khas dibedakan dari bentuk komunikasi
yang lainnya, terletak pada cara dan tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai
tujuan itu diperlukan adanya usaha agar tercapai tujuan tersebut yang meliputi
unsur-unsur komunikasi dakwah yang telah dijelaskan diatas bahwa antara
komunikasi dakwah dengan dakwah hampir sama oleh karena itu, unsur-unsur
komunikasi dakwah sama isinya dengan unsur-unsur komunikasi dakwah.
Unsur-unsur
pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah adalah sesuatu yang harus ada,
bagian-bagian yang terkait, yang membentuk satu kesatuan fungsi dalam
pelaksanaan kegiatan komunikasi dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah:
1.
Subyek Komunikasi Dakwah
Suatu kegiatan dakwah akan mencapai tujuan komunikasi
dakwah yang sesuai dengan ajaran agama Islam, maka membutuhkan beberapa
persyaratan diantaranya Da’i, yang mempunyai tugas memberikan masukan-masukan
demi terciptanya jiwa yang baik kepada sasarannya. Subyek dakwah atau Da’i itu
sendiri berarti orang yang melaksanakan tugas-tugas dakwah.
Menurut Ahmad Suyuti Da’i atau مبالغ adalah
berasal dari bahasa Arab " بلغ– يبلغ"yang
berarti orang yang menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat penerima dakwah.
Menurut Muriah dalam bukunya yang
berjudul Metodologi Dakwah Kontemporer
bahwa Da’i dibagi menjadi dua kriteria yaitu umum dan khusus. Secara umum
adalah setiap muslim dan muslimat yang berdakwah sebagai kewajiban yang melekat
tidak terpisahkan dari misinya dari sebagai penganut Islam sesuai dengan
perintah "بلغو عنىولوآية". Sedangkan secara khusus adalah mereka yang mengambil
keahlian khusus dalam bidang dakwah Islam dengan kesungguhan dan qodrah
khasanah.
Dari beberapa definisi di atas penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa Da’i adalah orang yang menyampaikan ajaran Islam atau risalah
Allah kepada seseorang atau kelompok sebagai sasaran dakwahnya dengan cara
lisan, tulisan, ataupun perbuatan yang nyata.
F.
KARAKTERISTIK PROSES KOMUNIKASI DAKWAH
Baik komunikasi atau dakwah keduanya
dilakukan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam proses secara
langsung komunikasi ataupun dakwah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu
verbal dan non verbal. Dalam penyampaian pesan verbal komunikasi atau dakwah
itu bisa bersifat satu arah ataupun dua arah.Dalam komunikasi atau dakwah non
verbal kegiatan ini bisa dilakukan melalui berbagai kegiatan atau iklan-iklan
yang tujuannya perubahan sikap dan tingkah laku.
Dalam pemikiran Jalaludin
Rahmattentang komunikasi dalam persepektif dakwah bahwa
dalam menyampaikan pesan dakwahnya Jalal telah menggunakan dua bentuk
penyampaian pesan dakwah.Pertama verbal, dimana pesan komunikasi dakwah yang
dilakukan Jalal menggunkan lisan atau ucapan.Kedua non verbal, yaitu pesan
dakwah yang disampaikan melalui tulisan.Dalam melakukan pendekatan kepada
audiennya Jalal menggunakan beberapa pendekatan.Yaitu, persuasive dan koersif.
Adapun sifat dari pesan dakwah yang
disampaikan oleh Jalal adalah Qaulansadidan (perkataan yang benar), qawlan balighan (perkataan, sampai), Qawlan maysura, Qawlanlayyinan,
Qawlanma’rufan.Kata kunci ini yang menjadikan dasar kesamaan pemikiran
Jalaluddin Rakhmat baik dalam bidang komunikasi ataupun dalam bidang dakwahnya.
Perubahan tingkah laku akibat proses
dari komunikasi atau dakwah tersebut adalah respon dari objek. Respon yang
ditanggapi secara positif akan melahirkan tingkah laku atau sikap sesuai dengan
yang direncanakan oleh komunikator ataupun da’i. Adapun respon negatif adalah
proses perlawanan sikap komunikan atau mad’u terhadap tujuan yang akan dicapai.
Secara sederhana respon merupakan proses reaksi dari aksi yang disampaikan oleh
seseorang yang dilakukan baik secara sadar atau tidak sadar.
Karakteristik dari Jalaluddin
Rakhmat sendiri bisa menjadikan karya-karya serta pemikirannya mudah diterima
dan diikuti oleh orang lain. Gaya penulisan yang tersendiri jalal menjadikan
karyanya menjadi sesuatu yang mudah dikonsumsi orang tanpa memerlukan pemikiran
yang tinggi.Dengan demikian pemikiran jalal bisa dipahami pada setiap
tingkatan.
G.
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI DALAM PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH
Bentuk-bentuk komunikasi dalam
penyampaian pesan dakwah menurut komunikasi Dakwah Jalaludin Rakhmat
mengungkapkan sebagaimana diuraikan diatas, adanya komunikasi verbal dan non
verbal, hal initelah menghantarkan Jalalluddin Rakhmat menjadi seorang
cendikiawan muslim yang pemikirannya mudah diterima pada semua golongan. Baik
intelektual, politisi, akademisi, aktifis sampai pada jamaah pengajian.Selain
itu karya-karya Jalal mudah dipahami oleh setiap pembacanya, hal ini
menunjukkan kedalaman Jalal serta kemampuan dalam penerapan keilmuan komunikasi
dan pemahaman agama yang dimiliki.
Bentuk dari komunikasi dakwah yang
dilakukan oleh Jalaluddin Rakhmat antara lain ; intra personal, Jalal mampu
menerapkan apa yang disampaikan pada proses komunikasi dakwah kedalam aktifitas
kehidupan sehari-harinya; inter personal, Jalal mampu berkomunikasi dengan
orang-orang disekelilingnya melalui pendekatan psikologi yang dimilikinya serta
kematangan dalam bidang komunikasi dakwah; komunikasi kelompok, baik secara
langsung yaitu berhadapan dengan audien pada saat mengisi forum ilmiah atau
pengajian ataupun secara tidak langsung melalui tulisan atau media televisi
dapat dilakukan oleh Jalal; komunikasi massa dalam pemikiran Jalaluddin Rakhmat
dituangkan dalam buku Psikologi Komunikasi.
Buku ini termasuk kategori the best seller.Pasalnya sampai sekarang
ini sudah dicetak ulang 16 kali dengan 2 kali revisi, bahkan pihak penerbit
sudah minta revisi yang ketiga kalinya guna cetak ulang yang ke 17. penilis
ingin mengajak para pembaca untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan sesama
manusia. Karena berdasarkan penelitian, sebagian besar ( sekitar 70 % ) waktu
bangun dalam hidup kita ini digunakan untuk komunikasi. Dengan memahami sisi
psikologis seseorang dan massa. Kita sanggup membuka “topeng” dan menjawab
pertanyaan “mengapa”.Psikologi melihat komunikasi sebagi perilaku manusiawi,
menarik, melibatkan siapa saja dan dimana saja dan kapan saja.
H.
MODEL-MODEL KOMUNIKASI DALAM PENYAMPAIAN PESAN DAKWAH
Model-model komunikasi dalam
penyampaian pesan dakwah yang dilakukan Jalaludin Rakhmat
1. Dakwah Bil-Lisan
Pertama, Dakwah Bil Lisan. Dakwahbil-lisan yang dilakukan
Jalaluddin Rakhmat dilakukan dikampung tempatnya tinggal.Berbekal pengkaderan
di Muhammadiyah dan training di Dar
al-Arqam.
Bukan itu saja, selain aktif di
Majlis Pendidikan Muhammadiyah kotamadya Bandung, Jalaluddin Rakhmat juga
mengabdi di Majlis Tabligh Muhammadiyah Jawa barat.Selama menjalani studi di
Amerika Serikat, kegiatan dakwah Bil Lisan Jalaluddin Rakhmat di lakukan dengan
mengisi khutbah-khutbah jum’at. Di Bandung Jalaluddin Rakhmat selain sering
menjadi khotib di tempatnya tinggal, ia juga sering diminta mengisi khutbah
dmasjid Salman ITB Bandung.
2. Dakwah Bil-Qolam
Kedua, Dakwah yang di lakukan oleh Jalaluddin Rakhmat adalah
menggunakan media massa sebagai media dakwahnya. Kehadiran Jalaluddin Rakhmat
dengan visi Islam baru ternyata menjadi kecemasan masyarakat sekitarnya, sehingga
Jalaluddin Rakhmat dilarang mengis pengajian di Bandung karena beliau dianggap
sebagai agen syi’ah di Indonesia.Hal ini dilakukan oleh Majlis Ulama Indonesia
Bandung. Larangan ceramah kepada Jalaluddin Rakhmat ternyata membuka pintu lain
beliau dalam menyampaikan pesan dakwahnya. Media massa, menjadi salah satu
alternatif aktivitas dakwah dan penuangan fikiran-fikiran Jalaluddin Rakhmat.
Sebagai seorang yang ahli dalam
bidang komunikasi, Jalaluddin Rakhmat patut disebut sebagai ahli komunikasi
yang sepektakular.Hal ini terbukti dengan karya-karya Jalal yang selalu
mengalami cetak ulang demi memenuhi kebutuhan konsumen. Buku Psikologi
komunikasi yang pada tahun 2003 merupakan hasil dari cetakan ke 20, Islam
Alternatif yang pada tahun 2003 mengalami sepuluh kali cetak, Islam Aktual yang
pada tahun 2003 telah 14 kali mengalami cetak ulang adalah beberapa karya Jalal
yang sangat luar biasa.
3. Dakwah Bil
Hal
Ketiga, Dakwah yang dilakukan Jalaluddin Rakhmat dengan
mendirikan yayasan yang bermisikan dakwah islam. Dakwah bil hal ini Jalal
lakukan dengan mendirikan Yayasan Muthahari di Bandung, kemudian Yayasan
Tazkiya Sejati di Jakarta, kemudian Jalaluddin Rakhmat mendirikan jamaah
pengajianyang dinamakan IkatanJamaah Ahlu
al-Bait Indonesia atau IJABI yang sekarang sudah tersebar sampai ke
Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung,Surabaya, Semarang, Lampung, Palembang,
Banjarmasin, dan kota-kotadi Indonesia.
Untuk pengembangan dakwahnya, pada
Oktober 1998 bersama-sama Haidar Baqir, Agus Effendy, Ahmad Tafsir, dan Ahmad Muhajir,
Kang Jalal mendirikan Yayasan Muthahari yang bergerak dalam bidang pendidikan
dan dakwah. Karena salah satu tujuan didirikan yayasan ini adalah “Menumbuhkan
kesadaran Islami melalui gerakan dakwah yang direncanakan secara professional.
Sukses membangun Yayasan Muthahari
di Bandung, Jalal kemudian melebarkan dakwahnya.Kali ini yang menjadi pilihan
dalah ibukota Jakarta. Dengan dukungan dana dan fasilitas dari keluarga. H.
Sudharmono mantan wakil presiden semasa Orde Baru, Kang Jalal mendirikan pusat
kajian tasawuf dengan nama “Yayasan Tazkiya Sejati”, yang beralamat dikawasan
perumahan elite Jl. Patra Kuning IX No. 6 Jakarta.
Menurut ustaz Syamsuri salah satu
ketua, yayasan Tazkiya Sejati ini memiliki dua tujuan .Pertama, ingin memperkenalkan tasawuf kepada masyarakat perkotaan, Kedua, ingin membentuk manusia yang
memiliki dua dimensi. Dimensi pertama, dia sadar akan dirinya, dan mau akan
mengingat akan dosa-dosanya dan kembali bertobat kepada Allah. Dimensi kedua,
punya kepedulian terhadap esama.Karena betapapun tinggi derajat manusia, jika
dia tidak punya kepedulian terhadap sesame kedudukanya itu tidak ada artinya
apa-apa.
Dengankata lain Tazkiya ingin
membentuk manusiayang hubunganya dengan sesame baik (hablu min al-nas) dan hubungan dengan tuhan juga baik (habl min Allah). Adapun materi yang
diajarkan di Tazkiya ini, khusus mengkaji tasawuf dan hal-hal yang berhubungan
dengan persoalan sufistik, seperti perbedaan tasawuf dengan pseudo
sufisme.Materi tasawuf itu sendiri dibagi menjadi dua.Satu, membicarakan
tasawuf dalam perspektif Al-Qur’an dan sunah.Dua, berbicara tentang tasawuf
pada masa tabiin. Sedang materi lainya sering ditawarkan adalah fadhilah surat
yasin, al-fatihah, Tawashul, Tabarruk, macam-macam tharekat dalam tasawuf, dan
lain-lain.
Disamping kedua yayasan itu, kini
Kang Jalal juga memiliki jamaah baru, khusus bagi para penganut mazzhab syi’ah.
Jamaah ini diberi nama IJABI, yang merupakan singkatan Ikatan Jamaah Ahlu al-Bait Indonesia, diman ini
sebagai penggagas berdirinya, dan sebagai salah satu ketua Dewan Suro,.
Jamaahnya kini sudah ada diberbagai kota seperti: Jakarta Bekasi, Bogar,
Bandung, Surabaya, Semarang, Lampung, Palembang, Banjarmasin, dan kota-kota
lain, baik dijawa maupun diluar jawa. Bahkan kini memiliki 13 cabang diseluruh
Indonesia.
Dari uraian diatas jelas bahwa,
Jalaluddin Rakhmat menggunakan tiga model dakwah: Bil Lisan, Bil Qolam, dan Bil Hal.Dalam melakukan aktifitanya,
Jalaluddin Rakhmat mempunyai cirikahas tersendiri, inilah yang membuat
keistimewaannya. Dengan mengawali cerita menganai kondisi Islam saat ini, jalal
uraikan menggunakan bahasa yang halus dan menyentuh, selain itu Jalaluddin
Rakhmat mampu menuangkan pemikirannya dalam aktualisasi diri dengan mendirikan
yayasan yang membidangan dakwah Islam model sufi.
Komunikasi satu arah, Jalaluddin
Rakhmat menyebut komunikasi demikian sebagai komunikasi yang biadab. Komunikasi
dua arah, Jalaluddin Rakhmat menitik beratkan komunikan atau orang yang
menyampaikan pesan dakwah untuk menjadian audiens atau orang yang sedang
didakwahi sebagai mitra
Komunikasi dakwah
bukan saja harus baik dalam hal isi (konten) atau pesan (the message, what), melainkan juga harus baik dalam hal cara (the way, how).
Prinsip Komunikasi Islam antara lain
benar, baik, amar ma’ruf nahyi munkar, dan bersumberkan Quran & Hadits (“Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu
dengan bijak….”; “Bicaralah yang baik atau diam…”; “Bicaralah sesuai dengan kadar
intelektualitas mereka…”; “… dan katakanlah kepada mereka perkataan yang
membekas pada jiwa mereka.” (QS. An Nisa’ [4] :63)
Gaya bicara atau pembicaraan (qaulan)
yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam
bersumberkan Al-Quran:
1.
Prinsip Qaulan Layyinan
Kata qaulan Layyinan disebutkan
dalam QS Thaahaa: 44 , yang bebunyi,” Maka
berbicaralah kamu berdua kepadanyna dengan kata kata yang lemah lembut , mudah
mudahan ia ingat akan takut.”
Menurut Al-Maraghi Qaulan Layyinan
berarti pembicaraan yang lemah lembut agar lebih dapat mnyentuh hati dan
menariknya untuk menerima dakwah.Sedangkan menurut Ibnu kasir ,yang dimaksud
layyinan ialah kata kata sindiran / bukan dengan kata kata terus terang.Dan
menurut Al-Zuhaily mengatakan, “Maka katakanlah kepadanya (Firaun) dengan tutur
kata yang lemah lembut(penuh persaudaraan) dan manis didengar, tidak
menampakkan kekerasandan nasihatilah dia dengan ucapan yang lemah lembut agar
dia lebih tertarik karena dia akan merasa takuk dengan siksa yang dijadikan
oleh Allah melaui lisannya.” Maksudnya agar nabi Musa dan Nabi Harun
meninggalkan sikap yang kasar.
Berdasarkan tiga pendapat diatas
dapat disimpulakan Qaulan Layyinan
memiliki makna kata kata yang lemah lembut, suara yang enak didengar , sikap
yang bersahabat, dan perilaku yang menyenangkan dalam menyerukan agama Allah.
Dengan kata kata Qaulan Layyinan, orang yang diajak
berkomunikasi akan merasa tersentuh hatinya, tergerak jiwannya dan tentram
batinnya , sehingga ia akan mengikuti kita.
Dari ayat Al-Hujurat ayat 2 , Luqman
ayat 19, dan An-Nisaa ayat 158 dapat ditarik kesimpulan yakni :
a.
Larangan bekata keras, berarti bahwa suara yang bernada keras dan tinggi akan
mendatangkan emosi yang berlebihan , mengundang setan, dan meruntuhkan akal
sehat.
b.
Larangan berkata buruk, (kata kata yang kotor)
c.
Perintah berkata lunak, yang bernada sederhana.
2.
Prinsip Qaulan Sadidan
Qaulan Sadidan artinya pembicaraan
yang benar, jujur, lurus, tidak bohong, dan tidak berbeli-belit.Kata qaulan sadidan disebut dua kali dalam
Al-Quran.Pertama, Allah menyuruh manusia menyampaikan qaulan sadidan dalam urusan anak yatim dan keturunan.Kedua, Allah
memerintahkan qaulan sadidan sesudah
takwa.
Alferd Korzybski, peletak dasar
teori general semantics menyatakan
bahwa penyakit jiwa , baik individual maupun sosial, timbul karena penggunaan
bahasa yang tidak benar. Ada beberapa cara menutup kebenaran dengan komunikasi.
Pertama, menggunakan kata-kata yang sangat abstark, ambigu, atau menimbulkan
penafsiran yang sangat berlainan apabila kita tidak setuju dengan pandangan
kawan kita.
Kedua, menciptakan istilah yang
diberi makna lain berupa eufimisme atau pemutarbalikan makna terjadi bila
kata-kata yang digunakan sudah diberi makna yang sama sekali bertentangan
dengan makna yang lazim.
Contoh qaulan sadidan yaitu tidak
berbohong karena Kebohongan tentulah sangat merugikan banyak pihak.Dalam
perkembangan kehidupan manusia, tidak terlepas dari bohong. Sejak zaman Zabi
Muhammad pun, kebohongan merambah pada periwayatan hadits-hadits nabi.
Sejatinya, hadits adalah dasar hukum kedua setelah A-Quran.Memalsukan hadits
nabi, berarti memalsukan agama Islam, termasuk di dalamnya hukum-hukum Islam.
Namun, kebohongan tidak akan pernah bisa memasuki Al-Quran, karena keaslian
Al-Quran dijamin oleh Allah.
3.
Prinsip Qaulan Maysuran
Kata qaulan maysuran hanya satu kali disebutkan dalam Al-Quran, QS.
Al-Israa’: 28.Berdasarkan sebab-sebab turunnya (ashab al-nuzulnya) ayat
tersebut, Allah memberikan pendidikan kepada nabi Muhammad saw untuk
menunjukkan sikap yang arif dan bijaksana dalam menghadapi keluarga dekat,
orang miskin dan musafir.
Secara etimologis, kata maysuran berasal dari kata yasara yang
artinya mudah atau gampang (Al-Munawir,1997: 158). Ketika kata maysuran digabungkan dengan kata qaulan menjadi qaulan maysuran yang artinya berkata dengan mudah atau gampang.
Berkata dengan mudah maksudnya adalah kata-kata yang digunakan mudah dicerna,
dimengerti,, dan dipahami oleh komunikan.
Salah satu prinsip komunikasi dalam
Islam adalah setiap berkomunikasi harus bertujuan mendekatkan manusia dengan
Tuhannya dan hamba-hambanya yang lain. Islam mengharamkan setiap komunikasi
yang membuat manusia terpisah dari Tuhannya dan hamba-hambanya.
Seorang komunikator yang baik adalah
komunikator yang mampu menampilkan dirinya sehingga disukai dan disenangi orang
lain. Untuk bisa disenangi orang lain, ia harus memiliki sikap simpati dan
empati. Simapti dapat diartikan dengan menempatkan diri kita secara imajinatif
dalam posisi orang lain (Bennett, dalam Mulyana, 1993: 83).
Namun dalam komunikasi, tidak hanya sikap simpati dan
empati yang dianggap penting karena sikap tersebut relatif abstrak dan
tersembunyi, tetapi juga harus dibarengi denganpesan-pesan komunikasi yang
disampaikan secara bijaksana dan menyenangkan.
4.
Qaulan Baligha
Ucapan yang lugas, efektif, dan tidak berbelit-belit
(QS An-Nissa :63).
5.
Qulan Ma’rufa
Perkataan yang baik, santun, dan
tidak kasar (QS An-Nissa:5m QS. Al-Baqarah:235, 263, Al-Ahzab: 32).
6.
Qaulan Karima
Kata-kata yang mulia dan penuh penghormatan (QS.
Al-Isra: 23).
J.
TEKNIK
KOMUNIKASI DAKWAH
Pekerjaan komunikasi da’wah ini
adalah pekerjaan pokok ummat manusia yang Muslim dan tidak bisa tidak harus
dilaksanakan dimana saja berada sesuai dengan keahlian dan kesanggupannya
masing-masing.Secara spesifik dakwah diartikan sebagai aktifitas menyeru atau
mengajak dan melakukan perubahan kepada manusia untuk melakukan kema’rufan dan
mencegah dari kemungkaran.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka
aktifitas dakwah dapat berhasil secara optimal jika didukung dengan strategi
dakwah. Dakwah sebagai proses komunikasi terdiri dari Juru Dakwah atau yang
disebut juga Mubalig, Umat manusia yang heterogin, lingkungan atau dimana
dakwah dilaksanakan, media dakwah apa yang dipilih, dan tujuan dakwah. Dakwah
dapai dilakukan langsung bertatap muka, maupun tidak langsung menggunakan
media.Agar tujuan dakwah tercapai maka diperlukan adaptasi bahasa dan budaya
atau adat istiadat yang dianut masyarakat.
Sementara teknik komunikasi yang
dapat dilakukan dalam dakwah adalah informatif, persuasif, dan coersif.
Pertama-tama diinformasikan apa yang menjadi hak dan kewajiban, diajak untuk
menjalaninya, dan diberikan sanksi jika melanggar perintahNYA. Dalam
penyampaiannya menggunakan bahasa seharihari yang mudah difahami masyarakat
luas, jika perlu menggunakan bahasa-bahasa gaul terkini, apalagi dalam
menghadapi masyarakat modern yang multikultural. Audiensnya datang dengan latar
belakang yang heterogin.
Yang terpenting membangun kerukunan
antar budaya, kemudian menjelaskan masalah sterotip antar suku yang harus
saling menjaga untuk kebersamaan.Disinilah diperlukan hal yang terpenting untuk
membangun kerukunan antar budaya.Mengingtkan persatuan adalah kekuatan besar.
Jika persatuan ini memudar maka akan mengancam kekuasaan, tapi jika sebaliknya
dapat memperkuat kekuasaan. Oleh karena itu dalam teknik komunikasi dakwah
perlu :
1. Mengenali sasaran
komunikasi
Sebelum melancarkan komunikasi, kita
perlu mempelajari siapa-siapa yang akan menjadi sasaran kita. Yang perlu
diperhatikan dalam hal ini adalah:
a. Kerangka referensi
Pesan komunikasi yang akan
disampaikan kepada komunikan harus disesuaikan dengan kerangka referensi (frame
of reference), maksudnya adalah bahwa ketika kita akan memberikan pesan harus
memperhatikan siapa yang menjadi komunikan kita, sehingga mereka mereka dapat
memahami apa yang kita sampaikan. Kerangka referensi seseorang akan berbeda
dengan orang lain, ada yang berbeda secara ekstrim seperti antara murid SD
dengan seorang mahasiswa atau seorang petani dengan seorang diplomat, intinya
kita harus mengetahui siapa yang kita ajak bicara.
b. Faktor situasi dan kondisi
Yang dimaksudkan adalah situasi
komunikasi pada saat komunikan akan menerima pesan yang kita sampaikan. Situasi
yang dapat menghambat jalannya komunikasi dapat diduga sebelumnya, dapat juga
datang tiba-tiba pada saat komunikasi dilancarkan.
Sedangkan yang dimaksudkan kondisi
adalah state of personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan
pada saat ia menerima pesan komunikasi. Komunikasi yang kita lakukan tidak akan
efektif apabila komunikan sedang marah, sedih, bingung, lapar, sakit, dan lain
sebagainya.
Untuk mengatasi hal semacam itu kita
dapat memperhatikan komunikasi kita sampai datangnya suasana yang
menyenangkan.Akan tetapi tidak jarang pula komunikasi tetap dilakukan pada saat
itu juga, disini faktor manusiawi sangat penting.
2. Pemilihan media
komunikasi
Pemilihan media komunikasi juga
sangat menentukan keberhasilan efektifitas dan efisiensi komunikasi yang
dilakukan, apakah media elektronik, media letak, bisa juga dengan media
tradisional seperti kentongan, bedug, pagelaran kesenian, atau media yang sudah
modern seperti telepon, telegraf, pamflet, poster, spanduk, dan lain-lain.
Untuk mencapai sasaran komunikasi
kita dapat memilih salah satu gabungan dari beberapa media, bergantung pada
tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan dan teknik yang akan
dipergunakan.
3. Pengkajian tujuan pesan
komunikasi
Aktivitas komunikasi dikatakan
berhasil jika pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dipahami secara
benar oleh komunikan. Untuk itu paling tidak ada dua hal yang harus
dipersiapkan secara matang dalam melakukan pengkomunikasian, hal tersebut
yaitu:
a. Fokus pesan
(what to say)
b. Cara atau pendekatan
dalam menyampaikan (how to say)
Semakin sederhana dan simpel pesan
yang disampaikan meski yang disampaikan kompleks, maka semakin besar
kemungkinan audiens memahaminya.
4. Pesan komunikator dalam
komunikasi
Ada faktor yang penting pada diri
komunikator apabila ia melancarkan komunikasi, yaitu:
a. Daya tarik sumber
Komunikan bersedia taat pada isi
pesan yang disampaikan oleh komunikator apabila komunikator ikut serta atas apa
yang telah disampaikan, sehingga dengan kata lain komunikan merasa ada
persamaan dengan komunikator. Disitulah seorang komunikator dikatakan berhasil
karena dapat merubah opini, sikap dan perilaku komunikan.
b. Kredibilitas sumber
Faktor kedua yang dapat menyebabkan
komunikasi berhasil adalah kepercayaan komunikan pada komunikator.
Berdasarkan kedua faktor tersebut, seorang komunikator
dalam menghadapi komunikan harus bersikap empirik (empathy).
0 komentar:
Post a Comment