September 07, 2015

Dakwah sebagai Ilmu Pengetahuan

PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Dakwah
Dosen pengampu : Dra. Hj. Jauharotul Farida, M. Ag


Disusun oleh:
1. M. Khoerul Iqbal                                                 (131311108)
2. Miftah Mursyidah                                                (131311111)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014

PENDAHULUAN

I.         Latar Belakang
Sebagai makhluk yang secara kodrati dianugrahi akal pikiran, manusia merupakan sosok makhluk yang memiliki kesadaran dan rasa ingin tahu tentang segala sesuatu yang dihadapi dan dialami dalanm kehidupannya.
Dari berbagai upaya untuk memenuhi rasa ingin tahunya tersebut, maka manusia banyak memiliki berbagai pengetahuan. Kemudian berbagai pengetahuan itu dikumpulkan melalui metode tertentu, maka berwujudlah sekumpulan pengetahuan, untuk kemudian disusun ke dalam susunan atau sistematika tetentu, dengan menggunakan metode tertentu, maka lahirlah suatu ilmu pengetahuan.
Demikianlah proses tersusun dan terjadinya suatu ilmu pengetahuan yang berawal dari pengetahuan-pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan metode penelitian tertentu maka sekumpulan pengetahuan tersebut akhirnya berkembang menjadi suatu ilmu pengetahuan.[1]
II.      Rumusan masalah
1.      Apa pengertian Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan?
2.      Perkembangan ilmu?
3.      Syarat – syarat ilmu?
4.      Struktur ilmu?
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pengetahuan dan Ilmu pengetahuan
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu. Pengetahuan itu merupakan pengetahuan awam apabila orang hanya sadar saja tentang adanya gejala tersebut; dia dapat mengetahui bahwa gejala itu ada. Selanjutnya, dari banyak gejala yang disadarinya sebagai pengetahuan awam tersebut, dapat juga olehnya dirasakan atau dilihat hal lain, yaitu hubungan saling pengaruh yang ada antara satu gejala dengan gejala lainnya. Sebagai contoh, pengalaman atau pengamatan bahwa, bila mendung biasanya lalu hujan.
Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan.
Ilmu pengetahuan, sebagai objek, merupakan himpunan informasi yang berupa pengetahuan ilmiah tentang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami. Gejala tersebut dapat berupa gejala alam (seperti angin, air, gempa bumi, ombak, gerak benda, dsb.), atau gejala sosial (seperti masyarakat bangsa, unjuk rasa, kemiskinan, kemakmuran, keterasingan, dsb.), ataupun gejala pikir, yang abstrak wujudnya, seperti konsep-konsep tentang bilangan dan himpunan di dalam matematika. Masalah yang menjadi perhatian di dalam aktifitas ilmu pengetahuan adalah pencarian kejelasan dan perumusan penjelasan mengenai struktur, fungsi dan pola-laku gejala-gejala, baik gejala alam, gejala sosial, maupun gejala pikir. Dengan demikian bentuk-bentuk dari hasil kegiatan ilmu pengetahuan mencakup dua hal yaitu Penjelasan terhadap sesuatu gejala, yang dinyatakan sebagai teori; serta Kesimpulan dari hasil observasi atau hasil penjelasan sesuatu gejala yang dinyatakan sebagai  (i) Hukum, bila gejalanya merupakan gejala alam, (ii) Dalil, bila gejalanya merupakan gejala pikir atau gejala abstrak.
Disamping hukum atau dalil, dan theori, yang luas cakupan keberlakuannya, yaitu meliputi suatu kelas gejala (a class of phenomena), dan karenanya berlaku umum dalam lingkup kelas gejala tersebut, terdapat juga bentuk-bentuk kesimpulan dan penjelasan yang lebih terbatas cakupan keberlakuannya, seperti:
-       Korelasi, yaitu suatu kesimpulan yang jaminan keberlakuannya terbatas pada selang liputan observasi yang dilakukan mengenai gejala tersebut.
-       Hipotesa, yaitu suatu dugaan mula mengenai penjelasan terhadap suatu fenomena, dan karena itu masih spekulatif sifatnya.
-       Model, yaitu suatu deskripsi (jadi penjelasan) tentang struktur dan pola-laku suatu fenomena ditinjau dari suatu titik pandang tertentu.
-       Conjecture, yaitu suatu kesimpulan yang masih spekulatif sifatnya ditinjau dari kelengkapan fakta yang mendukungnya dan kerincian logika yang digunakan untuk menjelaskannya.
            Adapun perbedaan pengetahuan dengan Ilmu Pengetahuan adalah sebagai berikut :
a)         Ilmu pengetahuan adalah penguasaan lingkungan hidup manusia.Definisi ini tidak diterima karena mencampuradukkan ilmu pengetahuan danteknologi. 
b)         Ilmu pengetahuan adalah kajian tentang dunia material.Definisi ini tidak dapat diterima karena ilmu pengetahuan tidak terbatas pada hal-hal yang bersifat materi.
c)         Ilmu pengetahuan adalah definisi eksperimental.
d)        Ilmu pengetahuan dapat sampai pada kebenaran melalui kesimpulan logis dari pengamatan empiris.[2]

B.     Perkembangan ilmu
Mempelajari sejarah ilmu pengetahuan itu penting, karena dengan mempelajari hal tersebut kita dapat mengetahui tahap-tahap perkembangannya. Ilmu pengetahuan tidak langsung terbentuk begitu saja, tetapi melalui proses, melalui tahap-tahap atau periode-periode perkembangan.
a)      Periode Pertama (abad 4 sebelum Masehi)
Perintisan “ilmu pengetahuan” dianggap dimulai pada abad 4 sebelum masehi, karena peninggalan-peninggalan yang menggambarkan ilmu pengetahuan dikemukakan mulai abad 4 sebelum Masehi. Abad 4 sebelum Masehi merupakan terjadinya pergeseran dari persepsi mitos kepersepsi logos, dari dongeng-dongen ke analisis rasional.
Pada periode ini tokoh yang terkenal adalah Aristoteles tentang dunia adalah adalah sebagai berikut : dunia adalah ontologis atau ada (eksis). Sebelum Aristoteles dunia dipersepsikan tidak eksis, dunia hanya menumpang keberadaan dewa-dewa. Dunia bukan dunia riil, yang riil adalah dunia ide. Menurut Aristoteles, dunia merupakan subtansi adalah sesuatu yang mandiri, dengan demikian dunia itu mandiri. Setiap subtansi mempunyai struktur ontologis. Dalam struktur terdapat 2 prinsip, yaitu :
1)      Akt : menunjukan prinsip kesempurnaan (realis);
2)      Potensi menunjukan prinsip kemampuannya, kemungkinannya (relati)
Pndangan Aristoteles yang dapat dikatakan sebagai awal dari perintisan “ilmu pengetahuan” adalah hal-hal sebagai berikut :
1        Hal Pengenalan
Menurut Aristoteles terdapat dua macam pengenalan, yaitu ;
a.       Pengenalan Indrawi (memberikan pengetahuan yang kongkrit dari suatu benda)
b.      Pengenalan Rasional (dapat mencapai sesuatu, melalui jalan abstraksi)
2        Hla Metode
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau hukum-hukum bukan objek-objek eksternal atau fakta. Metode untuk mengembangkan mu pengetahuan ada dua, yaitu :
a.      Induksi intuitif yaitu mulai dari fakta untuk menyusun hukum (pengetahuan universitas)
b.      Deduksi (silogisme) yaitu mulai dari pengetahuan universal menuju fakta-fakta.

b)      Periode Kedua (abad 17 sesudah Masehi)
Pada periode yang kedua ini terjadi revolusi ilmu pengetahuan karena adanya perombakan total dalam cara berfikir. Perombakan total tersebut adalah sebagai berikut :
Apabila Aristoteles cara berfikirnya bersifat ontologis rasional, Gallileo Gallilei (tokoh pada awal abad 17 sesudah Masehi) cara berfikir bersifat analisi yang dituangkan dalam bentuk kuantitatif dan matematis. Yang dimunculkan dalam berfikir ilmiah Aristoteles adalah berfikir tentang hakikat, jadi berfikir metafisis ( apa yang berada di balik yang nampak atau apa yang berada di balik fenomena)
Abad 17 meninggalkan cara berfikir metafisis dan beralih ke elemen-elemen yang terdapat pada suatu benda, jadi tidak mempersoalkan hakikat. Dengan demikian bukan substansi tetapi elemen-elemen yang merupakan kesatuan sistem.[3]

C.    Syarat – syarat ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu  merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigm ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
1.      Objektif. Ilmu  harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2.      Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3.      Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4.      Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu  alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.[4]









D.   Struktur ilmu
STURKTUR ILMU

Obyek Sebenarnya
Obyek Material
Ide Abstrak
Benda Fisik
Jasad Hidup
Gejala Rohani
Peristiwa Sosial
Proses Tanda


Obyek Formal
Pusat Perhatian

Bentuk Pernyataan
Diskripsi
Preskripsi
Ekposisi Pola
Rekotruksi Historis

Pengetahuan Ilmiah
Ragam Produksi
Asas Ilmiah
Kaidah Ilmiah
Teori Ilmiah


Ciri Poko
Sistematisasi
Keumuman
Rasionalitas
Obyektivitas
Verifiabilitas
Komunalitas


Pembagian Sistematik



Setiap cabang ilmu khusus mempunyai objek sebenarnya (Proper Object) yang dapat dibedakan menjadi objek material dan objek formal.  Objek material adalah fenomena di dunia ini yang telaah oleh ilmu, sedang objek formal adalah pusat perhatian dalam perhatian dalam penelaahan ilmuwan terhadap fenomena itu.
1)      Deskripsi
Ini merupakan kum[ulan [ertanyaan bercorak deskriptif dengan memberikan pemerian mengenai bentuk, susunan, peranan, dan hal-hal terperinci lainnya dari fenomena yang bersangkutan. Bentuk ini umumnya terdapat pada cabang-cabang ilmu khusus yang terutama bercorak deskriptif  seperti misalnya ilmu anatomi atau geografi.
2)      Preskrispsi
Ini merupakan kumpulan pernyataan bercorak preskriptif dengan memberikan petunjuk-petunjuk atau ketentuan-ketentuan mengenai apa yang perlu berlangsung atau sebaiknya dilakukan dalam hubungannya dengan objek sebenarnya itu. Bentuk ini dapat dijumpai dalam cabang-cabang ilmu social, misalnya dalam ilmu pendidikan yang memuat petunjuk-petunjuk cara mengajar yang baik dalam kelas. Demikian pula dalam ilmu administrasi Negara dipaparkan misalnya asas-asas, ukuran-ukuran, dan berbagai ketentuan preskriptif tentang organisasi yang baik, manajemen yang efektif atau prosedur kerja yagn efisien.
3)      Eksposisi Pola
Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang memaparkan pola-pola dalam sekumpulan sifat, ciri, kecenderungan atau proses lainnya dari fenomena yang ditelaah. Misalnya dalam antropologi dapat dipaparkan pola-pola kebudayaan berbagai suku bangsa atau dalam sosisologi dibeberkan pola-pola perubahan masyarakat pedesaan menjadi masyarakat perkotaan.
4)      Rekonstruksi Historis
Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang berusaha menggambarkan atau menceritakan dengan penjelasan atau alas an yang diperlukan pertumbuhan sesuatu hal pada masa lampau yang jauh baik secara alamiah atau karena campur tangan manusia. Cabang-cabang ilmu khusus yang banyak mengandung bentuk pernyataan ini misalnya historiografi, ilmu purbakala, dan paleontology.
5)       Asas Ilmiah
Suatu asas atau prinsip adalah sebuah proposisi yang mengandung kebenaran umum berdasarkan fakta-fakta yan telah diamati; seringkali terutama dalam rumpun ilmu social juga diartikan sebagai sebuah proposisi yang dapat secukupnya diterapkan pada serangkaian peristiwa untuk suatu pedoman dalam melakukan tindakan-tindakan. Asas ilmiah dalam arti yang pertama misalnya ialah asas peredaran planet berdasarkan pengamatan dalam astronomi yang menyatakan bahwa makin dekat suatu planet dengan matahari, maka pendek masa perputarannya. Sebuah prisnsip dalam rumpun ilmu social misalnya ialah prinsip gaji yang sama untuk pekerjaan yang sama (equal pay for equal work) yang dapat dijadikan suatu pedoman yang benar dalam pengangkatan para pegawai dan admistrasi penggajian.
6)      Kaidah Ilmiah
Suatu kaidah atau hokum dalam pengetahuan ilmiah adalah sebuah proposisi yan mengungkapkan keajegan atau hubungan tertib yang dapat diperiksa kebenarannya di antara fenomena sehingga umumnya berlaku pula untuk berbagai fenomena yang sejenis. Contohnya ialah hokum gaya berat yang terkenal dari Newton atau kaidah Boyle dalam ilmu kimia bahwa volume suara gas berubah secara terbalik dengan tekanan bilamana suhu tetap dipertahankan sama.  
7)      Teori Ilmiah
Suatu teori dalam scientific knowledge adalah sekumpulan proposisi yang saling berkaitan secara logis untuk memberi penjelasan mengenai sejumlah fenomena. Misalnya teori Darwwin tentang evolusi organisme hidup yang menerangkan bahwa bentuk-bentuk orgaisme yang lebih rumit berasal dar sejumlah kecil bentuk-bentuk yan lebih sederhana dan primitiff dalam perkembngannya secara evolusioner sepanjang masa.[5]




























PENUTUP
       I.            KESIMPULAN
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu. Pengetahuan itu merupakan pengetahuan awam apabila orang hanya sadar saja tentang adanya gejala tersebut; dia dapat mengetahui bahwa gejala itu ada. Selanjutnya, dari banyak gejala yang disadarinya sebagai pengetahuan awam tersebut, dapat juga olehnya dirasakan atau dilihat hal lain, yaitu hubungan saling pengaruh yang ada antara satu gejala dengan gejala lainnya. Sebagai contoh, pengalaman atau pengamatan bahwa, bila mendung biasanya lalu hujan.
Ilmu pengetahuan, sebagai objek, merupakan himpunan informasi yang berupa pengetahuan ilmiah tentang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami
Syarat – syarat ilmu
1.      Objektif
2.      Metodis
3.      Sistematis
4.      Universal
STURKTUR ILMU

Obyek Sebenarnya
Obyek Material
Ide Abstrak
Benda Fisik
Jasad Hidup
Gejala Rohani
Peristiwa Sosial
Proses Tanda


Obyek Formal
Pusat Perhatian

Bentuk Pernyataan
Diskripsi
Preskripsi
Ekposisi Pola
Rekotruksi Historis

Pengetahuan Ilmiah
Ragam Produksi
Asas Ilmiah
Kaidah Ilmiah
Teori Ilmiah


Ciri Poko
Sistematisasi
Keumuman
Rasionalitas
Obyektivitas
Verifiabilitas
Komunalitas


Pembagian Sistematik



    II.            Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat memenuhi tugas mata kuliah Psikologi dengan baik dan benar. Di sisi lain, penulis juga berharap denag adanya makalah ini akan bisa menjadi bahan bacaan yang baik. Baik untuk mahasiswa maupun kalangan akademika pada khususnya. Sebagai motivasi maupun inspiratif dalam mengembangkan kreativitasnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentu tidak luput dari kesalahan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Swt. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Gie , The Liang, Konsepsi tentang Ilmu, (Yogyakarta, Yayasan Studi Ilmu dan Teknologi, 1984) hlm 50-63






[5] The Liang Gie, Konsepsi tentang Ilmu, (Yogyakarta, Yayasan Studi dan Teknologi, 1984), hlm 50-63

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2015 Baca Online dan Seputar Blog
| Distributed By Gooyaabi Templates