September 12, 2015

Perilaku Individu dalam Organisasi

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia sebagai salah satu dimensi dalam organisasi memegang peranan  sangat penting, yang merupakan salah satu faktor dan pendukung organisasi. Perilaku organisasi pada hakikatnya adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalaam organisasinya. Oleh karena itu untuk memahami perilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu individu-individu sebagai pendukung organisasi.
Setiap individu memiliki keunikan antara individu yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Ketika individu yang berbeda-beda tersebut berada dalam suatu lingkungan organisasimaka terciptaalh perilakau individu dalam organisasi. Perilaku organisasi antara yang satu dengan yang lain akan berbeda walaupun bergerak dalam bidang yang sama. Hal ini dikarenakan perbedaan-perbedaan individudan kondisi lingkungan.[1]
Tiap individu mempunyai perbedaan dalam merespon terhadap sesuatu maupun perilaku. Maka setiap pimpinan organisasi penting sekali memahami karakteristik tiap individu yang menjadi anggota organisasinya sehingga dapat dengan lebih mudah memprediksi perilaku mereka.

Rumusan Masalah
1.      Apakah Perilaku individu itu?
2.      Apasajakah variable yang mempengaruhi perilaku individu dan pengaruhnya terhadap organisasi?
PEMBAHASAN
A.      Perilaku Individu
Perilaku adalah cara bertindak, ia menunjukkan tingkah laku seseorang. Pola perilaku adalah mode tingkah laku yang dipakai seseorang dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Ada 3 bagian yang menonjol dalam studi tentang sistem kemanusian (human system) yaitu studi anatomi yang memberikan pandangan mengenai organisasi tubuh, studi fisiologi yang memberikan informasi tentang proses fisik yang bersangkutan dan studi perilaku yang menunjukkan pola tindakan yang jelas dari individu.[2] Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.[3] Perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya.
Karakteristik biografis
Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari:
a.         Usia
Ada suatu keyakinan yang meluas bahwa produktivitas merosot sejalan dengan makin tuanya usia seseorang. Tetapi hal itu tidak terbukti, karena banyak orang yang sudah tua tetapi masih energik. Emang diakui bahwa usia muda seseorang lebih produktif dibandingkan usia tua. Adapun usia mempunyai hubungan positif dengan tingkat keluar masuknya pegawai, produktivitas dan kepuasan kerja. Semakin tua usia semakin kecil untuk keluar dari suatu perusahaan, semakin produktif dan semakin menikmati kepuasaan akan pekerjaan.
b.        Jenis kelamin
Ada pendapat yang mengatakan bahwa ada perbedaan antara pria dan wanita yang mempengaruhi kinerja, ada juga yang berpendapat tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas atau kemampuan belajar. Dalam hal ini diasumsikan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti dalam produktivitas antara pria dan wanita.


c.         Status perkawinan
Perkawinan biasanya akan meningkatkan rasa tanggung jawab seorang karyawan terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, karena pekerjaan dinilai lebih berharga dan penting karena bertambahnya tanggung jawab terhadap keluarga, dan biasanya karyawan yang sudah menikah lebih puas dengan pekerjaan mereka dibanding dengan yang belum menikah.
d.        Masa kerja
Masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman yang lebih terhadap seseorang dibandingkan dengan rekan kerjanya yang lain, sehingga sering masa kerja atau pengalaman kerja menjadi pertimbangan sebuah perusahaan dalam mencari pekerja.[4]

B.       Variable Yang Mempengaruhi Perilaku Individu dan Pengaruhnya Terhadap Organisasi
1.        Variable fisiologis
Variable fisologis adalah variable yang datang dari diri sendiri. Variable fisiologis dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a.              Kemampuan intelektual
Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk  melakukan kegiatan mental. Ada banyak tes yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan intelektual seseorang, seperti tes IQ.
Terdapat 7 dimensi yang membentuk kemampuan intelektual yakni:
·         Kecerdasan numerik, adalah kemampuan berhitung dengan cepat dan tepat.
·         Pemahaman verbal, adalah kemampuan memahami apa yang dibaca atau didengar.
·         Kecepatan perceptual, adalah kemampuan mengenal kemiripan dan perbedaan visual dengan cepat dan tepat.
·         Penalaran induktif, adalah kemampuan mengenal suatu urutan logis dalam suatu masalah dan pemecahannya.
·         Penalaran deduktif, adalah kemampuan mengunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argument.
·         Visualisasi ruang, adalah kemampuan membayangkan bagaimana suatu obyek akan tampak seandainya posisi dalam ruang diubah.
·         Ingatan, adalah berupa kemampuan menahan dan mengenang pengalaman masa lalu.[5]
b.    Kemampuan fisik
Kemampuan fisik memiliki makna penting khusus untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan. Misalnya pekerjaan yang keberhasilannya menuntut stamina kecepetan tangan, kekuatan tungkai atau bakat-bakat serupa manajemen untuk mengenali katabilitas fisik seorang karyawan. Ada 9 kemampuan fisik dasar, yaitu: kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis, kekuatan, keluwesan extent, keluwesan dinamis, koordinasi tubuh, keseimbangan dan stamina.
2.      Variable psikologis
Variable yang datang yang dapat mempengaruhi manusia. Variable psikologis dibagi menjadi empat, yaitu:
a.       Kepribadian
Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem psikologis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian uniknya pada lingkungannya.[6] Dikatakan pula bahwa kepribadian sebagai total dari cara-cara dimana seseorang atau individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain, yang digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan dapat diperlihatkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang, yaitu:
·         Keturunan
Keturunan merupakan faktor yang ditentukan oleh konsepsi atau pembuahan. Ketinggian fisik, kemenarikan wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleksi, tingkat energi dan ritme biologis yang umumnya dipertimbangkan untuk sebagian atau seluruhnya dipengaruhi oleh orang tua.
·         Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan peranan penting dalam pembentukan kepribadian. Faktor yang menekankan pada pembentukan kepribadian adalah budaya dimana kita tumbuh, norma diantara keluarga, teman, kelompok sosial dan pengalaman.


·         Situasi
Situasi mempengaruhi keturunan dan lingkungan pada kepribadian. Walaupun kepribadian seseorang stabil dan konsisten, dapat berubah dalam kondiisi tertentu. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang berbeda memerlukan aspek yang berbeda dari kepribadian seseorang.  
·         Pengalaman hidup
Pengalaman hidup yang dilalui seseorang sejak kecil, menjadidewasa dan sampai mencapai umur lanjut akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Seorang anak yang mendapatkan pengalaman buruk semasa kecil akan mempengaruhi kepribadiannya setelah dewasa.[7]
b.      Pembelajaran
Pembelajaran menuntut Greenberg dan Baron (2003:5) sebagai perubahan yang relative permanen dalam perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.[8] Kegiatan belajar telah berlangsung jika seorang individu berperilaku, bereaksi menanggapi sebagai hasil pengalaman dalam suatu cara yang berbeda dari cara perilaku sebelumnya.
Dalam belajar ada beberapa komponen yang patut mendapat penjelasan Pertama, belajar melibatkan perubahan dari titik pandang organisasi perubahan inidapat baik atau buruk. Orang dapat belajar perilaku-perilaku yang tidak menguntungan maupun perilaku yang menguntungkan. Kedua, perubahan itu harus relative permanen. Perubahan sementara mungkin hanya bersifat refleksif dan gagal dalam mewakili pembelajaran apapun. Ketiga, definisi mengenai perilaku. Belajar dimana ada suatu perubahan tindakan. Suatu perubahan proses berfikir atau sikap seorang individu, jika tidak diiringi perubahan perilaku, belum merupakan pembelajaran.[9]
c.       Persepsi
Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menaafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka. Persepsi itu penting dalam studi Perilaku Organisasi karena perilaku orang yang didasarkan pada persepsi mereka mengenai apa itu realitas dan bukan mengenai realitas itu sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, antara lain:
·         Pemberi kesan atau pelaku persepsi
Bila seseorang memandang suatu objek dan mencoba menginterpretasikan apa yang dilihatnya tersebut, maka interpretasinya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristiknya dalam hal ini adalah karakteristik si pemberi kesan atau penilai.
·         Sasaran, target atau objek
Cirri-ciri pada sasaran atau objek yang sedang diamati dapat mempengaruhi persepsi, misalnya orang yang penampilannya sangat menarik dengan orang yang berpenampilan tidak menarik itu lebih mudah untuk ddikenal atau ditandai.
·         Situasi
Situasi atau konteks dimana melihat kejadian atau objek juga penting. Unsure-unsur lingkungan sangat mempengaruhi persepsi seseorang. Objek yang sama pada hari berbeda bisa menyisakan persepsi yang berbeda.
d.      Sikap
Sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntunngkan atau tidak tentang objek, orang atau perisrtiwa. Sikap mencerminkan bagaimana orang merasakan sesuatu. Dengan sikap orang dapat mempelajari sikap porang lain. Dalam organisasi sikap menjadi penting karenadapat mempengaruhi perilaku kerja. Sumber sikap dapat odiperoleh dari orang tua, guru dan anggota kelompok rekan kerja.
Ada tiga tipikal sikap dalam perilaku keorganisasian yang berhubungan dengan pekerjaan, yaitu:
·         Kepuasan kerja, seorang yang mempunyai tingkat kepuasan kerja tinggi akan cenderung menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan demikian sebaliknya.
·         Keterliabatan kerja, sampai sejauh mana seseorang berpihak pada pekerjaannya, berpartisipasi aktif di dalamnya serta menganggap kinerjanya sangat penting bagi organisasi.
·         Komitmen pada organisasi, sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada organisasinya dan bertekat setia di dalamnya.[10]

3.      Variable lingkungan
Variable lingkungan adalah variable yang datang dari luar atau linkungan sekitar yang dapat mempengaruhi manusia, misalnya keluarga, kebudayaan dan kelas sosial.

PENUTUP
Kesimpulan
Perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari: usia, jenis kelamin, status perkawinan dan masa kerja.
Variable yang mempengaruhi perilaku individu dan pengaruhnya terhadap organisasi adalah variable fisiologis, variable psikologis dan variable lingkungan. Variable fisiologis dapat dibagi menjadi dua yaitu, kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Variable psikologis dapat dibagi menjadi empat yaitu, kepribadian, pembelajaran, persepsi dan sikap. Sedangkan variable lingkungan seperti keluarga, kebudayaan dan kelas sosial.

Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, dapat memenuhi mata kuliah perilaku organisasi dengan baik dan benar. Disisi lain, penulis juga berharap dengan adanya makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat baik bagi mahasiswa maupun kalangan akademika pada khususnya.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapakan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya.



DAFTAR PUSTAKA
James E Rosenzeiwg, Fremont E Kast, Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2007
Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003
Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013




[1] Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hal: 221
[2] Fremont E Kast, James E Rosenzeiwg, Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, hal: 390
[3] Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hal: 222
[4] Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hal: 224-225
[5] Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013, hal:11
[6] Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013, hal: 15
[7] Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013, hal: 17
[8] Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013, hal: 147
[9] Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hal: 230
[10] Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013, hal: 18-22

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2015 Baca Online dan Seputar Blog
| Distributed By Gooyaabi Templates