Rumpelstiltskin
Karya : Grimms
Dahulu kala ada seorang penggiling gandum. Dia adalah laki-laki bodoh yang selalu berbicara tanpa berpikir panjang.
Suatu hari, raja berkuda melintasi penggilingan bersama para pemburunya. Anak perempuan penggiling gandum itu sedang duduk memintal di pintu depan. Raja terpesona melihat kecantikan gadis itu sehingga dia mulai berbicara padanya. Ayahnya segera datang dan mulai mengatakan kepada raja betapa luar biasa putrinya itu.
“Wah, Yang Mulia, dia bahkan dapat memintal jerami jadi emas!” kata penggiling gandum itu.
Gadis malang itu terdiam, dia tidak bisa melakukan hal seperti itu, tapi raja merasa itu adalah cara terbaik untuk mengisi kembali ruang harta istana yang sudah agak kosong. Jadi, dia membawa putri itu ke istana. Dia mengajak gadis itu ke dalam ruangan berisi setumpuk besar jerami dan menyuruhnya memintal semua jerami yang ada jadi emas. Kalau tidak, keesokan harinya akan ada hal buruk yang menimpanya.
Segera setelah pintu dikunci, gadis itu mulai menangis. Tidak mungkin melakukan tugas itu. Tapi kemudian terdengarlah suara kecil.
“Berhentilah menangis! Kamu akan membuat semua jerami basah dan kita tidak akan bisa membuatnya menjadi emas!”
Di depan gadis itu berdiri laki-laki kecil aneh. Tubuhnya bulat keil, kakinya kurus panjang dengan telapak kaki yang besar. Bajunya sudah rusak dan dia memakai topi tua tingi di kepalanya.
“Kalau kamu berikan kalung, aku akan melakukan apa yang raja perintahkan,” ujarnya tidak sabar.
Putri penggiling tepung melepaskan kalungnya dan memberikannya pada laki-laki itu. Laki-laki itu memasukkan kalung itu ke dalam salah satu sakunya dan duduk dekat alat pintal. Alat pintal mulai bekerja.
Tumpukkan jerami jadi makin rendah, tapi gundukkan emas berkilau makin tinggi. Saat sinar matahari menembus jendela, semuanya sudah selesai. Laki-laki kecil aneh itu menghilang secepat kemunculannya.
Raja senang melihat tumpukan emas yang tinggiitu dan dia melamar anak perempuan penggiling tepung itu. Gadis itu malu-malu untuk menjawabnya sehingga Raja menganggap sikap diamnya sebagai tanda setuju, kemudian mereka menikah siang itu juga.
Untuk sementara semuanya berjalan baik. Tapi ketika ruang harta kosong lagi, sekali lagi gadis malang itu, yang sekarang menjadi ratu, dikunci dalam sebuah ruangan bersama setumpuk jerami dan alat pintal.
Saat Ratu menangis, sekali lagi laki-laki kecil aneh itu datang padanya lagi. Ratu meminta bantuannya lagi dan menawarkan padanya seluruh permata mahal yang dienakannya. Tapi kali ini laki-laki kecil aneh itu tidak tertarik dengan perhiasaan.
“Kamu harus berjanji akan memberikan anak pertamamu kepadaku,” bisiknya.
Ratu putus asa. Tapi dia berjanji dan laki-laki itu duduk dekat alat pintal. Tumpukan emas besar muncul di samping alat pintal, dan saat fajar, semua jerami itu telah hilang. Raja sangat senang dan untuk sementara semuanya baik. Kemudian Ratu melahirkan seorang bayi canti dan dia teringat akan janjinya yang menakutkan pada laki-laki itu muncul di dekat tempat tidur sang bayi. Ratu menangis tersedu-sedu.
“Kamu selalu begitu,” ujar laki-laki kecil dengan jengkel, “selalu menangis!”
“Aku akan melakukan apa pun, tapi jangan ambil bayiku,” tangis ratu.
“Baik, kalau begitu, apa pun yang membuatmu berhenti menangis,” ujar laki-laki kecil itu, yang menjadi basah kuyup karena air mata Ratu.
“Kalau kamu bisa menebak namaku dalam tiga hari, aku akan biarkan kamu merawat bayi itu,” ujarnya dan dia menghilang secara tiba-tiba seperti kemunculannya.
Esok paginya laki-laki kecil itu muncul kembali. Ratu mengutus orangnya ke segala penjuru untuk mengetahui nama laki-laki aneh itu.
“Apakah Lacelegs?” tanyanya.
“Bukan!”
“Apakah Wimbleshanks?”
“Bukan!”
“Apakah Bandyknees?”
“Bukan!”
Ratu mengutus lebih banyak orang lagi ke negeri-negeri yang jauh di perbatasan kerajaan. Pagi kedua laki-laki kecil itu muncul di samping buaian.
“Apakah namamu Bluenose?”
“Bukan!”
“Apakah Longtooth?”
“Bukan!”
“Apakah Skinnyribs?”
“Tidak”, dan laki-laki itu menghilang sambil tertawa mengejek.
Ratu menunggu sepanjang malam sementara utusannya datang satu per satu, dan saat hampir putus harapan untuk menyelamatkan bayinya yang begitu berharga, datanglah utusan terakhir. Utusan itu sangat lelah, tapi dia membawa kabar gembira untuk Ratu. Di hutan yang gelap dan panjang, dia melihat laki-laki kecil aneh sedang menari mengelilingi api unggun, menyanyikan lagu.
Hari ini memasak, hari ini aku memanggang
Esok hari aku akan membawa bayi.
Ratu akan kalah dalam permainan ini, Rumpelstiltskin lah namaku!
Laki-laki kecil aneh itu muncul di dekat buaian. Ratu berpura-pura masih belum mengetahui namanya.
“Apakah Gingerteeth?” tanyanya.
“Bukan!” ujar laki-laki kecil itu, sambil mengangkat bayi itu.
“Apakah Silverhair?” tanya ratu.
“Bukan!” ujar laki-laki kecil itu, dan dia mulai melangkah menuju pintu dengan senyum jahatnya.
“Apakah Rumpelstiltskin?” tanya Ratu, dan dia mengejar lak-laki kecil aneh itu.
“Pasti ada penyihir yang mengatakannya!” jerit laki-laki kecil itu, dan dia mengentakkan kakinya begitu keras sehingga jatuh menembus lantai dan tidak pernah terlihat lagi.
Ratu menceritakan kepada Raja seluruh kisahnya dan Raja sangat senang bayi dan permaisurinya selamat sehingga dia lupa memarahi penggiling tepung itu karena telah berbohong sejak awal.
0 komentar:
Post a Comment