Mukjizat Rasulullah SAW
MUKJIZAT NABI
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Sirah Nabawiyah
Dosen Pengampu : Agus Riyadi, S.Sos.I, M.S.I.
Disusun Oleh :
Torikotus Sa’idah
(131311120)
Maliyatuz Zaniyah
(131311121)
M. Ahsanul Waro (131311122)
PENDAHULUAN
Sebelum berbicara tentang mukjiat
Rasulullah SAW., terlebih dahulu kita harus memahami arti mukjizat itu sendiri.
Mukjizat diambil dari kata ajaza. Artinya, kemampuan seseorang yang
tidak mencukupi untuk melakukan sesuatu yang ingin dikerjakannya. Kapasitasnya
tidak memungkinkan untuk melakukannya. Jika seseorang ingin memikul beban
berat, tetapi otot-otot tangannya terlalu lemah, ketika itu kita berkata,
“Orang itu tidak mampu memikulnya. Terlalu berat untuk batas kemampuan.”
Ada keserupaan antara kisah tentang
air yang mengalir dari tangan beliau dan kisah tentang makanan sedikit yang
menjadi banyak. Sejumlah orang dapat dipercaya dan sejumlah orang meriwayatkan
hal ini dari sahabat besar. Diantaranya hal-hal yang secara universal
diriwayatkan dari sejumlah sahabat terbesar seperti ketika sebagian di antara
mereka berkumpul bersama-sama pada peristiwa perang khandaq (Parit)[1],
Pertempuran di Buwat[2], ‘Umrah
Hudaybiya, Peperangan di Tabuk.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
arti dari mukjizat itu ?
2.
Apa
kategori mukjizat itu ?
3.
Apa
macam-macam mukjizat?
PEMBAHASAN
1.
Arti
Mukjizat
Kata ajaza yang berarti lemah itu berbeda dengan kata a’jaza
(melemahkan). Kata yang terakhir ini berarti menjadikan orang yang tidak
mampu melakukan sesuatu, seperti seorang yang memborgol tangan dan kaki orang
lain sehingga orang tersebut tidak dapat membela diri. Dalam seperti ini,
ketidakmampuannya tidak berasal dari dirinya sendiri, tetapi disebabkan oleh
orang lain. Kata a’jaza atau melemahkan itu mengandung implikasi adanya
pertentangan dan tantangan. Artinya, artinya orang itu bermaksud untuk melawan
misalnya, tetapi musuhnya membelenggu dan melemahkan perlawanannya, atau boleh
jadi membuatnya tidak berdaya sama sekali. Oleh karena itu, yang pertama (a’jaza)
berarti tidak dapat melakukan sesuatu, padahal memiliki kebiasaan dengan segala
potensi yang dimilikinya, sedangkan yang kedua (a’jaza) berarti tidak
dapat menghadapinya karena kemampuannya terbelenggu.
Mukjizat adalah kejadian yang menyalahi hokum-hukum alam yang
dijadikan Allah untuk memperkuat dakwah RAsul-Nya. Sementara orang-orang yang
mendustakannya tidak mampu mendatangkan sesuatu yang serupa.[3]
1.
Kategori
Mukjizat
Kategori
Mukjizat ada 2 :
1)
Mukjizat
yang terkenal yang disampaikan kepada kita melalui banyak saluran seperti Al-Qur’an.
Tidak ada keraguan atau pertikaian bahwa Nabi telah membawakan Al-Qur’an dan
bahwa Al-Qur’an benar-benar berasal dari Nabi dan Nabi Muhammad telah
menjadikannya sebagai bukti kenabiannya. Bila para pembantah yang keras kepala
menyangkal hal ini, maka ia seperti membantah fakta bahwa Nabi Muhammad ada di
dunia. Para pembantah itu sendiri telah ditundukan oleh keberadaan Al-Qur’an
itu sendiri.
Sangatlah
Masyhur bahwa sejumlah peristiwa aneh telah terjadi pada diri Nabi Muhammad
yang tidak dapat disangkal seperti tidak dapat disangkalnya bahwa Hatim adalah
Dermawan, antara berani dan al-A’naf[4]
adalah sabar karena laporan yang meriwayatkan tentang mereka yang diakui oleh
semua orang bahwa yang pertama adalah dermawan, yang kedua berani, dan yang
ketiga sabar. Bagaimanapun juga masing- masing laporan tersebut secara terpisah
tidak mesti menuju pada kesimpulan tersebut atau tidak mesti membentuk pengesahan
yang menentukan.
2)
Kategori
kedua
Dalam
kategori kedua ini berisi tentang Mukjizat yang terkenal dan diketahui secara
luas melalui sejumlah orang yang meriwayatkannya dan mereka merupakan
orang-orang yang diakui di kalangan ahli hadits dan sebagai sanad dan rowi
dalam sirah (sejarah kehidupan Nabi Muhammad). Temasuk dalam kelompok ini
antara lain seperti air mengalir dari makanan yang berjumlah sedikit akan
menjadi melimpah ruwah. Ada juga hal-hal yang hanya diakui oleh satu atau dua orang.
Mukjizat tersebut tidak banyak diketahui dan hanya diriwayatkan oleh sejumlah
kecil perawi, tidak sebagaimana jenis mukjizat lainnya. Tetapi ketika mereka meriwayatkan
dengan pihak lainnya, terdapat kesamaan riwayat dan mereka bersama-sama memperkuat
kebenarannya sebagai bagian dari mukjizat secara keseluruhan sebagaimana telah
diutarakan di muka.
2.
Macam-macam
Mukjizat
1.
Mukjizat Al-Qur’an
Terdapat banyak aspek dari Al-Qur’an al’Adzim yang tidak
tertandingi. Untuk memperlakukanya
secara tepat, maka aspek-aspek tersebut dapat ditempatkan pada empat kategori.
Tidak seorangpun yang mampu menimbulkan kekaguman mereka Hanya sebuah buku
(kitab) kecuali Rasulullah Muhammad SAW. ”Tidak datang kepadanya (al-Qur’an)
kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang di turunkan dari Tuhan
Yang Maha bijaksana lagi Maha Terpuji (41:42)”. Ayat tersebut sangat jelas
dan kata-katanya sangat khas.
Anggapan kemampuan mereka di gambarkan dengan perkataan mereka ,
“Bila kami menghendaki Niscaya kami dapat membacakan yang seperti al-Quran itu”
(8:31). Allah berkata
kepada mereka, “Kamu sama sekali
tidak dapat melakukanya” (2:24). Dan tentu cukuplah meyakinkan bahwa mereka
tidak dapat melakukannya dan tidak ada kekuatan bagi mereka. Orang bodoh
siapapun, seperti Musaylimah, yang mencoba melakukannya, kesalahannya
diperlihatkan kepada khalayak umum oleh Alloh dari kata-kata yang
dituliskannya. Bila itu bukan sekedar sebuah kasus, maka orang-orang pintar
diantara mereka seharusnya menyadari bahwa al-Qur’an lebih tinggi dari pada sebuah
pidato murni atau dari pada kefasihan mereka sendiri.
Apabila mukjizat para rasul terdahulu berupa mukjizat yang khusus
yang berlaku bagi kaumnya saja, tidak berlaku untuk umat lain, mukjizat
Rasulullah SAW. Yaitu Al-Qur’an adalah Mukjizat yang langgeng.
Jika memperhatikan mukjizat-mukjizat para rasul sebelumnya, kita
akan melihat bahwa mukjizat adalah sesuatu yang lain, Terpisah dari manhaj-nya.
Mukjizat Nabi musa a.s. adalah tongkat,
sedangkan manhaj-nya adalah Taurat. Mukjizat Nabi isa a.s. menyembuhkan
penyakit kusta dan buta bawaan, sedangkan manhaj-nya adalah Injil. Akan
tetapi, Al-Qur’an adalah mukjizat dan manhaj pada waktu yang sama. Manhaj
dijaga oleh mukjizat dan mukjizat ada dalam Manhaj. Inilah perbedaan pertama
antara mukjizat Rasulullah SAW. Dan mukjizat para Rasul sebelumnya.[5]
2.
Mukjizat
besar Rasulullah SAW.
Dari seluruh makhluknya, sejak Adam sampai akhir zaman, hanya Rasulullah
SAW. yang mendapat anugerah mukjizat besar, yaitu Isro’ dan Mi’raj.
Pada malam yang penuh berkah Rasulullah SAW.
naik langit ke tujuh hingga sampai ke sidratul muntaha dan kembali ke
bumi. Allah SWT. tidak pernah memperlihatkan seisi langit mengenai apa dan
siapa penghuninya, kecuali kepada Rasulullah SAW. Allah SWT. Berfirman yang Artinya:
“Sungguh ia telah melihat sebagian dari ayat-ayat Tuhan-nya Yang mahabesar.“
(Q.S. Al-Isra: 18)
Tidak ada seorang nabi atau rasul pun yang melihat ayat yang sangat
besar ini di langit , walaupun banyak rasul yang melihat ayat-Nya yang
Mahabesar di bumi.
Karena Rasulullah SAW di utus untuk seluruh alam, mukjizat kauniyah-nya
menyentuh seluruh jenis makhluk yang ada di bumi ini. Mukjizatnya dengan
benda-benda padat, tumbuh-tumbuhan, hewan, di samping tentu saja dengan
manusia.[6]
3.
Air
mengalir di antara jari-jari tangan Rasulullah SAW
Allah SWT. telah mengeluarkan air dari sela-sela jari tangan Rasul
yang mulia untuk mencukupi seluruh prajuritnya. Jika Nabi Musa memukul batu
dengan tongkatnya, pecahlah dan keluar air, tidak aneh jika air itu keluar dari
tangan Rasulullah SAW. Untuk diminum seluruh bala tentara muslimin.
Orang boleh bertanya, “Mengapa air itu tidak langsung keluar tanpa
harus memasukkan jarinya kedalam air?” Allah SWT menghendakinya demikian agar
Rasulullah SAW. tidak dianggap memiliki salah satu sifat dari sifat-sifat Allah
SWT. yang mengadakan sesuatu dari ketiadaan. Akan tetapi, hanya untuk
mengembangkan yang “ada taka ada” musykilah. Oleh karena itu, ketika
Rasulullah SAW. memasukkan tangannya ke dalam bejana, air itu pun bertambah
sehingga cukup untuk tentaranya yang sedang kehausan. Sebagaimana Allah SWT.
telah menyelamatkan umat Nabi Musa dari dahaga dengan memancarnya air dari batu
dengan pukulan tongkatnya, Alloh SWT. juga menyelamatkan umat Muhammad dari
kematian karena haus.[7]
KESIMPULAN
Mukjizat Nabi Muhammad adalah
kemampuan luar biasa yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk
membuktikan kenabiannya
DAFTAR PUSTAKA
Sya’rawi, Mutawalli. 1997. Mukjizat Muhammad SAW. Bandung:
CV Pustaka Setia.
[1]
ketika orang-orang kafir menyembah berhala dan yahudi menyerbu Madinah, Nabi
yang mengikuti saran Salman al-Farisi, menyuruh untuk menggali sebuah parit
untuk melindungi kota. Ini merupakan suatu hal yang tidak dikenal dikalangan
bangsa Arab. Namun strategi ini telah berkembang dikalangan bangsa Persia.
Peperangan ini berlangsung pada tahun 4 atau 5 Hijriyah.
[2] Buwat
adalah salah stu pegunungan di juhayna dalam wilayah Radwa kira-kira 50 mil
dari madinah. Nabi menahan sebuah caravan bangsa Quraisy di sana. Kejadian ini
terjadi 13 bulan setelah hijrah.
0 komentar:
Post a Comment