September 07, 2015

Karakteristik Unsur Sistem Dakwah

Karakteristik Unsur-unsur Sistem Dakwah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Dakwah
Dosen Pengampu : Dra.Hj. Jauharotul Farida, M.Ag.

Disusun Oleh :

1.                  Fikri Risma Dayanti                (131311112)
2.                  Thoriqotus Sa’idah                  (131311120)   


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Secara etimologis, kata “dakwah” berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti: panggilan, ajakan, dan seruan. Sedangkan dalam ilmu tata bahasa Arab, kata dakwah adalah bentuk dari isim masdar yang berasal dari kata kerja : Ø¯Ø¹Ø§, يدعو, دعوة     artinya : menyeru, memanggil, mengajak.20
Dalam pengertian yang integralistik dakwah merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju perikehidupan yang Islami. oleh karenanya perlu memperhatikan unsur-unsur penting dalam berdakwah sehingga dakwah menghasilkan perubahan sikap bagi mad'u. Dan didalam suatu unsur-unsur ada juga karakteristiknya, juga dipahami secara mendalam agar dalam berdakwah mendapatkan hasil yang maksimal.[1]

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari karakteristik ?
2.      Apa saja karakteristik unsur-unsur dakwah ?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian
Istilah karakteristik diambil dari bahasa Inggris yakni characteristic, yang artinya         mengandung sifat khas. Ia mengungkapkan sifat-sifat yang khas dari sesuatu. Dalam kamus lengkap psikologi karya Chaplin, dijelaskan bahwa karakteristik merupakan sinonim dari kata karakter, watak, dan sifat yang memiliki pengertian di antaranya:
1.      Suatu kualitas atau sifat yang tetap terus-menerus dan kekal yang dapat dijadikan cirri untuk mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu objek, suatu kejadian.
2.      Intergrasi atau sintese dari sifat-sifat individual dalam bentuk suatu untas atau kesatuan.
3.      Kepribadian seeorang, dipertimbangkan dari titik pandangan etis atau moral.
Jadi di antara pengertian-pengertian di atas sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Chaplin, dapat disimpulkan bahwa karakteristik itu adalah suatu sifat yang khas, yang melekat pada seseorang atau suatu objek.[2]
B.     Unsur-Unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da’I ( pelaku daakwah ), mad’u ( mitra dakwah ), maddah ( materi dakwah ), wasilah ( media dakwah ), thoriqoh ( metode ), atsar ( efek dakwah ).
1.      Da’i  ( pelaku dakwah )
Yang di maksud da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan ataupun perbuatan dan baik secara individu, kelompok atau berbentuk oraganisasi atau lembaga.
Diantara sifat da’I yang disebutkan dalam Al-qur’an adalah :
a.       Perintah agar da’I istiqomah, tidak memperuntukan hawa nafsu, menjelaskan tentang ketegarannya dalam iman, berbuat adil, dan berusaha berdakwah sampai pada non muslim.
b.      Bertawakal dalam dakwah dari meyakini kebenaran dakwah yang disampaikan.

Adapun sifat-sifat penting yang harus dimiliki oleh da’I secara umum berpedoman dari pada ahli diantaranya adalah yang dikemukakan oleh Syekh Ali Mahfud menurutnya ada beberapa yang harus dimiliki oleh da’I diantaranya:
a.       Da’I harus berilmu dengan ilmu al-qur’an.
b.      Mengamalkan ilmunya seta selaras antara perkataan dan perbuatan
c.       Penyantun dan berlapang dada dari sinilah merupakan alat pembuka hati yang akan memberikan daya untuk mnghilangkan penyakit-penyakit hati.
d.      Keberanian dalam bertindak membela kebenaran .
e.       Bersih tidak silau terhadap apapun yang ada didepan atau ditangan orang lain.
f.       Berilmu dengan keadaan umat yang akan dihadapinya.
Kalau menurut kami, apabila ingin menjadi da’i yang ideal harus mengikuti atau

2.      Mad’u ( Mitra Dakwah atau Penerimaan Dakwah )
Unsur dakwah yang kedua adalah mad’u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan. Golongan-golongan mad’u sebagai berikut:
1.      Dari segi sosiologis, masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan, kota kecil,serta masyarakat didaerah majinal dari kota besar.
2.      Dari struktur kelembagaan, ada golongan priyai, abangan dan santri, terutama pada masyarakat jawa.
3.      Dari segi tingkatan usia, ada golongan anak-anak, remaja, dan golongan orang tua.
4.      Dari segi profesi, ada golongan petani, pedagang seniman, buruh, pegawai negeri.
5.      Dari segi tingkatan social ekonomis, ada golongan kaya, menengah, dan miskin.
6.      Dari segi jenis kelamin, ada golongan pria dan wanita.
7.      Dari segi khusus ada masyarakat tunasusila, tunawisma, tunakarya, narapidana, dan sebagainya.
Mad’u bias juga dilihat dari derajat pemikirannya sebagai berikut:
a.       Umat yang berfikir kritis, yaitu orang-orang yang berpendidikan yang selalu berfikir mendalam sebelum menerima sesuatu yang dikemukakan padanya.
b.      Umat yang mudah dipengaruhi, yaitu masyarakat yang mudah dipengaruhi oleh paham baru ( suggestible ) tanpa menimbang-nimbang secara manta apa yang dikemukakan kepadanya.
c.       Umar bertaklid, yaitu golongan yang fanatic, buta berpegang pada tradisi, dan kebiasaan turun-temurun tempat menyelidiki salah satu benarnya.
Mad’u digolongkan dari berdasarkan response :
a.       Golongan simpati aktif, yaitu mad’u yang menaruh simpati dan secara aktif member dukungan moril dan materiil terhadap kesuksesan dakwah.
b.      Golongan pasif, yaitu mad’u yang masa bodoh terhadap dakwah, tidak merintangi dakwah.
c.       Golongan antipati, yaitu mad’u yang tidak rela atau tidak suka akan terlaksananya dakwah.

3.      Maddah (Materi Dakwah)
Unsur lain selalu ada dalam proses dakwah maddah atau materi dakwah. Maddah dakwah adalah masalah isis pesan atau materi yang disampaikan da’i pada mad’u. dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Ajaran Islam yang dijadikan maddah dakwah itu pada garis besarnya dapat di kelompokkan sebagai berikut:
a.       Akidah (Rukun Iman), yang meliputi:
1)      Iman kepada Allah
2)      Iman kepada Malaikat_Nya
3)      Iman kepada Kitab-kitab_Nya
4)      Iman kepada Rasul-rasul_Nya
5)      Iman kepada hari akhir
6)      Iman kepada qadha-qadhar
b.      Syari’ah:
1)      Ibadah (dalam arti khas):
·         Thaharah
·         Sholat
·         Zakat
·         Shaum
·         Haji
c.       Muamallah (dalam arti luas) meliputi:
1.Al-Qununul Khas (Hukum perdata) ;
·         Muamalah (hukum niaga)
·         Munakahat (hukum nikah)
·         Waratsah (hukum waris)
·          Dan lain sebagainya
            2.Al-Qununul ‘am (hukum public);
              - Hinayah (hokum pidana)
              - Khilafah (hokum Negara)
              - Jihad (hokum perang dan damai)
              - Dan Lain-lain
4.      Wasilah (Media Dakwah)
Unsur dakwah yang keempat adalah wasilah (media) dakwah, yaitu alat yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u.
a.       Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah. Hamzah Ya’qub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu lisan, tulisan, lukisan, audio visual, dan akhlaq:Lisan, inilah wasilah dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan wasilah ini dapat membentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.
b.      Tulisan, buku majalah, surat kabar, surat menyurat (kores pondensi) spanduk, flash-card, dan sebagainya.
c.       Lukisan, gambar, karikatur,dan sebagaiya.
d.      Audi visual, yaitu alat dakwah yang merangsang indra pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, televise, film, slide, ohap, internet, dan sebagainya.
e.       Akhlaq, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam dapat dinikmati serta didengarkan oleh mad’u.

5.      Thariqoh (Metode Dakwah)
Hal yang sangat erat kaitannya dengan metode wasilah adalah metode dakwah thoriqoh ( metode ) dakwah. Didalam kitab al – tis’ah, diantara metode dakwah yang diajarkan dan dicontohkan nabi adalah sebagai berikut:
a.       Member kabar yang menyenangkan mad’u dan tidak membuat mad’u frustasi.
b.      Bertahap
c.       Menggunakan sarana baru yang dianggap mashlahat
d.      Mengenai jiwa mad’u
e.       Diantara metode ini adalah mengundang kaum kerabat sambil makan dan minum, berdakwah kepada keluarga, pidato terbuka,dan hijrah.
Berdasarkan pada kemampuan ( potensi) manusia, metode dakwah itu dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.       Metode bil qolbi yaitu cara kerja dalam melaksanakan dakwah ( amr ma’ruf nahi munkar) sesuai dengan potensi actual hati manusia yang sifatnya meyakini dan menolak dakwah.
b.      Metode bil lisan yaitu cara kerja yang mengikuti sifat dan prosedur lisan dalam mengutaran cara – cara, keyakinan, pandangan dan pendapat.
c.       Metode bil yaad yaitu suatu cara kerja yang mengupayakan terwujudnya ajaran islam dalam kehidupan pribadi dan social dengan cara mengikuti prosedur kerja potensi manusia yang berupa hati, pikiran, lisan dan tangan fisik yang tampak dalam keutamaan kegiatan operasional.
Setiap aksi dakwah akan menimbulkan reaksi. Atsar (efek) sering disebut dengan feed back (umpan balik) dari proses dakwah ini sering kali dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para da’i.
Dengan demikian penelitian atau evaluasi terhadap penerimaan dakwah ditekankan untuk dapat menjawab sejauh mana ketiga aspek perubahan tersebut yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek behavioral pada penerima dakwah.
a.       Efek kognitif
Setelah menerima pesan dakwah, mitra dakwah akan menyerap isi dakwah tersebut melalui proses berfikir, dan efek kognitif ini bisa terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami dan dimengerti oleh mad’u tentang isi pesan yang diterimanya.
Aspek kognitif ini amat menentukan aspek-aspek perubahan berikutnya.
b.      Efek Efektif
Efek ini adalah merupakan pengaruh dakwah berupa perubahan sikap komunikan ( mitra dakwah) setelah menerima pesan.
Pada tahap atau aspek ini pula menerima dakwah dengan pengertian dan pemikirannya terhadap pesan dakwah yang telah diterimanya akan membuat keputusan untuk menerima atau menolak pesan dakwah.

c.       Efek Behavioral
Efek ini merupakan suatu bentuk efek dakwah yang berkenaan dengan pola tingkah laku mitra dakwah dalam merealisasikan materi dakwah yang telah diterima dalam kehidupan sehari- hari. Efek ini muncul setelah melalui proses kognitif dan efektif.
Jadi perbuatan dan perilaku seseorang itu pada hakekatnya adalah perwujudan dari perasaan dan pikirannya.[3]
                                    KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dakwah itu ada enam, diantaranya adalah :
1.      Da’i ( pelaku dakwah)
2.      Mad’u (mitra dakwah)
3.      Maddah ( materi dakwah)
4.      Wasilah ( media dakwah)
5.      Thariqah ( metode )
6.      Atsar ( efek dakwah)
Dan didalam unsur-unsur tersebut terdapat karakteristik, yaitu sifat-sifat atau ciri-ciri dari masing-masing unsur, yang menjadi acuan kita agar dalam berdakwah menjadi baik sesuai yang diinginkan.
PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami buat, kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun senantiasa kami tunggu guna memperbaiki makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, amin ya robbal’alamin.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Aziz, Moh. 2004. Ilmu dakwah. Jakarta : Prenada http://muhakbarilyas.blogspot.com/2013/07/pengertian-dakwah-islam.html

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2015 Baca Online dan Seputar Blog
| Distributed By Gooyaabi Templates