September 12, 2015

Persepsi dan Komunikasi Organisasi


       I.            Latar Belakang
Persepsi dan komunikasi ini amat erat dan penting sekali diketahui guna memahami ilmu prilaku ini. Komunikasi terjadi jika seseorang ingin menyampaikan informasi kepada orang lain. dan komunikasi tersebut dapat berjalan baik dan tepat dan jika penyampaian informasi tadi menyampaikannya dengan patut, dan penerima informasi menerimanya tidak dalam bentuk distorsi.
Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif  yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Persepsi adalah suatu proses kognitif yang kompleks dan yang menghasilkan suatu gambar unik tentang kenyataan yang barangkali sangat berbeda dengan kenyataannya.
Adapun komunikasi organisasi adalah suatu komunikasi yang terdiri dalam suatu organisasi tertentu. Kalau dalam organisasi dikenal adanya struktur formal dan informal maka dalam komunikasinya yang kiranya juga amat penting dikemukakan sebagai unsur kontinum yang ketiga ialah komunikasi antarpribadi.
    II.            Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian tentang persepsi?
2.      Bagaimana faktor yang mempengaruhi persepsi ?
3.      Bagamai teori atribusi?
4.      Bagaimana pengertian tentang komunikasi?
5.      Bagaimana fungsi komunikasi?
6.      Bagaimana proses komunikasi?
 III.            Pembahasan
A.    Pengertian Persepsi
Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan penafsiran yang unik terhadap situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.[1]
Adapun pengertian lain, Persepsi merupakan proses menerima informasi membuat pengertian tentang dunia di sekitar kita. Hal tersebut memerlukan pertimbangan informasi mana perlu di perhatikan,bagaimana mengkatagorikan informasi,dan bagaimana menginterprestasikannya  dalam  kerangka kerja pengetahuan kita yang telah ada .[2]
B.     Faktor Memengaruhi Persepsi
Faktor yang mempengaruhi persepsi (Robbins 2007 ) adalah sebagai berikut:
a.       Pemberian Kesan / pelaku pesan
Bila seseorang memandang suatu obyek dan mencoba mnginterprestasikan apa yang dilihatnya tersebut, maka interprestasinya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristiknya dalam hal ini adalah karakteristik sipemberi kesan / penilai.
b.      Sasaran / target / obyek
Ciri-ciri pada sasaran atau obyek yang sedang diamati dapat mempengaruhi persepsi. Orang yang penampilannya sangat menarik / tidak menarik lebih mudah untuk dikenal atau ditandai.
c.       Situasi
Situasi atau konteks di mana melihat suatu kejadian atau obyek juga penting. Unsur- unsur lingkungan sangat mempengaruhi persepsi seseorang. Obyek yang sama pada hari berbeda bisa menyisakan persepsi yang berbeda.[3]
C.    Teori Atribusi
Teori atribusi berusaha menjelaskan cara kita mempertimbangkan orang secara berbeda, tergantung pada arti dan makna yang kita hubungkan pada perilaku tertentu. Apabila kita mengamati perilaku individu, kita berusaha mempertimbangkan apakah disebabkan faktor internal atau eksternal. Perilaku ysng disebabkan oleh faktor internal adalah faktor yang kita yakini dibawah kontrol pribadi individu. Sedangkan perilaku yang disebabkan faktor eksternal adalah apa yang kita bayangkan adalah situasi memaksa individu melakukannya.
            Tetapi pertimbangannya terutama tergantung pada tiga faktor, yaitu :
a.       Distinctivenes
Menunjukkan bahwa individu menunjukkan perilaku berbeda dalam situasi yang berbeda. consensus.
b.      Consensus
Apabila setiap orang yang menghadapi situasi yang sama merespon dengan cara yang sama, maka dapat dikatakan bahwa perilakunya menunjukkan
c.       Consistency
Dalam tindakan orang akan terjadi apabila orang merespon dengan cara yang sama sepanjang waktu.[4]
D.    Pengertian Komunikasi
Banyak ahli yang telah memberikan definisi tentang komunikasi. Miller (1996) dalam Nimran (1999) mengatakan bahwa komunikasi adalah kegiatan dengan mana seseorang (sumber) secara sungguh-sungguh memindahkan stimuli guna mendapatkan tanggapan. Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita (1997) mendefinisikan komunikasi sebagai penyampaian atau pertukaran informasi dari pengirim kepada penerima baik lisan, tertulis maupun menggunakan alat komunikasi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya komunikasi adalah merupakan proses penyampaian informasi dari satu pihak baik individu, kelompok atau organisasi sebagai sender kepada pihak lain sebagai receiver untuk memahami dan terbuka peluang memberikan respon balik kepada sender.
E.     Fungsi komunikasi
Komunikasi menjalankan empat fungsi utama dalam suatu kelompok/organisasi yaitu:
                     a)         Fungsi pengendalian, komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota organisasi agar mereka mematuhi semua aturan dan hierarki wewenang dalam organisasi.
                     b)         Fungsi motivasi, menjelaskan pada para anggota apa yang harus dikerjakan dan bagaimana dapat bekerja dengan baik.
                     c)         Fungsi sarana pengungkapan emosi, dengan komunikasi para anggota dapat mengungkapkan kekecewaan atau rasa puas yang mereka rasakan.
                     d)         Fungsi informasi, dengan komunikasi semua keputusan dapat diambil dan dapat diteruskan pada semua anggota organisasi.[5]
F.     Proses Komunikasi
proses komunikasi menurut pendapat di antara para pakar pada umumnya kurang lebih sama. Perbedaan sering terjadi dalam cara menggambarkan prosesnya. Secara umum, kelompok dalam proses komunikasi dapat disampaikan sebagai berikut:        
a.       Sender, adalah individu, kelompok atau organisasi yang mengingkinkan menyampaikan pesan kepada individu, kelompok atau organisasi lain, yaitu receiver.
b.      Encoding, adalah menerjemahkan pemikiran tentang apa yang ingin disampaikan ke dalam kode atau bahasa yang dapat dimengerti orang lain. Ini membentuk dasar dari massage atau pesan. Kemudian perlu memilih saluran yang dipergunakan untuk membagikan pesan.
c.       Massage, adalah pesan yang merupakan informasi yang ingin disampaikan sender kepada receiver.
d.      Channel atau medium, merupakan saluran yang akan dipakai untuk menyampaikan pesan. Variasi saluran komunikasi sangat banyak dan berjenjang tingkat kekuatan komunikasinya.
e.       Decoding, memecahkan sandi, merupakan proses menginterprestasikan dan membuat masuk akal suatu pesan yang diterima receiver.
f.       Receiver, adalah orang, kelompok, atau organisasi kepada siapa pesan dimaksudkan untuk diterima. Kemudian  receiver menciptakan arti dari pesan yang diterimanya.
g.      Noise, merupakan sesuatu yang mengganggu terhadap penyampaian dan pemahaman terhadap pesan. Ini dapat memengaruhi setiap bagian dari proses komunikasi. Merupakan faktor yang dapat mendistori kejelasan pesan pada setiap titik selama proses komunikasi.
h.      Feedback, merupakan pengetahuan tentang dampak pesan pada receiver dan menimbulkan reaksi receiver disampaikan kepada sender.[6]
 IV.            Kesimpulan
Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.
Hal yang menarik dari persepsi adalah proses persepsi, yaitu suatu proses bagaimana seseorang bisa tertarik pada suatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi mengenai obyek tersebut.Faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu : pemberi kesan, sasaran, dan situasi.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Terdapat banyak rumusan tentang pengertian komunikasi, semakin banyak orang menulis, maka semakin beragam pula pengertian dan rumusan dari istilah ‘komunikasi’. Dalam perilaku organisasi, komunikasi adalah suatu proses antar orang atau antar pribadi yang melibatkan suatu usaha untuk mengubah perilaku.Proses komunikasi antara lain : sender, encoding, message, channel, decoding, receiver, noise, dan feedback.
    V.            Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah kami ini. Kami sadar bahwa makalah ini masih sangat jauh dari harapan. Meskipun demikian, inilah yang dapat kami lakukan, karena terbatasnya pengetahuan dan rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalh ini, penulis banyak berharap para pembaca bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi para penulis khususnya juga bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Ardana, Komang. Mujiati, Ni Wayan. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE-UGM. 2008
Wahjono, Sentot Imam.  Perilaku Organisasi.Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010
Wibowo. Perilaku  Dalam Organisasi.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 2013
Thoha, Miftah. Perilaku Organisasi. Jakarta : PT RajaGrafindo. 2005.




[1] Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2005), hal. 141-142.
[2] Prof. Dr. Wibowo, Perilaku dalam Organisasi, ( Jakarta : Rajawali Pers, 2013), hal. 59.
[3] Komang Ardana,Ni Wayan Mujiati, Perilaku Keorganisasian,Yogyakarta: BPFE-UGM.hal.20
[4] Ibid. Hal.62
[5] Sentot Imam Wahjono, Perilaku Organisasi,Yogyakarta: Graha Ilmu 2010, Hlm. 218
[6] Op.cit, hal.243-244

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2015 Baca Online dan Seputar Blog
| Distributed By Gooyaabi Templates