Struktur Ilmu Dakwah
Struktur Ilmu Dakwah
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Pengantar Ilmu Dakwah
Dosen Pengampu : Dra.Hj.
Jauharotul Farida, M.Ag.
Disusun Oleh
:
1.
Muhammad
Abdul Nasir (131311099)
2.
Soniya
Ardiyanti K (131311105)
FAKULTAS DAKWAH
DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Secara garis besar dakwah bertujuan
untuk merubah keadaan yang tidak Islami menjadi Islami agar dapat mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Berpangkal dari penjelasan tersebut, sebagai sebuah
realita bahwa dakwah merupakan bagian yang senantiasa ada sebagai aktivitas
keagamaan umat Islam. Sementara sebagai kajian keilmuan pastinya hal ini perlu
dikemas ataupun dibahas lebih untuk menjadi sebuah keilmuan dakwahyang struktural
ataupun sistemtis.
Dewasa ini tidak dipungkiri juga
kegiatan dakwah merupakanproses kerja dan karya besar manusia (dakwah) ini
dalam implementasinya melibatkan unsur subyek (da’i), pesan (maudhû), metode
(ushlûb), media (washîlah), dan obyek (mad’u), baik secara individual maupun
kelompok yang dipersembahkan untuk Tuhan dan sesamanya dalam rangka menegakkan
keadilan, meningkatkan kesejahteraan, menyuburkan persaudaraan dan kebersamaan,
serta mencapai kebahagiaan baik di dunia kini maupun di akhirat kelak. Yang
bersumber pada al-Qur’an sebagai kitab dakwah, Sunnah Nabi sebagai penjelasnya,
serta produk ijtihad para waratsah al-anbiyâ, dakwah dipahami sebagai kewajiban
setiap muslim dalam upaya transmisi, transformasi, difusi dan internalisasi
ajaran Islam kepada umat manusia.
Dalam hal ini ilmu dakwah mengalami
proses perkembangan yang positif, setelah kajian keilmuannya, tentang ilmu
dakwah maupun metode dakwah, selanjutnya yang secara langsung terhubung dengan
kajian keilmuan dakwah, yang akan kami coba untuk membahasnya dimakalah ini
tentang Struktur Ilmu Dakwah.
II.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
Struktur Ilmu Dakwah ?
2. Pengertian
Ilmu Bantu dalam Struktur Ilmu Dakwah ?
PEMBAHASAN
A.
Struktur Ilmu Dakwah
Ilmu dakwah adalah akumulasi pengetahuan yang dikembangkan umat
islam dalam susunan yang sistematik terorganisasi, membahas masalah yang timbul
dari interaksi antarunsur dalam sistem penyelenggaraan kewajiban dakwah dengan
tujuan untuk memperolah pemahaman yang tepat menggenai kenyataan dakwah
sehingga diharapkan dapat diperoleh susunan pengetahuan yang bermanfaat bagi
penegakan tugas dakwah dan khilafah umat manusia.
Struktur keilmuan dakwah berkaitan dengan kerangka berfikir
(filosofis) mengenai unsur-unsur dakwah, kerangka berfikir (teoretis) mengenai
konteks dakwah, kerangka berfikir (teknis) mengenai interaksi antar unsur yang
melahirkan problema dakwah.
Fungsi keilmuan dakwah ada tiga. Pertama, untuk
memberi penjelasan tentang upaya mentransformasi nilai-nilai kebenaran dan
memberi penjelasan manhaj (kafiyah) ke dalam tatanan Khairul al-Ummah. Kedua,
memberi penjelasan tentang upaya transformasi iman ke dalam amal shaleh
jamaah. Ketiga, memberi penjelasan tentang upaya membangun dan
mengembalikan manusia pada fitrahnya, meluruskan tujuan hidup menurut Al-Qur’an
dan Hadits.
Ilmu dakwah disebut sebagai sebuah disiplin ilmu, karena
ilmu dakwah merupakan bidang studi yang
telah memiliki objek, sistem dan metodenya sendiri. Selain itu dapat dikatakan
juga bahwa ilmu dakwah merupakan ilmu – ilmu keislaman yang berakar pada
tauhid, dan juga diantara ilmu – ilmu lain yang di bangun berdasar atas fondasi
tauhid, ilmu dakwah dapat dipikirkan sebagai ilmu yang memiliki posisi strategis karena ia berusaha
mengaktualisasikan tauhid kedalam relitas kehidupan nyata. Dengan demikian
disiplin ilmu dakwah dapat distrukturkan sebagai berikut:[1]
1. Ilmu dasar teoritik (ilmu dasar
dakwah), yaitu disiplin ilmu yang memberikan kerangka teori dan metodologi
dakwah. Ilmu dasar yang dimaksudkan sabagai cabang – cabang ilmu dakwah yang
memberikan prinsip – prinsip, paradigma, kerangka teoritik, sistem dan
metodologi dakwah. Dalam kelompok disiplin ini masalah dakwah dikaji secara
ilmiah sesuai dengan bidang dan lingkup masalah. Yang termasuk ilmu dasar
teoritik antara lain: Dasar-dasar ilmu dakwah, Filsafat dakwah, Sejarah dakwah,
Dasar-dasar ilmu tabligh, Dasar-dasar ilmu bimbingan dan penyuluhan,
Dasar-dasar manajemen dakwah, Dasar-dasar ilmu pengembangan masyarakat,
Metodologi dakwah, Psikologi dakwah, dan lain-lain.[2]
2. Ilmu teknik atau terapan (ilmu-ilmu
dakwah terapan), yaitu disiplin ilmu yang memberikan kerangka teknis atau
operasional kegiatan dakwah islam. Disiplin ini memberikan kemampuan teknis
keahlian profesi dan disebut ilmu terapan/ teknis operasional dakwah (teknologi
dakwah). Adapun ilmu dakwah terapan terdiri dari empat kelompok pokok yaitu :
a. Teknologi
tabligh (ilmu teknis komunikasi dan penyiaran Islam). Termasuk dalam komponen
ini diantaranya: teknik khithabah, teknik peliputan berita dakwah, produksi
radio, televisi dan film dakwah, teknik penulisan tajuk rencana dan feature
dakwah, teknik pengebangan majlis taklim, geografi Islam, kebijakan dan
strategi informasi Islam, kaifiyah mujahadah, PPM dan lain – lain.
b. Teknologi
irsyad (ilmu teknis bimbingan dan penyuluhan Islam).Termasuk dalam komponen ini
diantaranya: teknik penyuluhan Islam, kesehatan mental, psikoterapi Islam,
metode penelitian penyuluhan Islam, komunikasi antara pribadi dan kelompok,
kaifiyah mujahadah, PPM, dan lain - lain.
c. Teknologi
tadbir (ilmu teknis manajemen dakwah). Termasuk dalam komponen ini diantaranya:
manajemen organisasi Islam, manajemen pelatihan dakwah, pengembangan lembaga
dakwah, manajemen bank Islam dan BMT, organisasi islam internasional, manajemen
koperasi, PPM dan lain - lain.
d. Teknologi
tathwir (ilmu teknis atau terapan pengembangan masyarakat Islam). Termasuk
dalam komponen ini diantaranya: teknik penyuluhan Islam, kesehatan mental,
psikoterapi Islam, metode penelitian penyuluhan Islam, komunikasi antara
pribadi dan kelompok, kaifiyah mujahadah, PPM, dan lain - lain.[3]
B. Ilmu Bantu
Ilmu
bantu dalam struktur ilmu dakwah adalah disiplin ilmu yang dapat diminta
bantuan atau dipinjam teorinya untuk mengembangkan teori – teori dakwah atau
memahami hakikat dakwah. Termasuk dalam komponen ini diantaranya : Ulumul
Qur’an, Ulumul Hadits, Usul fiqih, Tafsir, Hadits, Sejarah Peradaban Islam,
Ilmu komunikasi, Psikologi, Sosiologi, Antropologi, dan Filsafat. Adapun bentuk kerja sama antar ilmu dakwah dengan
ilmu lainnya atau keterkaitan ilmu dakwah dengan ilmu lainnya antara lain
sebagai berikut:
1.
Hubungan Ilmu Bantu Dakwah dengan Ilmu Agama Islam yaitu:
Ilmu dakwah sendiri membahas tentang bentuk
penyampaian ajaran Islam. Dan inti ajaran Islam adalah aqidah, syariah dan
akhlaq, yang kemudian membentuk sebuah ilmu tersendiri yaitu ilmu tauhid,
Syariah (ilmu fiqh) dan ilmu akhlaq yang disebut dengan ilmu agama Islam. Dan
itu semua merupakan bentuk materi dakwah. Kemudian materi tersebut digunakan
oleh seorang da’i untuk berdakwah.
Jadi ilmu agama membutuhkan bantuan ilmu dakwah
untuk disampaikan kepada umat manusia agar dapat diterima dengan baik dan
diamalkan. Kalau ilmu agama tidak disampaikan maka ilmu itu merupakan suatu ide
belaka yang tidak bisa terwujud dalam kenyataan serta tidak diketahui orang
lain.
2.
Hubungan Ilmu Bantu Dakwah dengan Ilmu Sosial Politik yaitu:
Ilmu-ilmu Sosial menerangkan berbagai macam segi
kehidupan individu dan sosial secara detail dan terperinci. Ilmu ini dapat
membantu ilmu dakwah dalam memahami masyarakat tersebut, sebab penyampain
ajaran Islam yang menjadi sarana ilmu dakwah sangat komplek yang menyangkut
segi struktur sosial, proses sosial, interaksi sosial, dan perubahan sosial
seperti yang dibahas dalam sosiologi, maupun tingkah laku manusia sebagai
pribadi sosial dan masalah-masalah kejiwaan lainnya seperti yang dikaji dalam
ilmu psikologi dan psikologi sosial.
Untuk pelaksanaan dakwah itu sendiri, pengetahuan
seorang da’i yang luas tentang segi-segi kehidupan individu dan sosial tersebut
sangat dominan implikasinya dalam menentukan pendekatan dan cara-cara dakwah
yang tepat. Tanpa pengetahuan yang demikian ini dakwah tidak akan mengenal
bahkan tidak akan memiliki pengaruh keagamaan yang berarti bagi individu dan
masyarakat yang menerimanya.
3.
Hubungan Ilmu Bantu Dakwah dengan Ilmu Normatif Metodologis
Ilmu-ilmu
normatif adalah ilmu-ilmu yang membicarakan bagaimana seharusnya sesuatu itu,
sebagai kebalikan dari ilmu-ilmu positif yang membicarakan suatu menurut apa
adanya. Yang termasuk ilmu normatif adalah: ilmu penelitian (riset), ilmu
logika, ilmu bimbingan, dan penyuluhan, retorika, publisistik atau komunikasi,
dan sebagainya
3.1 Ilmu Dakwah dan Ilmu Penelitian (riset)
Ilmu dakwah sangat memerlukan bantuan ilmu
penelitian atau metode riset, baik untuk merumuskan dakwah sebagai ilmu maupun
mengembangkan lebih lanjut. Bagi pelaksanaan dakwah itu sendiri metode riset
ini juga dapat dipakai untuk memahami masyarakatt dengan berbagai persoalan
sebelum dakwah dilaksanakan sehingga dapat dengan mudah menemukan bentuk pendekatan
dan cara-cara dakwah yang akan dilaksanakan.
3.2 Ilmu dakwah dan Logika
Logika adalah ilmu yang mempelajari cara-cara
berpikir dengan benar, tidak ada ilmu yang tidak memerlukan cara berpikir yang
benar, oleh karena itu logika ini diperlukan oleh setiap ilmu, sehingga ilmu
itu diberi predikat : “Ilmu mizan atau Mu’rajul Ulum” yang artinya ilmu
pertimbangan ukuran yang menjadi jembatan bagi segala ilmu. Bagi ilmu dakwah
ilmu logika ini sangat membantu seorang da’i sehingga ia dapat menuturkan
dakwahnya secara logis dengan argumentasi penalaran yang tepat.[4]
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu
dakwah adalah ilmu yang membahas tentang
bentuk-bentuk penyampaian ajaran islam kepada seseorang atau sekelompok orang
terutama mengenai bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia agar mereka
menerima dan mengamalkan ajaran secara kaffah.
Setiap
ilmu pengetahuan mempunyai objek studi, karena ia merupakan salah satu
pokok syarat ilmu pengetahuan, di samping syarat-syarat lain yakni
metodik, universal, dan sistematis.Ilmu dakwah sebagai disiplin ilmu dapat
distrukturkan sebagai berikut : pertama Ilmu dasar teoritik, yaitu:
disiplin ilmu yang memberikan kerangka
teori dan metodologi dalam dakwah Islam.Kedua
ilmu teknik/terapan, yaitu: disiplin ilmu yang memberikan kerangka teknis/operasional
kagiatan dakwah Islam. Disiplin ini memberikan kemampuan teknis keahlian
profesi dan disebut ilmu terapan/teknis-operasional dakwah (teknologi dakwah).
Ilmu
dakwah selalu membutuhkan bantuan ilmu-ilmu lainnya di dalam memahami objek
studi materi dan objek studi formanya.
B. Saran.
Makalah
ini mungkin masih banyak kekurangan oleh sebab itu kami berharap adanya kritik
maupun saran untuk penyempurnaan makalah ini. Makalah ini juga ditujukan kepada
mahasiswa khususnya fakultas Dakwah untuk dapat mengenal lebih dalam tentang
perkembangan dakwah hingga menjadi sebuah disiplin ilmu pengetahuan serta
aplikasi-aplikasi yang menemani ilmu dakwah. Dengan munculnya ilmu dakwah
diharapkan dapat menjadi sebuah sarana yang menyebarluaskan agama islam kepada
masyarakat dan dapat membentuk masyarakat yang berbudaya islami. Kami
juga sangat berharap pendalaman dan pemahaman mengenai ilmu dakwah ini
agar di kemudian hari ilmu dakwah akan mendapat ruang yang setempat dengan
ilmu-ilmu yang lain di hati masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Aliyudin dan Enjang, 2009, Dasar – Dasar Ilmu Dakwah, Bandung: Widya
Padjadjaran.
Moh Ali Aziz, 2004, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media.
Muhammad Sulthon, 2003, Desain Ilmu Dakwah,Semarang: Pustaka
Pelajar Offset.
[1] Sulthon
Muhammad, Desain Ilmu Dakwah,
Semarang: Pustaka Pelajar Offset, 2003, hal 122.
[2] Enjang
& Aliyudin, Dasar – Dasar Ilmu Dakwah,
Bandung: Widya Padjadjaran, 2009, hal 37.
[3]Sulthon
Muhammad, Desain Ilmu Dakwah,
Semarang: Pustaka Pelajar Offset, 2003, hal 124.
[4] Ali Aziz
Moh, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada
Media, 2004, hal 204.
0 komentar:
Post a Comment