September 12, 2015

Budaya Organisasi

Lulu Faiqoh                             (131311006)
Siti Arifiah                               (131311007)
Reni Megawati                        (131311012)
Lugy Mia Astriana                   (131311)

MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar belakang
Semakin berkembangnya dunia permasalahan manusia semakin kompleks. Manusia pada dasarnya tidak dapat sendiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya akan membentuk suatu kelompok yang kemudian disebut organisasi, apapun bentuk kelompok itu. Manusia adalah pendukung utama setiap organisasi. Perilaku manusia yang berada dalam suatu kelompok atau organisasi adalah awal dari perilaku organisasi. Karena terdiri dari banyak individu, maka lahirlah budaya dalam organisasi tersebut.
Budaya telah menjadi konsep penting dalam memahami masyarakat dan kelompok manusia. Budaya juga digunakan untuk mempertahankan identitasnya, seperti jika dilihat pada bidang politik dan pemerintahan, maka apabila datang nilai dari luar maka alasan yang pertama adalah kesesuaian atau tidak antara budaya baru dan budaya yang sudah melekat terhadap organisasi tersebut. Sehingga lebih detailnya akan dibahas bagaimana budaya organisasi pada karya tulis ini.

B.            Rumusan Masalah
1.      Bagaimana konsep budaya organisasi?
2.      Bagaimana fungsi budaya organisasi?
3.      Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi budaya organisasi?
4.      Bagaimana proses pembentukan budaya organisasi?

BAB II
PEMBAHASAN
A.           Konsep Budaya Organisasi
Budaya organisasi mengacu pada norma perilaku, asumsi, dan keyakinan dari suatu organisasi. Sonhadji (1991) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah proses sosialisasi anggota organisasi untuk mengembangkan persepsi, nilai dan keyakinan terhadap organisasi. Greenberg dan Baron (1995) menekankan budaya organisasi sebagai kerangka kognitif  yang berisi sikap, nilai, norma perilaku dan ekspektasi yang dimiliki oleh anggota organisasi.
Dari beberapa tokoh dapat di simpulkan budaya organisasi berkenaan dengan keyakinan, asumsi, nilai, norma-norma perilaku, ideologi, sikap kebiasaan dan harapan-harapan yang dimiliki oleh organisasi.
Budaya organisasi adalah kepribadian organisasi yang mempengaruhi cara bertindak induvidu dalam organisasi.[1]

B.            Fungsi Budaya Organisasi
1.      Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tampak batas, artinya budaya menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
2.      Budaya memberikan identitas bagi anggota organisasi.
3.      Budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dan pada kepentingan individu.
4.      Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial.
5.      Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu serta membentuk sikap dan perilaku karyawan.[2]

C.            Faktor-faktor Pembentuk Organisasi
Deal dan Kennedy (dalam Saffold, 1988) mengatakan bahwa antara budaya kuat dan lemah, mempunya kekuatan dalam mempengaruhi perilaku organisasi. Tetapi dalam budaya kuat “setiap karyawan mengetahui tujuan organisasi, dan mereka bekerja untuk organisasi tersebut”. Dengan demikian, dalam suatu budaya yang kuat tujuan karyawan menyatu dengan tujuan organisasi.
Pada umumunya, budaya yang kental dalam organisasi cenderung sulit untuk menerima perubahan, karena sistem nilai yang tumbuh dan dianut telah mengakar kuat dalam sanubari setiap mayoritas karyawan sehingga sulit untuk diubah begitu saja, sebaliknya budaya yang tidak terlalu kuat, kadang kalah menguntungkan organisasi terutama pada saat organisasi berada dalam lingkungan yang tidak stabil dan menuntut adanya fleksibilitas yang tinggi.
Lourch (1986), mengatakaan bahwa : a). Budaya yang kuat cenderung menghambat perubahan, melihat kebutuhan untuk berubah dengan kuatya nilai-nilai lama yang dipertahankan dan dianggap sudah baik. b). Walaupun pimpinan menyadari pentingnya perubahan, tanggapan yang diberikan masih berkisar pada sistem nilai yang lama itu juga, sehingga perubahan itu tidak benar-benar nyata. Dan untuk mengetahui kekuatan suatu budaya organisasi, menurut Sathe (dalam Robeths Te al. 1994) dapat diidentifikasikan melalui tiga ciri yaitu : a). Kekentalan budaya (thickness of culture), diukur melalui jumlah asumsi bersama. Budaya kental mempunyai banyak asumsi, sedangkan budaya encer sedikit asumsinya. b). Tingkat kebersamaan (extent of sharing), lapisan demi lapisan keyakinan dianut bersama. c). Kejelasan peraturan (clarity of ordering), dua faktor yang mempengaruhi kekuatan budaya adalah jumlah karyawan dan penyebaran geografis.[3]

D.    Proses Pembentukan Budaya Organisasi
Untuk membentuk budaya organisasi, prosesnya dimulai dari tahap pembentukan ide dan diikuti oleh lahirnya organisasi. Meski pada tahap pembentukan ide organisasi tersebut belum menjadi kenyataan atau ada wujudnya secara fisik, tahap ini menjadi dasar terbentuknya budaya organisasi. Pada saat para pendiri organisasi memiliki ide untuk mendirikan organisasi, maka budaya organisasi pasti akan ikut terpikirkan meskipun masih secara eksplisit. Budaya organisasi baru menjadi kenyataan ketika organisasi sudah benar-benar berdiri. Dapat dikatakan bahwa ketika organisasi berdiri, pembentukan budaya organisasi pun ikut dimulai.hal ini dijelaskan oleh Schein (1985) yang menyatakan bahwa pembentukan budaya organisasi tidak bisa dipisahkan dari peran para pendiri organisasi. Prosesnya mengikuti alur berikut:
a.       Para pendiri dan pimpinan lainnya membawa serta satu set asumsi dasar, nilai-nilai, perspektif, artefak ke dalam organisasidan menanamkannya kepada karyawan.
b.      Budaya muncul ketika para anggota berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal.
c.       Secara perorangan, masing-masing anggota organisasi boleh menjadi seorang pencipta budaya baru (culture creator) dengan mengembangkan berbagai cara untuk menyelesaikan persoalan-persoalan individual seperti persoalan identitas diri, kontrol, dan pemenuhan kebutuhan serta bagaimana agar bisa diterima oleh lingkungan organisasi yang diajarkan kepada generasi penerus.
Berikut ini adalah proses terbentuknya budaya organisasi menurut Robbins (2001):
Description: Grphi

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa budaya organisasi diturunkan dari filsafat pendirinya, kemudian budaya ini sangat mempengaruhi kriteria yang digunakan dalam merekrut/mempekerjakan anggota organisasi. Tindakan dari manajemen puncak menentukan iklim umum dari perilaku yang dapat diterima baik dan yang tidak.
Tingkat kesuksesan dala mensosialisasikan budaya organisasi tergantung pada kecocokan nilai-nilai karyawan baru dengan nilai-nilai organisasi dalam proses seleksi maupun pada preferensi manajemen puncak akan metode-metode sosialisasi.[4]

BAB III
KESIMPULAN
Budaya organisasi mengacu pada norma perilaku, asumsi, dan keyakinan dari suatu organisasi. Sonhadji (1991) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah proses sosialisasi anggota organisasi untuk mengembangkan persepsi, nilai dan keyakinan terhadap organisasi. Greenberg dan Baron (1995) menekankan budaya organisasi sebagai kerangka kognitif  yang berisi sikap, nilai, norma perilaku dan ekspektasi yang dimiliki oleh anggota organisasi.
Fungsi budaya organisasi budaya mempunyai suatu peran menetapkan tampak batas, artinya budaya menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang lain,budaya memberikan identitas bagi anggota organisasi,budaya mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luas dan pada kepentingan individu,budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial, budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu serta membentuk sikap dan perilaku karyawan.
Faktor yang mempengaruhi budaya organisasi budaya yang kuat cenderung menghambat perubahan, melihat kebutuhan untuk berubah dengan kuatya nilai-nilai lama yang dipertahankan dan dianggap sudah baik, alaupun pimpinan menyadari pentingnya perubahan, tanggapan yang diberikan masih berkisar pada sistem nilai yang lama itu juga, sehingga perubahan itu tidak benar-benar nyata.

DAFTAR PUSTAKA
Soetopo,Hendyat, Perilaku Organisasi Teori dan Praktik Di Bidang Pendidikan,(Bandung:PT Remaja RosdakaryaOffset,2012).
Rifai,Veithzal,Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,  2003.
Soetopo,Hendayat,Perilaku Organisasi, ( Bandung : PT.RemajaRsdakarya, 2010).
http://yunitamartha.weblog.esaunggul.ac.id/tag/proses-budaya-organisasi/


[1] Hendyat Soetopo,Perilaku Organisasi Teori dan Praktik Di Bidang Pendidikan,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset,2012),hlm.122-123.
[2] Veithzal Rifai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,  2003, hal. 430
[3]HendayatSoetopo, Perilaku Organisasi, ( Bandung : PT.RemajaRsdakarya, 2010), hal.137-138.
[4] http://yunitamartha.weblog.esaunggul.ac.id/tag/proses-budaya-organisasi/

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2015 Baca Online dan Seputar Blog
| Distributed By Gooyaabi Templates