September 05, 2015

Mukjizat Rasulullah SAW

MUKJIZAT NABI
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sirah Nabawiyah
Dosen Pengampu : Agus Riyadi, S.Sos.I, M.S.I.

Disusun Oleh :
Torikotus Sa’idah                  (131311120)
Maliyatuz Zaniyah                (131311121)
M. Ahsanul  Waro                             (131311122)

PENDAHULUAN
Sebelum berbicara tentang mukjiat Rasulullah SAW., terlebih dahulu kita harus memahami arti mukjizat itu sendiri. Mukjizat diambil dari kata ajaza. Artinya, kemampuan seseorang yang tidak mencukupi untuk melakukan sesuatu yang ingin dikerjakannya. Kapasitasnya tidak memungkinkan untuk melakukannya. Jika seseorang ingin memikul beban berat, tetapi otot-otot tangannya terlalu lemah, ketika itu kita berkata, “Orang itu tidak mampu memikulnya. Terlalu berat untuk batas kemampuan.”
Ada keserupaan antara kisah tentang air yang mengalir dari tangan beliau dan kisah tentang makanan sedikit yang menjadi banyak. Sejumlah orang dapat dipercaya dan sejumlah orang meriwayatkan hal ini dari sahabat besar. Diantaranya hal-hal yang secara universal diriwayatkan dari sejumlah sahabat terbesar seperti ketika sebagian di antara mereka berkumpul bersama-sama pada peristiwa perang khandaq (Parit)[1], Pertempuran di Buwat[2], ‘Umrah Hudaybiya, Peperangan di Tabuk.

RUMUSAN MASALAH
1.      Apa arti dari mukjizat itu ?
2.      Apa kategori mukjizat itu ?
3.      Apa macam-macam mukjizat?
PEMBAHASAN
1.      Arti Mukjizat
Kata ajaza yang berarti lemah itu berbeda dengan kata a’jaza (melemahkan). Kata yang terakhir ini berarti menjadikan orang yang tidak mampu melakukan sesuatu, seperti seorang yang memborgol tangan dan kaki orang lain sehingga orang tersebut tidak dapat membela diri. Dalam seperti ini, ketidakmampuannya tidak berasal dari dirinya sendiri, tetapi disebabkan oleh orang lain. Kata a’jaza atau melemahkan itu mengandung implikasi adanya pertentangan dan tantangan. Artinya, artinya orang itu bermaksud untuk melawan misalnya, tetapi musuhnya membelenggu dan melemahkan perlawanannya, atau boleh jadi membuatnya tidak berdaya sama sekali. Oleh karena itu, yang pertama (a’jaza) berarti tidak dapat melakukan sesuatu, padahal memiliki kebiasaan dengan segala potensi yang dimilikinya, sedangkan yang kedua (a’jaza) berarti tidak dapat menghadapinya karena kemampuannya terbelenggu.
Mukjizat adalah kejadian yang menyalahi hokum-hukum alam yang dijadikan Allah untuk memperkuat dakwah RAsul-Nya. Sementara orang-orang yang mendustakannya tidak mampu mendatangkan sesuatu yang serupa.[3]

1.      Kategori Mukjizat
Kategori Mukjizat ada 2 :
1)      Mukjizat yang terkenal yang disampaikan kepada kita melalui banyak saluran seperti Al-Qur’an. Tidak ada keraguan atau pertikaian bahwa Nabi telah membawakan Al-Qur’an dan bahwa Al-Qur’an benar-benar berasal dari Nabi dan Nabi Muhammad telah menjadikannya sebagai bukti kenabiannya. Bila para pembantah yang keras kepala menyangkal hal ini, maka ia seperti membantah fakta bahwa Nabi Muhammad ada di dunia. Para pembantah itu sendiri telah ditundukan oleh keberadaan Al-Qur’an itu sendiri.
Sangatlah Masyhur bahwa sejumlah peristiwa aneh telah terjadi pada diri Nabi Muhammad yang tidak dapat disangkal seperti tidak dapat disangkalnya bahwa Hatim adalah Dermawan, antara berani dan al-A’naf[4] adalah sabar karena laporan yang meriwayatkan tentang mereka yang diakui oleh semua orang bahwa yang pertama adalah dermawan, yang kedua berani, dan yang ketiga sabar. Bagaimanapun juga masing- masing laporan tersebut secara terpisah tidak mesti menuju pada kesimpulan tersebut atau tidak mesti membentuk pengesahan yang menentukan.
2)      Kategori kedua
Dalam kategori kedua ini berisi tentang Mukjizat yang terkenal dan diketahui secara luas melalui sejumlah orang yang meriwayatkannya dan mereka merupakan orang-orang yang diakui di kalangan ahli hadits dan sebagai sanad dan rowi dalam sirah (sejarah kehidupan Nabi Muhammad). Temasuk dalam kelompok ini antara lain seperti air mengalir dari makanan yang berjumlah sedikit akan menjadi melimpah ruwah. Ada juga hal-hal yang hanya diakui oleh satu atau dua orang. Mukjizat tersebut tidak banyak diketahui dan hanya diriwayatkan oleh sejumlah kecil perawi, tidak sebagaimana jenis mukjizat lainnya. Tetapi ketika mereka meriwayatkan dengan pihak lainnya, terdapat kesamaan riwayat dan mereka bersama-sama memperkuat kebenarannya sebagai bagian dari mukjizat secara keseluruhan sebagaimana telah diutarakan di muka.
2.      Macam-macam Mukjizat
1.       Mukjizat Al-Qur’an
Terdapat banyak aspek dari Al-Qur’an al’Adzim yang tidak tertandingi. Untuk  memperlakukanya secara tepat, maka aspek-aspek tersebut dapat ditempatkan pada empat kategori. Tidak seorangpun yang mampu menimbulkan kekaguman mereka Hanya sebuah buku (kitab) kecuali Rasulullah Muhammad SAW. ”Tidak datang kepadanya (al-Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang di turunkan dari Tuhan Yang Maha bijaksana lagi Maha Terpuji (41:42)”. Ayat tersebut sangat jelas dan kata-katanya sangat khas.
Anggapan kemampuan mereka di gambarkan dengan perkataan mereka , “Bila kami menghendaki Niscaya kami dapat membacakan yang seperti al-Quran itu” (8:31). Allah berkata kepada mereka,  “Kamu sama sekali tidak dapat melakukanya” (2:24). Dan tentu cukuplah meyakinkan bahwa mereka tidak dapat melakukannya dan tidak ada kekuatan bagi mereka. Orang bodoh siapapun, seperti Musaylimah, yang mencoba melakukannya, kesalahannya diperlihatkan kepada khalayak umum oleh Alloh dari kata-kata yang dituliskannya. Bila itu bukan sekedar sebuah kasus, maka orang-orang pintar diantara mereka seharusnya menyadari bahwa al-Qur’an lebih tinggi dari pada sebuah pidato murni atau dari pada kefasihan mereka sendiri.
Apabila mukjizat para rasul terdahulu berupa mukjizat yang khusus yang berlaku bagi kaumnya saja, tidak berlaku untuk umat lain, mukjizat Rasulullah SAW. Yaitu Al-Qur’an adalah Mukjizat yang langgeng.
Jika memperhatikan mukjizat-mukjizat para rasul sebelumnya, kita akan melihat bahwa mukjizat adalah sesuatu yang lain, Terpisah dari manhaj-nya. Mukjizat  Nabi musa a.s. adalah tongkat, sedangkan manhaj-nya adalah Taurat. Mukjizat Nabi isa a.s. menyembuhkan penyakit kusta dan buta bawaan, sedangkan manhaj-nya adalah Injil. Akan tetapi, Al-Qur’an adalah mukjizat dan manhaj pada waktu yang sama. Manhaj dijaga oleh mukjizat dan mukjizat ada dalam Manhaj. Inilah perbedaan pertama antara mukjizat Rasulullah SAW. Dan mukjizat para Rasul sebelumnya.[5]
2.      Mukjizat besar Rasulullah SAW.
Dari seluruh makhluknya, sejak Adam sampai akhir zaman, hanya Rasulullah SAW. yang mendapat anugerah mukjizat besar, yaitu Isro’ dan Mi’raj. Pada  malam yang penuh berkah Rasulullah SAW. naik langit ke tujuh hingga sampai ke sidratul muntaha dan kembali ke bumi. Allah SWT. tidak pernah memperlihatkan seisi langit mengenai apa dan siapa penghuninya, kecuali kepada Rasulullah SAW. Allah SWT. Berfirman yang Artinya: “Sungguh ia telah melihat sebagian dari ayat-ayat Tuhan-nya Yang mahabesar.“  (Q.S. Al-Isra: 18)

Tidak ada seorang nabi atau rasul pun yang melihat ayat yang sangat besar ini di langit , walaupun banyak rasul yang melihat ayat-Nya yang Mahabesar di bumi.
Karena Rasulullah SAW di utus untuk seluruh alam, mukjizat kauniyah-nya menyentuh seluruh jenis makhluk yang ada di bumi ini. Mukjizatnya dengan benda-benda padat, tumbuh-tumbuhan, hewan, di samping tentu saja dengan manusia.[6]
3.      Air mengalir di antara jari-jari tangan Rasulullah SAW
Allah SWT. telah mengeluarkan air dari sela-sela jari tangan Rasul yang mulia untuk mencukupi seluruh prajuritnya. Jika Nabi Musa memukul batu dengan tongkatnya, pecahlah dan keluar air, tidak aneh jika air itu keluar dari tangan Rasulullah SAW. Untuk diminum seluruh bala tentara muslimin.
Orang boleh bertanya, “Mengapa air itu tidak langsung keluar tanpa harus memasukkan jarinya kedalam air?” Allah SWT menghendakinya demikian agar Rasulullah SAW. tidak dianggap memiliki salah satu sifat dari sifat-sifat Allah SWT. yang mengadakan sesuatu dari ketiadaan. Akan tetapi, hanya untuk mengembangkan yang “ada taka ada” musykilah. Oleh karena itu, ketika Rasulullah SAW. memasukkan tangannya ke dalam bejana, air itu pun bertambah sehingga cukup untuk tentaranya yang sedang kehausan. Sebagaimana Allah SWT. telah menyelamatkan umat Nabi Musa dari dahaga dengan memancarnya air dari batu dengan pukulan tongkatnya, Alloh SWT. juga menyelamatkan umat Muhammad dari kematian karena haus.[7]
KESIMPULAN
Mukjizat Nabi Muhammad adalah kemampuan luar biasa yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk membuktikan kenabiannya
DAFTAR PUSTAKA
Sya’rawi, Mutawalli. 1997. Mukjizat Muhammad SAW. Bandung: CV Pustaka Setia.



[1] ketika orang-orang kafir menyembah berhala dan yahudi menyerbu Madinah, Nabi yang mengikuti saran Salman al-Farisi, menyuruh untuk menggali sebuah parit untuk melindungi kota. Ini merupakan suatu hal yang tidak dikenal dikalangan bangsa Arab. Namun strategi ini telah berkembang dikalangan bangsa Persia. Peperangan ini berlangsung pada tahun 4 atau 5 Hijriyah.
[2] Buwat adalah salah stu pegunungan di juhayna dalam wilayah Radwa kira-kira 50 mil dari madinah. Nabi menahan sebuah caravan bangsa Quraisy di sana. Kejadian ini terjadi 13 bulan setelah hijrah.
[3] Mutawalli Sya’rawi, Mukjizat Rasulullah SAW, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), hlm. 9.
[4] Sebuah suku arab yang sangat terkenal pada masa pra-Islam lantaran memiliki keistimewaan.
[5] Mutawalli Sya’rawi, Mukjizat Rasulullah SAW, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), hlm. 25.
[6] Mutawalli Sya’rawi, Mukjizat Rasulullah SAW, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), hlm. 56.
[7] Mutawalli Sya’rawi, Mukjizat Rasulullah SAW, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), hlm. 73.

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2015 Baca Online dan Seputar Blog
| Distributed By Gooyaabi Templates