September 18, 2015

Ijtihad Kontemporer Persatuan Islam


USHUL FIQH
IJTIHAD KONTEMPORER
PERSATUAN ISLAM (PERSIS)
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: USHUL FIQH

Disusun oleh:

Umi Dzunur Aini        131311125

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014

I.                   LATAR BELAKANG

Sering diasumsikan oleh kaum Muslim dan juga non-Muslim bahwa “Islam” bersifat monolotik, tetapi bahkan dengan pemikiran sekilas pun sudah cukup menunjukkan bahwa asumsi ini tidak benar. Sebaliknya, perbedaan dan keragaman intelektual dan sosial adalah biasa, dan selalu menjadi hal biasa sepanjang sejarah Islam. Mengapa semua itu menjadi asumsi umum mengenai agama ini? Bagi banyak kalangan di luar Islam, jawabannya hampir pasti terletak pada pengabaian fakta mengenai dogma dan kehidupan kaum Muslim. Keragaman bahkan tidak diperhitungkan. Bagi kaum Muslim, pada sisi lain, upaya-upaya pasca perang untuk menciptakan sebuah Islam universal atau kesatuan ummah merupakan cita ideal yang demikian potensial dan penuh daya tarik sehingga perbedaan cenderung diabaikan.
      Fatwa-fatwa dalam bab ini menunjukkan tiga cara bagaimana kita dapat mengenal Islam di Indonesia. Pertama, berbagai metode pengambilan hukum, yakni, bagaimana fatwa dengan otoritasnya mencapai satu keputusan. Kedua, kita mengetahui Islam dari doktrin-doktrin tertulis. Ketiga, representasi dalam Islam sangat penting untuk mengetahui bagaimana orang memandang, mengenali, dan memahami agama.[1]

II.                RIMUSAN MASALAH
a.       Bagaimana sejarah Persatuan Islam (Persis)?
b.      Bagaimana metode Persis?
c.       Bagaimana visi dan misi Persis?
d.      Bagaimana peran Persis?
  
III.             PEMBAHASAN
a.      Sejarah Persatuan Islam
Persatuan Islam (disingkat Persis) adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia. Persis didirikan pada 12 September 1923 di Bandung oleh sekelompok Islam yang berminat dalam pendidikan dan aktivitas keagamaan yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus.[2]
Tampilnya jam’iyyah Persatuan islam (Persis) dalam pentas sejarah di Indonesia pada awal abad ke-20 telah memberikan corak dan warna baru dalam gerakan pembaruan Islam. Persis lahir sebagai jawaban atas tantangan dari kondisi umat Islam yang tenggelam dalam kejumudan (kemandegan berfikir), terperosok ke dalam kehidupan mistisisme yang berlebihan, tumbuh suburnya khurafat, bid’ah, takhayul, syirik, musyrik, rusaknya moral, dan lebih dari itu, umat Islam terbelenggu oleh penjajahan kolonial Belanda yang berusaha memadamkan cahaya Islam. Situasi demikian kemudian mengilhami munculnya gerakan “reformasi” Islam, yang pada gilirannya, melalui kontak-kontak intelektual, mempengaruhi masyarakat Islam Indonesia untuk melakukan pembaharuan Islam.
 Persis didirikan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman Islam yang sesuai dengan aslinya yang dibawa oleh Rasulullah Saw dan memberikan pandangan berbeda dari pemahaman Islam tradisional yang dianggap sudah tidak orisinil karena bercampur dengan budaya lokal, sikap taklid buta, sikap tidak kritis, dan tidak mau menggali Islam lebih dalam dengan membuka Kitab-kitab Hadits yang shahih. Oleh karena itu, lewat para ulamanya seperti Ahmad Hassan yang juga dikenal dengan Hassan Bandung atau Hassan Bangil, Persis mengenalkan Islam yang hanya bersumber dari Al-Quran dan Hadits (sabda Nabi).
Organisasi Persatuan Islam telah tersebar di banyak provinsi antara lain Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Lampung, Bengkulu, Riau, Jambi, Gorontalo, dan masih banyak provinsi lain yang sedang dalam proses perintisan. Persis bukan organisasi keagamaan yang berorientasi politik namun lebih fokus terhadap Pendidikan Islam dan Dakwah dan berusaha menegakkan ajaran Islam secara utuh tanpa dicampuri khurafat, syirik, dan bid'ah yang telah banyak menyebar di kalangan awwam orang Islam.


Tokoh-tokoh Persatuan Islam
·         Muhammad Isa Anshary Politikus dan Pejuang Indonesia.
·         Mohammad Natsir Mantan Perdana Menteri Indonesia
·         KH.Ahmad Hassan Teman Debat Soekarno Ketika di Bandung
·         Haji ZamZam Pendiri Persis
·         H. Eman Sar'an
·         KH. Achyar Syuhada Ulama Terkemuka Persis
·         Haji Mohammad Yunus Ulama Persis
·         KH.E. Abdurrahman memimpin Persis tahun 1962-1983
·         KH. A. Latif Muchtar
·         KH. Shiddiq Amien, Mba Mantan Ketua Umum persis
·         KH.Ikin Shadikin Ulama Terkemuka Persis
·         KH. Usman Sholehudin Ketua Dewan Hisbath
·         KH. Aceng Zakaria
·         KH. M Romli
·         KH. Entang Muchtar ZA
b.      Metode Persis
Dalam perlakuannya terhadap hadis, penekanan Persis berubah dari bahasa, sebagaimana adanya, kepada riwayat kebahasaan untuk suatu tujuan. Dengan demikian bahasa adalah sesuatu yang telah tercipta sedemikian rupa dalam penjelasan ini, tetapi gagasan tentang riwayat perlu ditekankan karena berperan membentuk bagian yang paling dasar dari metode fatwa Persis. Hal ini dapat dijelaskan dengan mengambil himpunan fatwa Persis yang khusus berkaitan dengan genre hadis. Disebutkan bahwa terdapat 9 fatwa yang berkaitan dengan hadis sahih atau palsu; kita hanya mengambil himpunan kecil, meskipun harus juga diingat bahwa masalah hadis selalu merupakan bagian fatwa-fatwa mengenai masalah-masalah lain.
Ada banyak kaum Muslim yang membaca dalam kitab tertentu kesahihan suatu hadis tanpa dibahas dulu dan hanya menduga hadis itu sahih, padahal kenyataannya lemah atau palsu. Banyak penulis mengutip hadis tanpa berusaha mengecek apakah hadis itu sahih karena mereka malas. Hal ini akan merusak agama kita.
Cara utama mengecek hadis adalah memeriksa nama-nama dalam transmisi hadis dan hal ini biasanya menyesatkan. Tidak ada yang orisinil dalam hal ini, tetapi ada satu factor lain, yaitu kecurigaan yang terus-menerus oleh Persis terhadap fatwa-fatwa yang mempunyai tujuan tertentu yang berkaitan dengan pemakaian hal-hal tidak lazim, yaitu takhayul. Dengan sifatnya itu, Persis secara langsung membuka pintu perpecahan.

c.       Visi, misi dan tujuan Persatuan Islam
 Visi : Terwujudnya al-Jamaah sesuai tuntutan Alquran dan Sunah.
 Misi:
1.      Mengembalikan umat kepada Alquran dan Sunah.
2.      Menghidupkan ruh al-jihad, ijtihad dan tajdid.
3.      Mewujudkan Mujahid, Mujtahid, dan Muwahid.
4.      Meningkatkan kesejahteraan umat
 Tujuan:
1.      Jam'iyyah Persis berasaskan Islam
2.      Jam'iyyah Persis bertujuan terlaksananya syari'at Islam berlandaskan al-Quran dan as-Sunnah secara kaffah dalam segala aspek kehidupan.
              
d.        Peran Persis
Pada dasarnya, perhatian Persis ditujukan terutama pada penyebaran faham Alquran dan sunah. Hal ini dilakukan melalui berbagai aktivitas, di antaranya dengan mengadakan pertemuan-pertemuan umum, tabligh, khutbah, kelompok studi, tadarus, pendirian sekolah-sekolah ( pesantren ), penerbitan majalah-majalah dan kitab-kitab, serta berbagai aktivitas keagamaan lainnya.[3]
Untuk mencapai tujuan jam’iyyah, Persis melaksanakan berbagai kegiatan antara lain pendidikan yang dimulai dengan mendirikan Pesantren Persis pada tanggal 4 Maret 1936. dari pesantren Persis ini kemudian berkembang berbagai lembaga pendidikan mulai dari Raudlatul Athfal (Taman kanak-kanak) hingga perguruan tinggi. Kemudian menerbitkan berbagai buku, kitab-kitab, dan majalah antara lain majalah Pembela Islam (1929), majalah Al-Fatwa, (1931), majalah Al-Lissan (1935), majalah At-taqwa (1937), majalah berkala Al-Hikam (1939), Majalah Aliran Islam (1948), majalah Risalah (1962), majalah berbahasa Sunda (Iber), serta berbagai majalah yang diterbitkan di cabang-cabang Persis. Selain pendidikan dan penerbitan, kegiatan rutin adalah menyelenggarakan pengajian dan diskusi yang banyak digelar di daerah-daerah, baik atas inisiatif Pimpinan Pusat Persis maupun permintaan dari cabang-cabang Persis, undangan-undangan dari organisasi Islam lainnya, serta masyarakat luas.[4]
Melalui penerbitan inilah, Persis menyebarluaskan pemikiran dan ide-ide mengenai dakwah dan tajdid. Bahkan, tak jarang di antara para dai ataupun organisasi-organisasi keislaman lainnya menjadikan buku-buku dan majalah-majalah terbitan Persis ini sebagai bahan referensi mereka.
Gerakan dakwah dan tajdid Persis juga dilakukan melalui serangkaian kegiatan khutbah dan tabligh yang kerap digelar di daerah-daerah, baik atas inisiatif Pimpinan Pusat Persis, permintaan dari cabang-cabang, undangan dari organisasi Islam lainnya, maupun atas permintaan masyarakat luas.
Pada masa Ahmad Hassan, guru utama Persis, kegiatan tabligh yang digelar Persis tidak hanya bersifat ceramah, tetapi juga diisi dengan menggelar perdebatan tentang berbagai masalah keagamaan. Misalnya, perdebatan Persis dengan Al-Ittihadul Islam di Sukabumi pada 1932, kelompok Ahmadiyah ( 1933 ), Nahdlatul Ulama ( 1936 ), kelompok Kristen, kalangan nasionalis, bahkan polemik yang berkepanjangan antara Ahmad Hassan dan Ir Soekarno tentang paham kebangsaan.
Sepeninggal Ahmad Hassan, aktivitas dakwah dengan perdebatan ini mulai jarang dilakukan. Persis tampaknya lebih menonjolkan sikap low profile sambil tetap melakukan edukasi untuk menanamkan semangat keislaman yang benar. Namun, bukan berarti tidak siap untuk berdiskusi dengan kelompok yang memiliki pandangan berbeda dalam satu bidang tertentu. Jika dibutuhkan, Persis siap melakukan gebrakan yang bersifat shock therapy.
Di pengujung abad ke-20, aktivitas Persis meluas ke aspek-aspek lain. Orientasi Persis dikembangkan dalam berbagai bidang yang menjadi kebutuhan umat. Mulai dari bidang pendidikan (tingkat dasar hingga pendidikan tinggi), dakwah, bimbingan haji, zakat, sosial, ekonomi, perwakafan, dan lainnya.
Dalam perkembangannya, sejak tahun 1963, Persis mengoordinasi pesantren-pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan yang tersebar di cabang-cabang Persis. Hingga Muktamar II di Jakarta tahun 1995, Persis tercatat telah memiliki 436 unit pesantren dari berbagai tingkatan. Selain itu, Persis pun menyelenggarakan bimbingan jamaah haji dan umrah dalam kelompok Qornul Manazil, mendirikan beberapa bank Islam skala kecil ( Bank Perkreditan Rakyat / BPR ), mengembangkan perguruan tinggi, mendirikan rumah yatim dan rumah sakit Islam, membangun masjid, seminar, serta lainnya.[5]
Dalam bidang organisasi, Persis membentuk Dewan Hisbah sebagai lembaga tertinggi dalam struktur organisasi. Dewan Hisbah ini difungsikan untuk meneliti masalah-masalah yang membutuhkan keputusan hukum dan sebagai Dewan Peneliti Hukum Islam sekaligus sebagai pengawas pelaksanaannya di kalangan anggota Persatuan Islam, dan bertanggungjawab kepada Allah SWT dalam setiap kinerja dan keputusan-keputusan hukum yang difatwakannya.


IV.             PENUTUP
a.      Kesimpulan
Persatuan Islam (disingkat Persis) adalah sebuah organisasi Islam di Indonesia. Persis didirikan pada 12 September 1923 di Bandung oleh sekelompok Islam yang berminat dalam pendidikan dan aktivitas keagamaan yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus.
Dalam perlakuannya terhadap hadis, penekanan Persis berubah dari bahasa, sebagaimana adanya, kepada riwayat kebahasaan untuk suatu tujuan. Dengan demikian bahasa adalah sesuatu yang telah tercipta sedemikian rupa dalam penjelasan ini, tetapi gagasan tentang riwayat perlu ditekankan karena berperan membentuk bagian yang paling dasar dari metode fatwa Persis.
 Visi : Terwujudnya al-Jamaah sesuai tuntutan Alquran dan Sunah. Misi:Mengembalikan umat kepada Alquran dan Sunah, Menghidupkan ruh al-jihad, ijtihad dan tajdid, Mewujudkan Mujahid, Mujtahid, dan Muwahid, Meningkatkan kesejahteraan umat.
Pada dasarnya, perhatian Persis ditujukan terutama pada penyebaran faham Alquran dan sunah. Hal ini dilakukan melalui berbagai aktivitas, di antaranya dengan mengadakan pertemuan-pertemuan umum, tabligh, khutbah, kelompok studi, tadarus, pendirian sekolah-sekolah ( pesantren ), penerbitan majalah-majalah dan kitab-kitab, serta berbagai aktivitas keagamaan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hanun ,Asrohah,. 1992.Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu
Hooker, MB. 2002. Islam Mazhab Indonesia. Jakarta:Teraju


[1]MB. Hooker. Islam Mazhab Indonesia.(Jakarta:Teraju. 2002) hlm.77

[3] Asrohah Hanun,. Sejarah Pendidikan Islam, Cet : 1;  (Jakarta; Logos Wacana Ilmu, 1992). hlm.167.

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2015 Baca Online dan Seputar Blog
| Distributed By Gooyaabi Templates