Perilaku Individu dalam Organisasi
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Manusia
sebagai salah satu dimensi dalam organisasi memegang peranan sangat penting, yang merupakan salah satu
faktor dan pendukung organisasi. Perilaku organisasi pada hakikatnya adalah
hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalaam organisasinya. Oleh
karena itu untuk memahami perilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih
dahulu individu-individu sebagai pendukung organisasi.
Setiap
individu memiliki keunikan antara individu yang satu dengan yang lain
berbeda-beda. Ketika individu yang berbeda-beda tersebut berada dalam suatu
lingkungan organisasimaka terciptaalh perilakau individu dalam organisasi.
Perilaku organisasi antara yang satu dengan yang lain akan berbeda walaupun
bergerak dalam bidang yang sama. Hal ini dikarenakan perbedaan-perbedaan
individudan kondisi lingkungan.[1]
Tiap
individu mempunyai perbedaan dalam merespon terhadap sesuatu maupun perilaku. Maka
setiap pimpinan organisasi penting sekali memahami karakteristik tiap individu
yang menjadi anggota organisasinya sehingga dapat dengan lebih mudah
memprediksi perilaku mereka.
Rumusan Masalah
1. Apakah
Perilaku individu itu?
2. Apasajakah
variable yang mempengaruhi perilaku individu dan pengaruhnya terhadap
organisasi?
PEMBAHASAN
A. Perilaku
Individu
Perilaku
adalah cara bertindak, ia menunjukkan tingkah laku seseorang. Pola perilaku
adalah mode tingkah laku yang dipakai seseorang dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatannya. Ada 3 bagian yang menonjol dalam studi tentang sistem
kemanusian (human system) yaitu studi anatomi yang memberikan pandangan
mengenai organisasi tubuh, studi fisiologi yang memberikan informasi tentang
proses fisik yang bersangkutan dan studi perilaku yang menunjukkan pola
tindakan yang jelas dari individu.[2]
Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu
dengan lingkungannya.[3]
Perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu
dengan lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa
kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa
lalunya.
Karakteristik biografis
Karakteristik
biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari:
a.
Usia
Ada
suatu keyakinan yang meluas bahwa produktivitas merosot sejalan dengan makin
tuanya usia seseorang. Tetapi hal itu tidak terbukti, karena banyak orang yang
sudah tua tetapi masih energik. Emang diakui bahwa usia muda seseorang lebih
produktif dibandingkan usia tua. Adapun usia mempunyai hubungan positif dengan
tingkat keluar masuknya pegawai, produktivitas dan kepuasan kerja. Semakin tua
usia semakin kecil untuk keluar dari suatu perusahaan, semakin produktif dan
semakin menikmati kepuasaan akan pekerjaan.
b.
Jenis kelamin
Ada
pendapat yang mengatakan bahwa ada perbedaan antara pria dan wanita yang
mempengaruhi kinerja, ada juga yang berpendapat tidak ada perbedaan yang
konsisten antara pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah,
keterampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas atau
kemampuan belajar. Dalam hal ini diasumsikan bahwa tidak ada perbedaan yang
berarti dalam produktivitas antara pria dan wanita.
c.
Status perkawinan
Perkawinan
biasanya akan meningkatkan rasa tanggung jawab seorang karyawan terhadap
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, karena pekerjaan dinilai lebih
berharga dan penting karena bertambahnya tanggung jawab terhadap keluarga, dan
biasanya karyawan yang sudah menikah lebih puas dengan pekerjaan mereka
dibanding dengan yang belum menikah.
d.
Masa kerja
Masa
kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman yang lebih terhadap seseorang
dibandingkan dengan rekan kerjanya yang lain, sehingga sering masa kerja atau
pengalaman kerja menjadi pertimbangan sebuah perusahaan dalam mencari pekerja.[4]
B. Variable
Yang Mempengaruhi Perilaku Individu dan Pengaruhnya Terhadap Organisasi
1.
Variable fisiologis
Variable
fisologis adalah variable yang datang dari diri sendiri. Variable fisiologis
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a.
Kemampuan intelektual
Kemampuan
intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan mental. Ada banyak tes
yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan intelektual seseorang, seperti tes
IQ.
Terdapat
7 dimensi yang membentuk kemampuan intelektual yakni:
·
Kecerdasan numerik,
adalah kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat.
·
Pemahaman verbal,
adalah kemampuan memahami apa yang dibaca atau didengar.
·
Kecepatan perceptual,
adalah kemampuan mengenal kemiripan dan perbedaan visual dengan cepat dan
tepat.
·
Penalaran induktif,
adalah kemampuan mengenal suatu urutan logis dalam suatu masalah dan
pemecahannya.
·
Penalaran deduktif,
adalah kemampuan mengunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argument.
·
Visualisasi ruang,
adalah kemampuan membayangkan bagaimana suatu obyek akan tampak seandainya
posisi dalam ruang diubah.
·
Ingatan, adalah berupa
kemampuan menahan dan mengenang pengalaman masa lalu.[5]
b. Kemampuan
fisik
Kemampuan
fisik memiliki makna penting khusus untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
kurang menuntut keterampilan. Misalnya pekerjaan yang keberhasilannya menuntut
stamina kecepetan tangan, kekuatan tungkai atau bakat-bakat serupa manajemen
untuk mengenali katabilitas fisik seorang karyawan. Ada 9 kemampuan fisik
dasar, yaitu: kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis, kekuatan,
keluwesan extent, keluwesan dinamis, koordinasi tubuh, keseimbangan dan stamina.
2. Variable
psikologis
Variable
yang datang yang dapat mempengaruhi manusia. Variable psikologis dibagi menjadi
empat, yaitu:
a. Kepribadian
Kepribadian
adalah organisasi dinamis dari sistem psikologis dalam diri individu yang
menentukan penyesuaian uniknya pada lingkungannya.[6]
Dikatakan pula bahwa kepribadian sebagai total dari cara-cara dimana seseorang
atau individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain, yang digambarkan
dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan dapat diperlihatkan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepribadian seseorang, yaitu:
·
Keturunan
Keturunan
merupakan faktor yang ditentukan oleh konsepsi atau pembuahan. Ketinggian
fisik, kemenarikan wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleksi,
tingkat energi dan ritme biologis yang umumnya dipertimbangkan untuk sebagian
atau seluruhnya dipengaruhi oleh orang tua.
·
Lingkungan
Faktor
lingkungan merupakan peranan penting dalam pembentukan kepribadian. Faktor yang
menekankan pada pembentukan kepribadian adalah budaya dimana kita tumbuh, norma
diantara keluarga, teman, kelompok sosial dan pengalaman.
·
Situasi
Situasi
mempengaruhi keturunan dan lingkungan pada kepribadian. Walaupun kepribadian
seseorang stabil dan konsisten, dapat berubah dalam kondiisi tertentu. Tuntutan
yang berbeda dari situasi yang berbeda memerlukan aspek yang berbeda dari
kepribadian seseorang.
·
Pengalaman hidup
Pengalaman hidup
yang dilalui seseorang sejak kecil, menjadidewasa dan sampai mencapai umur
lanjut akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Seorang anak yang mendapatkan
pengalaman buruk semasa kecil akan mempengaruhi kepribadiannya setelah dewasa.[7]
b. Pembelajaran
Pembelajaran
menuntut Greenberg dan Baron (2003:5) sebagai perubahan yang relative permanen
dalam perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.[8]
Kegiatan belajar telah berlangsung jika seorang individu berperilaku, bereaksi
menanggapi sebagai hasil pengalaman dalam suatu cara yang berbeda dari cara
perilaku sebelumnya.
Dalam
belajar ada beberapa komponen yang patut mendapat penjelasan Pertama,
belajar melibatkan perubahan dari titik pandang organisasi perubahan inidapat
baik atau buruk. Orang dapat belajar perilaku-perilaku yang tidak menguntungan
maupun perilaku yang menguntungkan. Kedua, perubahan itu harus relative
permanen. Perubahan sementara mungkin hanya bersifat refleksif dan gagal dalam
mewakili pembelajaran apapun. Ketiga, definisi mengenai perilaku.
Belajar dimana ada suatu perubahan tindakan. Suatu perubahan proses berfikir
atau sikap seorang individu, jika tidak diiringi perubahan perilaku, belum
merupakan pembelajaran.[9]
c. Persepsi
Persepsi
adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan
menaafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan
mereka. Persepsi itu penting dalam studi Perilaku Organisasi karena perilaku
orang yang didasarkan pada persepsi mereka mengenai apa itu realitas dan bukan
mengenai realitas itu sendiri.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi persepsi, antara lain:
·
Pemberi kesan atau
pelaku persepsi
Bila seseorang
memandang suatu objek dan mencoba menginterpretasikan apa yang dilihatnya
tersebut, maka interpretasinya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristiknya
dalam hal ini adalah karakteristik si pemberi kesan atau penilai.
·
Sasaran, target atau
objek
Cirri-ciri pada
sasaran atau objek yang sedang diamati dapat mempengaruhi persepsi, misalnya
orang yang penampilannya sangat menarik dengan orang yang berpenampilan tidak
menarik itu lebih mudah untuk ddikenal atau ditandai.
·
Situasi
Situasi atau
konteks dimana melihat kejadian atau objek juga penting. Unsure-unsur
lingkungan sangat mempengaruhi persepsi seseorang. Objek yang sama pada hari
berbeda bisa menyisakan persepsi yang berbeda.
d. Sikap
Sikap
adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntunngkan atau tidak tentang objek,
orang atau perisrtiwa. Sikap mencerminkan bagaimana orang merasakan sesuatu.
Dengan sikap orang dapat mempelajari sikap porang lain. Dalam organisasi sikap
menjadi penting karenadapat mempengaruhi perilaku kerja. Sumber sikap dapat
odiperoleh dari orang tua, guru dan anggota kelompok rekan kerja.
Ada
tiga tipikal sikap dalam perilaku keorganisasian yang berhubungan dengan
pekerjaan, yaitu:
·
Kepuasan kerja, seorang
yang mempunyai tingkat kepuasan kerja tinggi akan cenderung menunjukkan sikap
positif terhadap pekerjaan demikian sebaliknya.
·
Keterliabatan kerja,
sampai sejauh mana seseorang berpihak pada pekerjaannya, berpartisipasi aktif
di dalamnya serta menganggap kinerjanya sangat penting bagi organisasi.
·
Komitmen pada
organisasi, sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada organisasinya dan
bertekat setia di dalamnya.[10]
3. Variable
lingkungan
Variable
lingkungan adalah variable yang datang dari luar atau linkungan sekitar yang
dapat mempengaruhi manusia, misalnya keluarga, kebudayaan dan kelas sosial.
PENUTUP
Kesimpulan
Perilaku
individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemampuan,
kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Karakteristik
biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari: usia, jenis
kelamin, status perkawinan dan masa kerja.
Variable
yang mempengaruhi perilaku individu dan pengaruhnya terhadap organisasi adalah
variable fisiologis, variable psikologis dan variable lingkungan. Variable fisiologis
dapat dibagi menjadi dua yaitu, kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
Variable psikologis dapat dibagi menjadi empat yaitu, kepribadian,
pembelajaran, persepsi dan sikap. Sedangkan variable lingkungan seperti
keluarga, kebudayaan dan kelas sosial.
Saran
Penulis
berharap dengan adanya makalah ini, dapat memenuhi mata kuliah perilaku
organisasi dengan baik dan benar. Disisi lain, penulis juga berharap dengan
adanya makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat baik bagi
mahasiswa maupun kalangan akademika pada khususnya.
Penulis
menyadari dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kritik dan saran penulis harapakan demi kesempurnaan makalah ini dan
berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
James E Rosenzeiwg,
Fremont E Kast, Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2007
Rivai, Kepemimpinan
dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003
Veithzal Rivai, Kepemimpinan
dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003
Wibowo, Perilaku
Dalam Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013
[1] Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2003, hal: 221
[2] Fremont E Kast, James E Rosenzeiwg, Organisasi dan Manajemen,
Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hal: 390
[3] Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hal: 222
[4] Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hal: 224-225
[5] Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2013, hal:11
[6] Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2013, hal: 15
[7] Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2013, hal: 17
[8] Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2013, hal: 147
[9] Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hal: 230
[10] Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2013, hal: 18-22
0 komentar:
Post a Comment