Hadits Periode 6 Ashru At-Tahdib wa At-Tartibi wa Al-Istidraqi wa Al-fami’
PERIODE KE ENAM
ABAD IV SAMPAI PERTENGAHAN ABAD VII HIJRY
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ulumul Hadits
Dosen Pengampu : M. Zain Yusuf, Drs. H.,.M.M.
Disusun Oleh :
Maliyatuz Zaniyah (131311121)
M. Ahsanul Waro (131311122)
M. Nasik
Alhamd (131311123)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
PENDAHULUAN
Periode keenam
ini dimulai dari abad IV hingga tahun 656 H, yaitu pada abad ‘Abasiyyah
angkatan kedua (khalifah Al-Muqtadir sampai Khalifah Al-Mu’tashim ). Periode
ini dinamakan Ashru At-Tahdib wa
At-Tartibi wa Al-Istidraqi wa Al-fami’.[1]
Ulama-ulama hadis yang muncul pada abad ke-2 dan ke-3, digelari Mutaqaddimin, yang mengumpulkan hadis
dengan semata-mata berpegang pada usaha sendiri dan pemeriksaan sendiri, dengan
menemui para penghapalnya yang tersebar di setiap plosok dan penjuru negara
arab, parsi, dan lain-lainnya.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
keadaan politik dalam periode ini ?
2.
Bagaimana
kegiatan ulama hadis pada periode ini ?
3.
Apa saja
ciri-ciri sistem pembukuan hadits pada periode ini ?
PEMBAHASAN
1.
Keadaan politik
Dalam periode ini
Sejak abad ke IV, daulah Islamiyah mengalami kemunduran. Lahirlah
beberapa daulah Islamiyah kecil yang takberdaya. Di kawasan barat, Bani Umayyah
di Andalusia dipimpin oleh Abdur Rahman An-Nashir menyatakan diri memisahkan
dari Daulah Abbasiyah dan mengatakan sebagai Amirul Mukminin juga. Di afrika
Utara, golongan Syi’ah Ismailiyah di bawah pimpinan Ubaidillah Al-Mahdi
Al-Fathimi mendirikan daulah Fathimiyah. Ubadillah juga menyatakan diri sebagai
Amirul Mukminin. Di Yaman, golongan Syi’ah Zaidiyah juga mendirikan daulah
sendiri, terpisah dari Daulah Abbasiyah yang ada Di Baghdad. Sedang di Baghdad
sendiri, walaupun yang berkuasa secara format dari Bani Abbasiyah, tetapi
secara praktis kekuasaan dipegang oleh Bani Ad-Dailamy yang dikenal juga dengan
Bani Buwaih. Di Mosul dan Halb, Bani Hamdan mengaku juga sebagai Bani Abbasiyah
dan berkuasa di kedua daerah itu.
Antardaulah Islamiyah tersebut, timbul keinginan saling menguasai.
Mereka saling menyerang dan saling mengaku sebagai penguasa tertinggi terhadap
daulah Islamiyah yang ada.
Demikian gambaran kecil tentang keadaan dunia. Islam pada masa itu.
Dengan gambaran ini telah dapat di bayangkan
betapa lemahnya daulah Islamiyah. Sehingga pada
waktu tentara Tartar (dari bangsa
mongol) di bawah pimpinan jengis khan datang
menyerbu daulah-daulah Islamiyah, para penguasa
Islam sama sekali tidak berdaya lagi. Dan tatkala
Holako Khan, cucu jengis Khan menyerbu Baghdad dan membunuh Khalifah
dari Bani Abbas, maka sempurnalah keruntuhan kekuasaan Islam yang pernah cermelang
di bumi ini. Masa yang sangat memilukan ini, terjadi pada
pertengahan abad VII hijry, yang oleh ahli sejarah, di
tetapkan sebagai pemisah antara masa sejarah Islami kuno dengan masa sejarah
Islam pertengahan .
2.
KEGIATAN ULAMA
HADIST PADA PERIODE INI
Walaupun pada periode ini daulah
Islamiyah mulai melemah dan akhirnya runtuh, tetapi kegiatan Ulama dalam
melestarikan Hadist tidaklah terlalu terpengaruh. Sebab kenyataanya , tidak
sedikit Ulama yang tetap menekuni dan bersungguh-sungguh memelihara dan
mengembangkan pembinaan Hadist, sekalipun caranya tidak lagi sama dengan Ulama
pada periode sebelumnya.
Sebagimana telah dibahas dalam bab
yang lalu, pada abad III hampir seluruh
Hadits Nabi telah berhasil didewankan (dibukukan) oleh para ulama. Oleh karena
itu, pada abad IV tinggal sedikit lagi Hadits-hadits shahih yang masih
dikumpulkan dan dibukukan. Kitab-kitab Hadits yang telah berhasil disusun pada
abad IV dan dari padanya dapat dijumpai Hadits-hadits Shahih di luar dari
kitab-kitab Hadits abad III, antara lain adalah:
1.
As-Shahih,
susunan Ibnu Khuzaimah (313 H)
2.
Al-Anwa’
wat-Taqsim, susunan Ibnu Hibban (354 H)
3.
Al-Musnad,
susunan Abu Awanah
4.
Al-Muntaqa,
susunan Ibnu Jarud
5.
Al-Mukhtarah,
susunan Muhammad bin Abdul Wahid Al-Maqdisy.
Dengan melihat bahwa para Ulama Hadits pada abad IV tidak lagi
banyak yang mengadakan perlawatan ke daerah-daerah seperti yang telah dilakukan oleh Ulama pada abad III,
maka Adz-Dzahaby menjadi penghujung tahun 300 H sebagai batas yang memisahkan
antara masa Ulama Mutaqaddimin dengan
Ulama Muta’akhirin.
Pada periode keenam ini, Ulama Hadits pada umumnya hanya
memperpegangi kitab-kitab hadits yang telah ada, sebab seluruh hadis pada abad
IV (awal periode ke enam ini), telah terhimpun dalam kitab-kitab hadis
tersebut. Kegiatan ulama yang menonjol dalam memelihara dan mengembangkan hadis
nabi yang telah terhimpun dalam kitab-kitab hadis tersebut, adalah :
a)
Mempelajarinya
b)
Menghafalnya
c)
Memeriksa dan
menyelidiki sanad-sanadnya
d)
Menyusun
kitab-kitab baru dengan tujuan untuk
memelihara, menerbitkan dan menghimpun segala sanad dan matan yang saling
berhubungan serta yang telah termuat secara terpisah dalam kitab-kitab yang
telah ada tersebut.
3.
CIRI-CIRI SISTEM PEMBUKUAN HADITS PADA
PERIODE INI
Ulama hadis pada periode ini, selain
menyusun kitab-kitab hadis seperti yang telah ditempuh oleh ulama pada periode
sebelumnya, misalnya dengan sistem mushannaf dan musnad, juga menyusun kitab
dengan sistem baru. Yakni yang dikenal dengan istilah :
1)
Kitab athraf
Yakni kitab hadis yang hanya menyebut sebagian-sebagian dari
matan-matan hadis tertentu kemudian menjelaskan seluruh sanad dari matan itu,
baik sand yang berasal dari kitab hadis yang dikutib matannya itu maupun dari
kitab-kitab lainnya. Misalnya :
1.
Athrafus
shahihaini, susunan ibrahim Ad-Dimasyqy (wafat tahun 400 H)
2.
Athrafus
shahihaini, susunan Abu Muhammad Khalaf Ibnu Muhammad Al-wasithy (401 H)
3.
Athrafus
sunanil arba’ah, susunan ibnu Asakir Ad-Dimasyqy (571 H)
4.
Athraful
kutubis sittah, susunan Muhammad Ibnu Thahir Al-Maqdisy (507 H)
2)
Kitab
mustakhraj
Yakni kitab hadis yang memuat matan-matan hadis yang diriwayatkan
oleh bukhari atau Muslim atau kedua-duanya atau lainnya, kemudian si penyusun
meriwayatkan matan-matan hadis tersebut dengan sanad sendiri yang berbeda. Misalnya :
1. Mustakhraj Shahih Bukhori, susunan jurjany
2. Mustakhraj Shahih Muslim, susunan Abu
Awanah (316 H)
3. Mustakhraj Bukhori-Muslim, susunsn Abu
Bakar Ibnu Abdan As-Sirazy (388 H)
3) Kitab Mustadrak
Yakni kitab Hadits yang mengimpun
Hadts-hadits yang memiliki syarat-syarat Bukhori dan Muslim atau yang memiliki
salah satu syarat dari keduanya. Misalnya :
1. Al-Mustadrak, susunan Al-Hakim (321-405 H)
2. Al-Ilzamat, susunan Ad-Daraquthny (306-385
H)
4) Kitab Jami’
Yakni kitab Hadits yang menghimpun
Hadits-hadits Nabi yang telah termuat dalam kitab-kitab yang telah ada.
Misalnya :
a. Yang menghimpun Hadits-hadits Shahih
Bukhori dan Muslim :
1. Al-Jami’ bainas Shahihaini, susunan Ibnu
Furat ( Ismail Ibnu Muhammad) - (414 H)
2. Al-Jami’ bainas Shahihaini, susunan
Muhammad Ibnu Nashr Al-Humaidy (488 H)
3. Al-Jami’ bainas Shahihaini, susunan
Al-Baghawy (516 H).
b. Yang menghimpun Hadits-hadits Nabi dari
Al-kutubus Sittah :
1. Tajridus Shihah, susunan Razim Mu’awiyah,
kemudian disempurnakan oleh Ibnu Atsir Al-Jazary pada kitab yang dierinya
judul: Al-Jami’ul Ushul li Ahaditsir Rasul.
2. Al-Jami’, susunan Ibnu Kharrat (582 H)
c. Yang menghimpun Hadits-hadits Nabi dari
berbagai Kitab Hadits :
1. Mashabihus Sunnah, susunan Al-Baghawy (516
H), kemudian disaring oleh Al-Khatib At-Tabrizy dengan judul: Misyjatul Mashabih.
2. Jami’ul Masanid wal Alqab, susunan Abdur
Rahman Ibnu Ali Al-Jauzy (597 H). kemudian kitab ini diterbitkan oleh
Ath-Thabary (964 H).
3. Bahrul Asanid, susunan Al-Hasan Ibnu Ahmad
As- Samarqandy (491 H).[2]
KESIMPULAN
Jadi Periode
keenam ini dimulai dari abad IV hingga tahun 656 H, yaitu pada abad ‘Abasiyyah
angkatan kedua (khalifah Al-Muqtadir sampai Khalifah Al-Mu’tashim ). Periode
ini dinamakan Ashru At-Tahdib wa
At-Tartibi wa Al-Istidraqi wa Al-fami’.
PENUTUP
Demikian makalah yang
dapat pemakalah sampikan. Pemakalah menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih ada kesalahan dan kekurangan. Untuk itu pemakalah mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk mencapai kesempurnaan dalam pembuatan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pelajaran
kepada kita semua. Amin....
DAFTAR PUSTAKA
Suryadi, Agus dan
Solahudin. 2008. Ulumul Hadits. Bandung: CV.
PUSTAKA SETIA.
Ismail, Syuhudi. 1991. Pengantar Ilmu Hadits. Bandung:
ANGKASA.
0 komentar:
Post a Comment